I Hate Your Brother Complex Side A

Kupandangi namja tampan yang tengah memilih menu itu. mukanya terlihat serius. Sesekali alisnya bertatut kebingungan. Aku tersenyum melihatnya.

Aku mencintainya. Sangat.

Dia tunanganku. 5 bulan lalu kami bertunangan. Sudah kukatakan kan kalau aku mencintainya? Ya itu benar. Hanya saja aku tak pernah tahu bagaimana dengannya.

Pertunangan kami memang sudah dirancang. Dijodohkan, ya kurasa itu kata yang tepat. Orang tua kami bersahabat dan entah dapat ide gila darimana sehingga mereka menjodohkan kami.

Awalnya aku was-was, takut ia menolak perjodohan itu, mengingat kami tidak terlalu dekat. Hanya saja aku sudah mencintainya sejak bangku kuliah dulu. Bisa dibilang ia sunbae di kampusku, dan entah apa yang menarik darinya sehingga bisa membuatku menyukainya.

Tapi ternyata semua berjalan sesuai yang kuinginkan. Dia menerima perjodohan itu. Aku tidak tahu pasti untuk alasan apa dia menerimaku, yang jelas bukan karena dia mencintaiku. Karena pada saat dia menerimanya dia memintaku untuk membuatnya jatuh cinta padanya.

Flashback

“Oppa, bagaimana keputusanmu?” ucapku sedikit was-was. Kami tengah duduk berdua di sebuah kafe, membicarakan ide bodoh orang tua kami. Meski aku mencintainya tapi aku tak bisa memaksanya untuk mencintaiku kan? Apalagi menerima perjodohan ini.

“Kurasa aku akan menerimanya”

“Nde?”

“Aku akan menerimanya Shilla-ya. Bagaimana denganmu?”

“Kau sudah tahu jawabanku sejak dulu kan Oppa? Kenapa ditanya lagi?” dia hanya terkekeh mendengar jawabanku.

“Ara. Keundae Shilla-ya..aku..” ucapnya menggantung. Aku menantinya melanjutkan kalimatnya.

“Aku tidak mencintaimu. Ah mungkin belum” ucapnya sedikit tak enak. Aku tetap saja bisa merasakan kekecewaan itu. wajar bukan? Kalau kita mencintai seseorang tapi dia tidak mencintai kita? Tapi aku juga tak mungkin bisa memaksakan seseorang untuk mencintaiku.

“Aku tahu Oppa” ucapku sedikit tertunduk.

“Mianhae. keundae kumohon bantu aku”

“Eh?”

“Bantu aku untuk mencintaimu, hm?” ucapnya sedikit memohon. Kupandang lekat kedua matanya. Tidak kutemukan keterpaksaan disana. Dia tulus memintaku.

Kusinggingkan senyumku. “Tentu Oppa”

Flashback end

 

Sejak saat itu aku bersumpah untuk membuatnya mencintaiku. Aku bersumpah untuk membuat seorang Choi Siwon mencintaiku.

Dia, Choi Siwon, namja yang terlihat begitu dewasa. Tentu saja, seorang pewaris tunggal Hyundai Department Store tentunya harus berwibawa dan dewasa. Dan itu juga yang aku lihat darinya. Tapi tenang saja, dia bukan orang yang terlihat kaku dan kolot. Dia tetap Siwon yang ramah meski dia bukan orang biasa.

Aku menyukainya dari segala bentuk dan sisi dirinya. Aku menyukai sneyum, suara, sikap, ah smeuanya. Aku menyukainya. Hanya saja ada satu hal yang membuatku terkadang merasa kesal padanya.

Brother complex.

Oke, mungkin tidak sepatutunya aku merasa kesal. Wajar jika seorang kakak ingin melindungi adiknya. Menyayangi adiknya, hingga terkadang mereka menunjukkan perhatian yang berlebihan.

Tapi, berbeda dalam kasus Siwon Oppa. Dia tidak mempunya adik, dia anak tunggal.

Lalu kenapa ia bisa memiliki brother complex?

Dia memiliki seorang sepupu. Dia temanku juga, bahkan aku mengenal Siwon Oppa juga gara-gara sepupunya itu. song Hyon Woo.

Tapi sungguh perhatian Siwon Oppa terhadap Hyon Woo itu sangat berlebihan. Siwon Oppa menganggap Hyon Woo seperti adiknya sendiri, ah bahkan kurasa lebih. Terkadang aku sering berpikir jangan-jangan Siwon Oppa mencintai Hyon Woo. Entahlah aku tak tahu.

Siwon Oppa begitu menjaga Hyon Woo. Begitu memperhatikannya. Akan melakukan apapun demi Hyon Woo.

Aish dan itu sungguh menyebalkan. Mungkin aku memang terdengar seperti anak SMA labil yang cemburu terhadap kekasihnya. Terserah! Tapi memang perhatian Siwon Oppa pada Hyon itu sangat berlebihan.

“Hey kenapa kau memandangku terus?” ucap sebuah suara berat yang berhasil menarikku lagi ke dalam kenyataan. Tidak lagi terbuai dengan pemikiran dan lamunanku.

“Memangnya tidak boleh aku memandang tunanganku yang tampan?” ucapku sedikit menggodanya. Entahlah tapi aku sangat suka menggoda dan menjahilinya. Siwon Oppa hanya mengerutkan keningnya?

“Berhenti memandangku seperti itu.”

“Waeyo?”

“Ini di kantor Shilla-ya.”

“Aha, kau malu? Tenang saja Oppa toh mereka sudah tahu kalau Park Shilla adalah tunangan dari presdir Choi Siwon, keudachi?” Siwon Oppa hanya menggelengkan kepalanya.

“Kenapa tadi kau minta bertemu?” tanyanya. Selalu begitu, memangnya aku tidak boleh bertemu dengannya tanpa alasan?

“Kau ini seperti tidak mengharapkan untuk bertemu denganku Oppa”

“Bukan begitu. tapi biasanya kan kau selalu datang ke ruanganku, bukan mengajakku makan di kantin seperti ini” terangnya.

Benar juga. biasanya aku langsung nyelonong masuk ke ruangannya. Oya, kami memang bekerja di tempat yang sama. Hanya saja kami beda department, jadi biasanya aku yang akan menyambangi ruangannya. Dan sekalipun ia tak pernah menyambangi ruanganku. Huh!

“Eomonim memberikanku ini Oppa” ucapku kemudian mengeluarkan sebuah catalog dari dalam tasku.

“Katalog?”

“Ehm. Eomonim bilang kita harus mulai menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pernikahan kita. Mulai dari gaun dan tuxedo.” Jelasku. Tapi entahlah, aku seperti melihat ia sedikit tersentak dngan penjelasanku.

Kenapa?

“Bagaimana menurutmu Oppa?”

“Apa?”

“Aigo. Bagaimana menurut Oppa? Mana dari sekian banyak baju di catalog ini yang Oppa suka?” ucapku mulai tak sabar. Ia mengambil catalog itu dan membalik-balikkan lembar per lembarnya.

“Semua bagus. Terserah kau saja. Aku bingung” ucapnya pasrah.

“Bagaimana kalau yang ini? Kurasa ini simple dan terlihat elegant.” Ucapku kemudian menunjuk salah satu desaign. Siwon Oppa melongok sekilas.

“Ehm. Terserah saja” aku sedikit mendengus. Dia ini kenapa seperti itu? seolah tidak tertarik sama sekali dengan pernikahan ini. Ah iya, 2 bulan lagi kami akan menikah. Hehe

“Oppa!” sebuah suara melengking terdengar jelas. Aku tahu siapa dan untuk siapa orang itu memanggil. Dia Hyon Woo. Dan dengan segera ia menghampiri kami berdua.

“Shilla-ya!” ucapnya riang.

“Hyon-ah. Mana Oppaku?” sapaku juga. Oppaku biasanya nempel dengan Hyon itulah kenapa aku menanyakannya. Ya Oppaku menyukainya. Tapi hingga detik ini Jungsoo Oppa masih belum berani menyatakan perasaannya. Cih pengecut.

“Aku disini saengi” ucap Oppaku yang ternyata sudah berdiri di belakang Hyon.

“Kami gabung ya?” taya Hyon. Dan tentu saja langsung diiyakan olehku dan Siwon Oppa. Pada dasarnya aku tak pernah membenci Hyon. Ya meskipun kerap kali dia membuatku cemburu. Tapi toh itu bukan salahnya.

“Eo? Ini apa?” ucap Hyon penasaran saat melihat catalog yang tergeletak di meja kami.

“Katalog gaun pengantin Hyonie. Shilla tadi membawanya untuk dirundingkan”

“Geuraeyo? Lalu kalian sudah memilihnya?”

“Masih bingung” jawab Siwon Oppa singkat. Aih dasar, padahal tadi dia bilang terserah aku. Plin plan!

“Ah Oppa lihat ini! Kurasa ini cocok untuk kalian” ujar Hyon kemudian menunjukkan sebuah stelan baju pengantin yang berbeda dengan yang kupilih tadi.

“Ah johta! Kau pintar memilih Hyonie” ucap Siwon Oppa sumringah kemudian mengacak rambut HYon penuh sayang.

Aku hanya bisa meghela napas singkat. Lihat kan? Siwon Oppa lebih menurut pada Hyon daripadaku. Menyebalkan.

Oke, pilihan Hyon memang bagus. Sama bagusnya dengan pilihanku tadi. Dan kalau boleh jujur tadi aku juga sempat bingung antara kedua model itu. tapi bukankah tadi Siwon Oppa sudah bilang terserah dan menyetujui pilihanku?

Oke, mungkin ini memang Cuma kecemburuanku semata. Hanya saja seperti yang kubilang tadi, Siwon Oppa lebih menurut pada Hyon dibanding aku. Dan terkadang sikapnya itu membuatku sesak.

“Bagaimana menurutmu Shilla-ya?” ujar Hyon meminta persetujuanku.

“Ehm. Tak masalah” ucapku sedikit malas. Ah kurasa aku harus membuang jauh-jauh kecemburuanku itu.

“O iya, kalian ikut acara tamasya antar department sabtu minggu ini, tidak?” Jungsoo Oppa mengalihkan pembicaraan. Ah aku bahkan baru ingat kalau weekend ini ada acara seperti itu.

“Entahlah masih belum tahu” jawab Siwon Oppa sekenanya.

“Yah Oppa ini. Ikut saja” bujuk Hyon.

“Kau ikut Hyonie?”

“Ehm tentu saja”

“Kalau begitu Oppa juga ikut” ucap Siwon Oppa antusias. Aku mendesah lagi.

Selalu begitu. kemanapun Hyon pergi maka Siwon Oppa akan selalu ikut. Dan kalian tahu? Bahkan ia tidak menanyakan apakah aku juga ikut atau tidak kan? Selalu begitu.

Kurasakan sebuah senggolan di sikuku. Jungsoo Oppa.

“Kau kenapa?” ucapnya berbisik. Dan kurasa kedua manusia sepupu itu tidak mendengarnya. Mana mungkin mendengar, kalau mereka tengah asik mengobrol.

Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban pada Jungsoo Oppa. Tapi dia masih menatapku curiga. Terpakasa aku menyunggingkan senyum terpaksaku. Aku tak mungkin bilang apda Oppaku ini kalau aku cemburu dan kesal pada saudara sepupu itu kan? Terlalu kekanak-kanakan.

“Ah satu lagi. Bagaimana kalau sepulang kantor nanti kita nonton?” Tanya Jungsoo Oppa.

“Nonton?”

“Ehm. Bagaimana?”

“Tak masalah” ujarku singkat.

“Benar juga. sekalian refreshing, bagaimana Oppa?” Tanya Hyon pada Siwon Oppa. Dan aku sudah tahu apa jawabannya berikutnya.

“Baiklah” jawab Siwon Oppa. Sesuai tebakanku. Seorang Siwon Oppa tak akan mungkin menolak ajakan Hyon Woo. Huh!

***

Aih aku terus merutuk Jungsoo Oppa sedari tadi. Kenapa juga ia memilih film horror? Sudah tahu adiknya ini sedikit memiliki penyakit paranoid. Dan dia seenaknya memilih film horror? Mau melihatku kena serangan jantung tiba-tiba? Tidak lucu kan kalau aku tiba-tiba dilarikan ke rumah sakit gara-gara adegan film horror? Aish jinja!

Sedari tadi aku hanya memandang Soo Oppa tajam. Dia hanya tersenyum garing padaku.

Aku tahu rencananya. Ia sengaja memilih film ini agar bisa dekat dengan Hyon Woo kan? Tapi apa harus ia mengorbakan adiknya sendiri? Menyebalkan!

“Tenanglah ini bukan horror yang berlebihan. Tidak akan menyeramkan” ucap Soo Oppa menenangkanku.

“Yang namanya film horror itu pasti menyeramkan Oppaku yang tampan” ucapku kesal.

“Kau kan belum menontonnya, jadi mana tahu. Sudahlah tenang saja. Ada Oppa dan Siwon. Kalau kau takut kau peluk Siwon saja” godanya dengan suara pelan, hingga Cuma aku dan Soo Oppa yang tahu.

Peluk Siwon Oppa? Kurasa bukan ide yang buruk. Haha kau pintar Oppaku sayang.

Kami memasuki bioskop itu. dan kami langsung mengambil duduk masing-masing. Aku paling pingir, sebelahku ada Siwon Oppa, kemudian Hyon dan terakhir Soo Oppa. Kita buktikan apakah aku bisa memeluk Siwon Oppa nanti, haha.

Dan aku ingin mencekik leher Soo Oppa sekarang. Dia bilang tidak seram? Pembohong! Baru 15 mnit pertama saja sudah seram. Aish menyebalkan.

OMO! Ige mwoya? Kenapa ada makhluk seram seperti itu?

Aku tidak kuat lagi. Menyeramkan!!!

Aaaaaaaa

Terdengar suara teriakan yang menggema. Aku tahu memang film ini menyeramkan. Jadi wajar kalau orang lain juga ikut teriak.

Dan reflex aku menutup mataku. Tapi sungguh aku benar-benar takut. rasanya aku ingin memeluk seseorang untuk menenangkanku. Tapi siapa?

Siwon Oppa?

Benar juga. aku memiringkan badanku, bersiap untuk memeluk lengan kekar tunanganku itu. tapi sayangnya aku mengurungkan niatku.

Siwon Oppa tengah sibuk memeluk dan menenangkan Hyon. Terlihat akrab sekali mereka.

Argh, dadaku serasa sesak sekarang. Melihat tunangan kita memeluk dan melindungi wanita lain, meski itu sepupunya, tetap saja membuatku kesal. Aku tunangannya tapi sedikitpun ia tak melirik padaku. Setidaknya bisa kan dia menggenggam tanganku untuk sekedar menenangkanku?

Aku mengalihkan pandanganku. Percuma juga. tapi kemana aku harus mengalihkan pandangan? Menatap layar bioskop? Ah itu ide yang buruk. Lebih baik kupejamkan mataku saja. Kurasa itu lebih baik.

***

“Shilla-ya!” panggil sebuah suara. Aku membuka mataku. Filmnya sudah selesai ternyata. Kutolehkan kepalaku dan mendapati Siwon Oppa yang membangunkanku. Aku tersenyum singkat.

“Kkaja kita pulang”

“Ehm’

Aku berjalan gontai. “Bisa-bisanya kau tidur saat menonton film horror Shilla-ya” ujar Soo Oppa. Aku menatapnya tajam. Demi Tuhan rasanya aku ingin melempar sepatu ke Oppaku ini.

“Kau menyebalkan Oppa”

“Eh?”

“Sekali lagi kau mengajakku nonton film horror, jangan harap aku mau memanggilmu Oppa lagi” kesalku. Soo Oppa malah terkekeh ringan. Aish, menyebalkan!

Kulongokkan kepalaku. Mencoba mencari keberadaan tunanganku dan ternyata.. dia malah tengah asik bergandengan dengan Hyon Woo. Dan kalian tahu? Ia sekarang meninggalkanku di belakang bersama Soo Oppa.

Fiuh, sabar Shilla-ya. Buang jauh-jauh rasa cemburumu itu.

“Hyung, gomawo ajakan nontonnya. Lain kali aku yang traktir” ucap Siwon Oppa saat kami memasuki parkir.

“Gwenchana” ucap Soo Oppa singkat.

“Ah kurasa kita sampai disini saja. Besok masih harus bekerja. Sampai jumpa Hyung, Shilla-ya” ucapnya kemudian menarik tangan Hyon memasuki mobilnya.

Hanya begitu saja?

Tidak ada ucapan lain? misalnya, Shilla-ya nanti kutelepon. Atau, Shilla-ya aku pulang dulu, saranghae. Aish kurasa aku terlalu banyak berharap.

“Hey, ayo pulang” ucap Soo Oppa membuyarkan lamunanku. Dengan malas aku memasuki mobil Soo Oppa.

“Kau ini kenapa? Masih marah?” ucap Soo Oppa saat aku hanya diam dalam perjalanan pulang. Entahlah, tapi rasanya aku malas sekali untuk bicara.

“Hy, mianhae! oppa janji tak akan mengajakmu nonton film horror lagi” ucapnya lagi karena aku sama sekali tak merespon ucapannya.

*…” aku hanya memandang keluar jendela . moodku benar-benar buruk sekarang.

“Hey Oppa kan sudah minta maaf. Jangan seperti ini Shilla-ya. Mianhae, eo?” ucapnya memelas. Aku menghela napasku.

“Hm” hanya itu yang terucap dari bibirku.

***

Untuk dua hari kedepan kami akan mengikuti camping atau lebih tepat dibilang tamasya. Karena pada dasarnya kami tidak benar-benar camping. Kami menyewa villa yang letaknya di puncak gunung. Jadi bukan camping kan namanya?

Seru juga sebenarnya bisa refreshing dan menghilangkan penat setelah seminggu bekerja. Dan sebenarnya yang membuat camping ini lebih seru karena ada Siwon Oppa juga yang ikut.

Ah aku bisa membayangkan bagaimana indahnya camping ini nanti. Berdua dengan Siwon Oppa. Haha, kurasa pikiranku sudah kemana-mana.

“Hey, kenapa senyum-senyum sendiri begitu?” ucap Soo Oppa mengagetkanku.

“Mwoya?”

“Apa yang kau pikirkan sampai senyum aneh seperti itu?”

“Eopseo”

“Geojitmal!”

“Aish Oppa kau ini berisik. Tidak ada apa-apa. Tidak memikirkan apa-apa” sanggahku. Soo Oppa hanya terkekeh pelan. Dasar!

“Ehm Shilla-ya dimana Hyon? Aku tidak melihatnya dari tadi”

“Eh? Tadi dia bilang ingin jalan-jalan sebentar. Apa dia belum kembali ya?”

Aku mengedarkan pandanganku untuk mencari sosok Hyon Woo. Tapi sama sekali tak kutemukan. Kemana dia? Ini bahkan sudah gelap.

“Oppa aku cek dulu kalau begitu” ucapku kemudian mencari keberadaan Hyon disemua sudut vila. Tapi sayang aku sama sekali tak menemukan batang hidungnya.

Perlahan kekhawatiran itu menyelimutiku. Kucoba menghubungi ponselnya tapi sama sekali tak aktif. Aish anak ini, membuatku khawatir saja!

Ku berlari kearah Soo Oppa. “Oppa! Hyonie eopseoyo” laporku. Kulihat wajah Soo Oppa berubah cemas seketika.

“Kau yakin?”

“Ehm. Eoteokae Oppa?”

“Kau diam disini, ne? aku akan mencarinya ke hutan.” Ucapnya kemudian langsung berlari ke hutan. Ya tempat camping ini memang merupakan villa di puncak gunung. Jadi sudah pasti banyak hutan disini.

Kucoba hubungi ponsel Hyon lagi tapi tetap saja tak bisa dihubungi. Aigo kemana anak itu? tuhan jaga dia!

“Shilla-ssi kemana Jungsoo-ssi barusan? Kulihat ia berlari seperti orang cemas” ucap salah satu supervisor di departemenku.

“Hyon Woo belum kembali dari hutan. Soo Oppa sedang mencarinya”

“HILANG?” teriaknya melengking. Membuat beberapa orang lain menoleh ke arah kami. Mereka menguruminku seketika.

“Waegurae?”

“ Siapa yang hilang?”

Aku bingung harus menjawab yang mana dulu. Mereka memberondongku dengan berbagai pertanyaan yang sama.

“Hyon Woo” ucapku singkat.

“MWORAGO?” teriak sebuah suara dari belakangku. Siwon Oppa. Kulihat dengan jelas ekspresi kecemasan dari wajahnya.

“Apa yang kau katakana Shilla-ya?” tanyanya lagi. Aku menelan ludahku. Demi Tuhan ekspresi cemasnya kini entah kenapa begitu menyeramkan.

“Hyon Woo belum kembali Oppa. Aku takut ia tersesat. Soo Oppa sedang mencarinya” ucapku sedikit ngeri.

“Mwo?”

“Oppa tenang saja Soo Oppa sedang mencarinya”

“Tenang kau bilang?” bentaknya. Aku sedikit mengkeret. Kenapa jadi memarahiku?

“Kalian semua kumohon sekarang bantu aku mencari Hyon Woo. Kurasa semakin banyak yang mencari akan semakin baik” perintah Siwon Oppa kepada semua supervisor yang ada. Mereka mengangguk patuh dan berbondong-bondong berjalan ke hutan mencari Hyon Woo.

Dan kini tinggal menyisakan kami berdua. Aku dan Siwon Oppa.

“Kau diam disini!” ucapnya kemudian berjalan meninggalkanku. Sendiri.

Tunggu dulu, sendiri? Andwe!!

“Oppa jamkaman!” cegahku. Ia membalikkan badannya.

“Wae?”

“Kau..mau kemana?”

“Tentu saja mencari Hyonie”

“Andwe!”

“Mwoya?”

“Jangan tinggalkan aku sendiri, ne? lagipula sudah ada Soo Oppa dan karyawan lain yang mencarinya. Temani aku disini” ucapku memelas. Tapi dia seolah terlihat sedang menahan amarahnya.

“Hya Park Shilla! Apa yang kau bicarakan?”

“Jebal Oppa. Jangan tinggalkan aku disini sendiri. Temani aku disini, ne?”

“Kau memintaku untuk memanimu? Sementara Hyonie masih tak tahu bagaimana keadaanya di tengah hutan sana. Bagaimana kalau dia tersesat?. Bagaimana kalau dia terluka?”

“Keundae Oppa..”

“Jangan egois Shilla-ya..”

“Oppa tapi aku…”

“Saat ini Hyonie itu jauh lebih penting. Singkirkan sikap egoismu itu!”

“Keundae..”

“Berhenti merengek karena bagiku yang terpenting sekarang adalah Hyon Woo!” ucapnya tegas kemudian meninggalkanku. Benar-benar sendiri di villa yang sepi ini.

“Berhenti merengek karena bagiku yang terpenting sekarang adalah Hyon Woo!”

Aku terpaku. Hyon Woo memang selalu lebih penting untukmu kan Siwon Oppa? Pernahkah sedikit saja aku ini penting untukmu?

Bahkan kau tak sempat mendengar ucapan utuhku kan? Apa aku memang tak penting untukmu?

Aku tahu Hyon mungkin sedang tersesat sekarang tapi apakah kau tahu kalau aku tak ingin ditinggal sendiri. Apa kau tahu alasanku kenapa? Kurasa tak akan tahu. Karena bagimu Hyon memang lebih penting. Selalu.

To be continued

Heyho!!! SS-Couple is back!!.. ada yang kangen?? *pede*

Kali ini mu bawain (?) ff yg ringan dan ga serius.. *emang kapan saya prnah bikin ff serius?? Hahha*

Aneh ya? Emang! Maklum otak saya kalo bikin ff emang ga pernah bener jd harap maklum kalau ff nya juga aneh..hehehe..

Oya, kemungkinan beberapa hari ke depan jarang publish ff.. maklum lebaran jd banyak yg diurus.. tapi kalo saya punya waktu luang saya pasti publish kok.. itu jg kalao masih ada yg mengharapkan..hahaha..

Selamat liburan!!

Dan saengil Chukae uri Yesung Oppa. Wish u all the best.. get well soon Oppa 😀