My Bad Boy Part 15 (End)

Shilla pov

“eoni!”panggil Hyo ke arahku. Mau apa lagi ia menemuiku?

“Kajima!”ucapnya sambil terengah.

“Eh?”

Hyo kemudian mengapit lenganku dan menyeretku pergi. Aku hanya dibuat bingung dengan kelakuannya. Ia membawaku masuk dalam mobilnya.

“Hyo-ya eoni masih harus kerja”sergahku. Kenyataanya ini memang masih jam kerjaku. Tapi Hyo bahkan tak menggubrisku sedikitpun. Ia melajukan mobilnya ke tempat yang aku tak tahu dimana.

Tunggu dulu. Inikan apartemen Siwon Oppa. Mau apa dia membawaku kemari?

“Masuklah eoni”perintahnya sambil membukakan pintu untukku.

“Bu..bukankah ini apartemen Siwon Oppa? Untuk apa kita kemari?”

“Apartemen Oppa apartemenku juga. masuklah eoni”ucapnya lagi yang sudah membawaku di depan sebuah kamar. Aku antara enggan untuk masuk atau tidak. Dan dari tata letak kamar ini aku tahu ini bukan kamar Hyo.

Mungkinkah ini kamar Siwon Oppa?

“Tenang Siwon Oppa sedang tak dirumah”ucapnya yang membuatku semakin yakin kalau ini kamar Siwon.

“Ta..tapi. apa tidak apa?”

“Tenanglah eon. Aku hanya ingin menunjukkan sesuatu padamu”ujarnya.

“Apa?”

Hyora tak menjawab. Ia malah menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Ia mendesah berat.

“Aku tak tahu apa yang harus kulakukan untuk mencairkan hatinya yang beku”ucapnya yang membuatku bingung.

“Eh?”

“Dia terlalu keras kepala. Tapi kumohon jangan pergi eoni. Hanya kau satu-satunya yang bisa menaklukkanya”

“Kau…”

“Aku tahu. Eoni akan ke Jepang kan? Tapi kumohon jangan pergi”ucapnya memohon.

“Mianhae Hyo. Tapi eoni sudah memutuskan.”

Kudengar Hyo menghela napasnya. Ia kemudian berjalan ke arah meja. Ia merogoh sesuatu dalam laci. Ia duduk lagi disampingku dan menyerahkan ‘benda’ itu.

Sebuah jurnal kurasa. Atau apapun itu. tapi yang jelas warnanya coklat. “Bukalah!”titah Hyo. Kuturuti saja.

Mataku terbelalak saat satu persatu halaman jurnal ini kubuka. Jantungku berpacu ratusan kali lebih cepat. Seakan tak percaya aku hanya menatap jurnal itu dalam diam.

“Itu jurnal Siwon Oppa. Eoni lihat kan? Dia juga sama dengan eoni.”ucap Hyo. Aku masih tak bisa mencerna kata-katanya. Masih terlalu syok dengan pemandangan di depanku.

Jurnal ini benar-benar membuatku bingung. Setiap detail isinya membuatku tak percaya.

Bukan jurnal yang berisi dengan untaian kata indah. Ataupun jurnal yang berisi ungkapan keseharian kita. Melainkan jurnal yang berisikan kumpulan foto.

Kumpulan foto yang menggambarkan ribuan memori. Meski hanya tempelan foto-foto kecil tapi dengan sekali lihat aku tahu ini penuh makna.

Dan yang lebih membuatku heran adalah dalam jurnal ini banyak sekali foto diriku. Foto dari masa high school yang aku yakini adalah hasil candid. Aku tak menyadarinya. Hanya sang pengambil foto yang tahu. Dan siapa orang itu? ya, Choi Siwon.

Aku tak tahu kalau ia mengabadikan momen-momen diriku. Aku tak mengerti. Sementara di depanku ia selalu menunjukkan sifat acuhnya. Tapi ternyata?

Air mataku menetes. Entah kenapa.

“Dia juga mengagumi eoni. Hanya saja ia terlalu naïf untuk mengakuinya. Bahkan ia juga sering cerita tentang eoni padaku”ucap Hyo lagi. Aku hanya menatapnya tak mengerti.

“Saat di NY dia sering cerita tentang eoni. Ya meskipun ia bilangnya kalau eoni adalah manusia paling menyebalkan dalam hidupnya. Kalau eoni kemanapun selalu menguntitnya. Tapi dari caranya menceritakan eoni aku tahu ada sesuatu yang lain dari nada bicaranya. Seolah ia memang memahami eoni. Seolah ia merindukan momen dimana eoni selalu mengikutinya.”jelas Hyo. Aku hanya bisa menatapnya tak percaya.

“Dia juga mencintai eoni. Hanya saja ia tak menyadarinya, tak pernah mau untuk menyadarinya. Untuk itu eoni jangan pergi!”

Aku terisak mendengar penjelasan Hyo. Antara percaya dan tak percaya. Tapi Hyo bukan tipe gadis yang dengan mudah berbohong.

Saat aku sudah mulai bisa mengontrol emosiku aku angkat bicara. “Masalahnya eoni sudah membuat keputusan Hyo”

“Tapi Oppa juga mencintaimu eoni. Tunggulah sedikit lagi”pinta Hyo.

“Aku lelah Hyo. 3 tahun aku habiskan untuk menguntitnya, berharap ia akan menganggapku ada. Tapi nyatanya tidak. Lalu dia pergi dan aku habiskan 3 tahun hidupku berikutnya untuk menunggunya. Berharap saat ia kembali ia berubah dan bisa menerimaku. Tapi nyatanya tidak kan? Aku lelah Hyo. Aku tak akan sanggup untuk menunggunya lagi. Bagaimana kalau kenyataanya ia tak pernah berubah?”

Hyo diam. aku tahu ia tak punya hak untuk menjawabnya. Karena aku tahu tak ada yang bisa menjawabnya selain orang yang bersangkutan.

“Eoni mianhae”ucapnya sambil memelukku.

“Gwenchana. Sekarang jangan paksa eoni untuk tetap tinggal”

“Tapi aku terlanjur menyayangimu eoni. Aku sangat berharap bisa mempunyai eoni sepertimu.”

“Mianhae. mungkin 3 tahun lagi kita bsia bertemu lagi Hyo.”

“It’s too long”

“I know. Jaga Oppamu ya. Aku harap kalian bahagia disini, huh?”ucapku. dan kini rasanya air mataku akan berontak lagi. Hyo hanya mengangguk. Tuhan rasanya aku juga tak rela untuk pergi seperti ini.

No one’s pov

Hari keberangkatan Shilla datang juga. shilla menyeret kopernya lunglai. Kenyataan kalau Siwon menaruh rasa yang sama bagaikan boomerang untuknya. Ia semakin tak mudah untuk pergi.

“Gwenchana?”Tanya Joongki pada Shilla. Shilla hanya menjawab dengan anggukan singkat. Tapi joongki tahu kalau ia tak baik-baik saja. Bisa terlihat dengan jelas mata sembab Shilla. Menandakan kalau semalaman Shilla habiskan untuk menangis. joongki tahu. Dan itu membuatnya tersiksa. Melihat orang yang ia cintai tersiksa juga secara tak langsung menyiksanya.

Melihat bahwa mungkin Shilla tak akan bahagia dengan keberangkatan ini. Hal ini serasa menghimpit dadanya.

“Shilla-ya” ucap Eunri pada Shilla yang sudah seperti dongsaengnya sendiri. Ia memeluknya.

“Eoni aku akan merindukanmu”ucap Shilla.

“Nado. Ah sepertinya aku harus rela pernikahanku tanpa dirimu nantinya”

Shilla terkekeh pelan, “Mianhae eoni. Aku janji sebisa mungkin akan pulang saat kau menikah, ne?”

Eunri tersenyum lembut. Satu hal yang pasti adalah ia akan merindukan dongsaengnya ini. Selaama ini mereka begitu dekat. Saling bertukar cerita satu sama lain.

“jaga diri baik-baik ya”pesan Eunri. Shilla hanya tersenyum singkat. Kenyataannya ia tak tahu apakah akan baik-baik saja atau tidak. Dia terus mempertanyakannya.

***

Siwon masih terdiam di dalam mobilnya. Sudah sekitar 30 menit ia hanya berdiam diri. tak tahu apa yang harus dilakukan. Lebih tepatnya dia ragu.

“Aku lelah Hyo. 3 tahun aku habiskan untuk menguntitnya, berharap ia akan menganggapku ada. Tapi nyatanya tidak. Lalu dia pergi dan aku habiskan 3 tahun hidupku berikutnya untuk menunggunya. Berharap saat ia kembali ia berubah dan bisa menerimaku. Tapi nyatanya tidak kan? Aku lelah Hyo. Aku tak akan sanggup untuk menunggunya lagi. Bagaimana kalau kenyataanya ia tak pernah berubah?”

Perkataan Shilla terus menghantui otaknya. Ya, dia mendengar semuanya. Bagaimana Shilla menangis, bagaimana Shilla tetap ingin pergi. Ia mendengarnya tapi tak ada satupun yang tahu kalau ia mendengarnya.

Dan sekarang kalimat itu membuat dadanya sesak. Ia tahu telah melukai Shilla, sangat tahu. Ia tahu ia jahat.

Dia masih berpikir haruskah ia menahan Shilla? Tapi apa haknya? Tak ada sama sekali.

Lalu haruskah ia biarkan Shilla pergi begitu saja? Menjauh dalam kehidupannya bahkan mungkin untuk selamanya? Memikirkan hal itu tiba-tiba saja membuat hatinya sakit. sungguh ia tak rela. Ia tak akan bisa.

Tanpa pikir panjang ia keluar dari mobilnya. Keberangkatan ke Jepang tinggal 10 menit lagi. Setidaknya ia berharap ia masih sempat mencegahnya.

Ia berlari seperti orang kesetanan menerobos kerumunan orang. Tujuannya hanya satu ia ingin bertemu gadisnya. Gadisnya? Siwon bahkan tak pernah mau memikirkannya tapi hatinya mengakui demikian. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia turuti kehendak hatinya. Bukan berdasar logikanya yang kadang tak sesuai dengan hatinya.

Shilla dan Joongki terlihat sudah berada di depan loket keberangkatan. Tinggal selangkah lagi dan mereka akan berangkat. Tapi dengan secepat kilat Siwon sudah berada di belakang Shilla. Dengan napas yang tergopoh ia menahan lengan Shilla.

Shilla tersentak saat dirasakannya sebuah tangan menahannya. “Kajima!”ucap Siwon singkat masih berusaha mengatur napasnya. Shilla hanya menatap sosok di hadapanya dengan tak percaya.

“Kajima!”ucap Siwon lagi. Shilla tak memberi respon ataupun menolak. Dia hanya diam. menatap sosok yang sangat ia cintai dalam diam.

“Aku harus pergi” ucap Shilla akhirnya. Ia hendak melangkah. Tapi lagi-lagi Siwon menahannya.

“Aku bilang jangan pergi!”ucap Siwon mulai tak sabar.

“Lepas!”dingin Shilla. “Kkaja Oppa kita berangkat”ucapnya kepada Joongki. Joongki hanya diam sedari tadi.

“Aku bisa pergi sendiri Shilla-ya”ucap Joongki dan sontak membuat Shilla tak mengerti.

“Aku tak ingin memaksamu pergi. Kau bisa tetap disini”tambahnya.

“Tapi Oppa tak memaksaku. Aku yang ingin pergi”

“Kau memang ingin pergi. Tapi hanya logikamu yang berkata demikian. Tapi aku tahu hatimu menentangnya kan?”

“Oppa..”

“Aku tahu Shilla-ya. Aku tak mungkin membiarkanmu berada di sampingku sementara hatimu tak pernah disana. Aku tahu hatimu sudah terpatri disini. Aku tak bisa jika harus melihatmu tersiksa karena kau tak pernah rela untuk pergi. Buat apa kau berada di sampingku jika kau tak pernah menghendakinya?”

“Oppa kau salah. Aku..”

“Aku tahu. Kau tak pernah ingin melukaiku. Tak pernah ingin melukai siapapun. Untuk itulah kau menerima tawaran ini kan? Tapi pernahkah kau sadar kalau kau menyiksa dirimu sendiri? Dan aku tak akan membiarkan itu terjadi. Aku tak ingin menjadi alasan untuk membuatmu terluka. Aku mencintaimu, aku ingin kau bahagia. Jadi tetaplah disini, huh?”tutur Joongki lembut. Setetes air mata telah membasahi pipi Shilla.

“Oppa mianhae..”

“Gwenchana. Sekarang kau harus pastikan kalau kau akan bahagia disini, huh?”

“Ne”

“Dan kau Choi Siwon”tunjuk Joongki pada Siwon. “Aku harap kau benar-benar bisa membahagiakan Shilla. Karena kalau tidak aku akan kembali dari Jepang dan membawa Shilla bersamaku”ancam Joongki. Siwon hanya tersenyum singkat. Ia bungkukkan badannya pada Joongki. Tanda kalau ia sangat menghargai Joongki.

“Gomawo”ucap Siwon tulus. Joongki hanya membalasnya dengan senyum.

“Oppa”ucap Shilla dan berhambur ke pelukan Joongki. Dan tentu saja Siwon kaget dengan perlakuan itu. dadanya panas tiba-tiba. Tidak ada yang bisa mendeskripsikan perasaan itu selain cemburu. Yah meskipun sekali lagi Siwon tak akan pernah mau mengakuinya.

“Oppa mianhae. aku pasti akan merindukanmu. Jaga diri baik-baik Oppa, jangan lupa kirimi kami kabar”ucap Shilla. Dan hanya dijawab dengan kekehan pelan Joongki.

Siwon tak tahan lagi. Ia menarik paksa Shilla. Membuatnya terlepas dari pelukan Joongki. Joongki hanya tersenyum melihatnya. Setidaknya ia tahu kalau namja yang notabene adalah saingannya ini juga mencintai Shilla,. Sama seperti dirinya.

“Kurasa aku harus pergi. Sampai Jumpa Shilla-ya”ucap Joongki dan benar-benar pergi.

Shilla masih diam. menatap punggung Joongki yang semakin menjauh. Dari dalam hatinya ia sangat merasa bersalah pada Joongki. Merasa kalau ia telah melukai namja itu sangat dalam.

“Kkaja kita pergi”ucap Siwon sambil menggandeng lengan Shilla. Shilla tepis tentu saja. Entah kenapa ia merasa marah pada Siwon.

“Siapa bilang aku akan pulang denganmu?”ucap Shilla dingin.

“Mwo? Hya!”

“Wae?”ucap Shilla tajam. “Kenapa kau disini? Kenapa menyuruhku untuk tak pergi? Siapa dirimu sehingga berhak berkata demikian?”

“Aish jangan Tanya alasanku. Aku hanya tak ingin kau pergi itu saja”

“Aku benci padamu. Kau tahu? Kau telah menghancurkan masa depanku. Berada di Jepang kurasa akan membuatku lebih bahagia, tak perlu melihat manusia tamak seperti dirimu”

“Mwo? Hya! Jangan pernah  lagi katakan kalau kau akan pergi ke Jepang. Aku tak suka mendengarnya”

“Apa hakmu untuk melarangku? Toh kau bukan siapa-siapaku Oppa”

“Aku… aku temanmu”

“Teman? Kau bahkan tak pernah menyebut namaku. Apa itu yang dianggap teman?”Shilla sudah naik pitam. Seumur hidupnya ia tak pernah mendengar Siwon memanggil namanya. Ia hanya memanggilnya hey, Hya, kau. Tapi tak pernah sedikitpun ia memanggil Shilla.

Shilla mullai melangkah meninggalkan Siwon. “Shi.. shila-ya”ucap Siwon pelan tapi cukup bisa didengar Shilla. Sontak Shilla menghentikan langkahnya. Sebuah perasaan senang menghampirinyan begitu Siwon menyebut namanya.

“Shilla-ya”ucap Siwon lagi. Shilla membalikkan badannya. Ia sunggingkan senyum kearah namja yang begitu ia cintai itu.

“Oke. Kita teman kalau begitu”ucap Shilla.

“Shireo”ucap Siwon yang berhasil membuat Shilla tak mengerti.

“Tch. Menyebalkan. Baiklah kalau kau tak ingin berteman denganku. Aku juga tak butuh teman sepertimu Oppa”marah Shilla. Ia benar-benar tak mengerti jalan pikiran Siwon.

Siwon menangkap tangan Shilla lagi. Dan Shilla hanya menatapnya tajam. “Wae?”ucapnya dingin.

“Aku tak ingin hanya menjadi sekedar teman untukmu”ucap Siwon. Shilla menaikkan alisnya tak mengerti.

“Be my girl”tambah Siwon. Shilla membelalakkan matanya. Tapi degup jantungnya benar-benar berpacu sekarang.

“M..mwo?”

“I said BE MY GIRL”ucap Siwon lagi.

“Permintaan macam apa itu? kau memintaku menjadi wanitamu? For what reason?” tantang Shilla. Kenyataanya Shilla hanya ingin mendengar Siwon mengutarakan perasaannya. Oke, Shilla memang sudah tahu kalau Siwon mencintainya, tapi ia ingin mendengar itu dari bibirnya langsung.

“For some reason”

“I wanna know” tuntut Shilla.

“Oh c’mon. don’t make me say that 3 words. I cant and I wont say it” tolak Siwon.

“Alright then. Find another girl to be yours” ucap Shilla dan mulai berlalu. Siwon hanya berdecak kesal. Hal yang paling pantang untuknya mengucap ‘kata itu’. itu membuatnya jijik?

“Hya! Jamkaman!”cegah Siwon. Ia berdiri di depan Shilla.

“Wae?”

“Just once okay?”pinta Siwon. Shilla hanya mengangguk. Ia menunggu Siwon untuk mengatakannya. Tapi nyatanya Siwon tak kunjung mengatakannya. Membuat Shilla tak sabar.

Shilla mulai kesal. Ia hendak melangkah.

“I.. I. love you”ucap Siwon lirih. Shilla tesenyum penuh arti. Akhirnya kata itu keluar dari bibir Siwon.

“Mwo? Aku tidak mendengarnya”ucap Shilla.

“Aish jangan pura-pura. Aku tahu kau mendengarnya Park Shilla”Siwon mulai geram.

“Tapi aku benar tak dengar. Ya sudah kalau begitu, selamat tingg…”Shilla hendak melangkah. Tapi ucapannya terhenti saat bibir Siwon dengan mulus mendarat di bibir mungilnya.

Ia terkejut tentu saja. Dan tak perlu ditanya lagi bagaimana perasaanya kali ini. Jantungnya berpacu dan wajahnya memanas.

Dan yah ciuman kali ini berbeda dengan ciuman Siwon waktu itu. kali ini penuh cinta dan kehangatan. Dan berbeda dengan waktu itu saat Siwon hanya menempelkan bibirnya, kali ini Siwon melumat lembut bibir Shilla.

Siwon melepas ciumannya. Ia menatap kedua mata Shilla. Memandang lekat ke kedua mata gadis itu. “Saranghae”ucapnya. Dan Shilla masih diam. masih berusaha mengatur detak jantungnya yang tak beraturan.

“Sudah cukup? Atau harus kukatakan lagi?”ucap Siwon. Shilla tersadar.

“Eh?”

“Kau ingin aku mengatakannya lagi? Huh?”ucap Siwon. Ia mulai memajukan tubuhnya lagi seolah akan mencium Shilla lagi. Sontak Shilla mundur.

“A..ani. sudah cukup”ucap Shilla gugup. Siwon terkekeh. Shilla tak mungkin sanggup menerima ciuman Siwon lagi sekarang kalau masih ingin melihat dirinya hidup. Lama-lama Shilla bisa terkena serangan jantung mendadak kalau diperlakukan begini.

“So?” Tanya Siwon.

“Eh?”

“Be my girl?”

Shilla hanya menjawab dengan senyuman singkat. “I do.” Siwon tersenyum juga. merasakan kalau kini ia begitu lega dan bahagia. For what reason that he doesn’t know. Tapi yang jelas ia begitu bahagia.

“Ah, gara-gara kau mungkin setelah ini aku akan jadi pengangguran Oppa”rutuk Shilla.

“Kalau begitu kau bisa bekerja untukku”

“Eh?”

“Jadilah asistenku. Kau sudah biasa melakukannya kan?”

“Tapi Hyo? Bukankah dia asistenmu?”

“Tidak lagi. Semenjak bertunangan ia juga resmi menjadi asisten Henry. Bagaimana? Kau mau kan?”

“Tentu. Dengan begitu aku bisa mengawasi gerak-gerikmu”ucap Shilla mantap.

“Hya! K au pikir aku criminal? Lagipula aku tak mungkin tertarik pada gadis lain”

“Aku tahu. Karena kau hanya akan tertarik padaku. Park Shilla. Benarkan?”ucap Shilla percaya diri. siwon hanya terkekeh.

“Mungkin”

“Saranghae Oppa”

“Aku tahu”

“Hya! Tidak romantis sekali. Katakan nado kek, aku juga, me too. Atau apa”

“Aku sudah mengatakannya tadi. Dan bukankah kau sendiri yang bilang kalau sudah cukup? Atau kau?”goda Siwon.

“Tch pervert” ucap Shilla malu. Dan bisa ditebak kalau kini wajahnya juga memerah bak kepiting rebus.

GREBB

Sebuah tangan kekar memeluk Shilla dari belakang. Tangan Siwon tentu saja. Ia membenamkan kepalanya di bahu gadisnya itu.

“Mianhae”ucap Siwon singkat. Shilla masih diam. menunggunya kekasihnya ini untuk melanjutkan perkataanya.

“I know that I’m the only reason that make you suffer the most. Mianhae”ucap Siwon lirih.

“Gwenchana. In the end you’ll stay by my side, right?”

“Ehm. I promise”ucap Siwon mantap. Ia melepas dekapanya. Dan membuat Shilla bisa menatapnya dengan jelas.

“Don’t be a bad boy anymore.”

“As long as you’re with me I wont”

Siwon tersenyum lembut pada gadisnya. Dan tentu saja Shilla membalasnya dengan senyum yang tak kalah manis. Mereka bergandengan tangan keluar bandara. Menyongsong hari baru mereka.

Pada akhirnya a bad boy turn to be a good boy.

~FIN~

 akhirnya.. ff yg udah kaya kereta listrik alias panjang ini beres juga.. hahaha..

buat readers yg sudah sangat setia dgn ni ff yg udah ngelantur entah kemana..gomawo.. moga endingnya ga mengecewakan

buat Vany eoni.. maaf ya kaga ada wedding scene nya… lain kali lah saya nikahin ma kibum.. *deep bow*

maaf juga kalo updatenya lama.. masih disibukkan oleh uas yg mendera otak dan tenaga saya soalnya *lebeh*

😀