Two Faces Side 7

“Oppa.. aku hanya merasa belum siap memberitahunya. Aku hanya tak ingin membebani pikiranmu”

“BAGAIMANA MUNGKIN HAL SEBESAR INI KAU RAHASIAKAN DARIKU?”

—

Yunho sedikit terengah. Selama enam tahun ini ia mengenal Shilla, baru kali ini ia berani membentak Shilla. Baru sekarang.

Shilla masih menundukkan kepalanya. Tak berani menatap namja yang lebih tua empat tahun darinya itu.

“Marhae Shilla-ya!” desak Yunho. Shilla masih terdiam.

“Kau tahu? Aku seperti orang bodoh sekarang. Bertahun-tahun mengenalmu tapi hal sebesar ini aku bahkan tak tahu” tambah Yunho membuat Shilla makin bersalah. Ia masih menundukkan kepalanya.

—

“Yunho Oppa”

“Hey kau belum meminum obatmu? Ingat kata Dokter kau harus rajin minum obat. Dan lagi mengingat kau sedang hamil kau juga harus tetap mengkonsumsi suplemen ini. Kkaja minumlah!” ujar Yunho sambil menyerahkan beberapa buah pil dan tablet obat kepada Shilla.

“Gomawo Oppa”

“Bagaimana kandunganmu? Apa malaikat kecilku itu sehat?” ucap Yunho sambil mengelus perut Shilla. Shilla tersenyum lembut kearahnya.

“Ehm. Dia sangat sehat. Oppa tidak ada jadwal?”

“Aniyo. Ehm..Shilla-ya..”

“Ne?”

“Neo.. suamimu..apa kau tak tahu dimana dia? Siapa dia?” Yunho bertanya hati-hati. Shilla menundukkan kepalanya.

“Oppa.. jangan bicarakan tentang itu, ne?”

“Waeyo? Kupikir suamimu harus tahu.”

“Dengan keadaanku yang seperti ini? Andwe Oppa. Biarlah begini”

“Araseo. Keundae.. kau masih tak mau cerita siapa ayah dari anakmu itu?” Shilla hanya menggeleng.

“Ah araseo” Yunho berucap kecewa.

—

“Apa yang kulihat ini benar? Wae Shilla-ya? Kenapa kau harus merahasiakan semua ini dariku?” ujar Yunho. Shilla masih bungkam.

“Oppa mianhae. Aku hanya..”

“Dan kau tahu? Aku merasa sangat bodoh. Sekian lama aku bertanya siapa suami yang membuat hidupmu jadi seperti ini, bertanya-tanya mungkinkah suamimu itu orang yang begitu jahat. Mungkinkah dia tak peduli padamu. Seperti apa dia. Dan kenyataanya dia begitu dekat denganku? Tidakkah ini gila?” Yunho tertawa miris. Shilla tak sanggup menatap Yunho.

Yunho menatap lagi sesuatu yang sanggup meledakkan emosinya itu. Tepat di depannya ia berdiri sekarang, sebuah foto pernikahan tergantung indah. Ya, foto pernikahan Siwon-Shilla.

“Aku tak pernah menyangka akan seperti ini. Neo.. aishh.!!” Umpat Yuho kemudian berbalik arah menuju pintu dan menutupnya keras. Meninggalkan Shilla yang masih tertunduk.

“Yunho Oppa..” lirih Shilla. Ia hanya memandang kepergian Yunho sendu.

Mianhae Oppa..

“Eoma!” teriak Jungwon. Ia berlari kecil kearah Eomanya yang masih memandang kearah pintu.

“Eoma gwenchana? Kenapa Eoma sedih? Kenapa Daddy tadi berteriak? Wae?” ucap Jungwon khawatir. Shilla mensejajarkan tubuhnya dengan Jungwon.

“Gwenchana Wonie. Daddy tadi hanya sedikit marah”

“Marah? Kenapa Daddy marah?”

“Ehm.. karena Eoma salah pada Daddy” ujar Shilla. Wajahnya masih menunjukkan gurat kesedihan itu dan Jungwon menyadarinya.

Jungwon memeluk Shilla. “Eoma jangan sedih. Ne? daddy pasti nanti tidak marah lagi. Daddy kan sayang Eoma, eo?”

Shilla tersenyum lembut. “Hm. Araseo Wonie. Gomawo”

“Ehm. Selama ada Jungwon pasti semuanya akan baik-baik saja, keudaechi?” ucap Jungwon dengan mata berbinarnya. Shilla terkekeh pelan dan menganggukan kepalanya. Ia kemudian menggendong Jungwon.

“Kkaja kita tidur kalau begitu. Sudah malam,hm?”

***

Changmin masih memandang Yunho yang sedari tadi seperti tidak konsentrasi latihan. Ia hanya terus mendesah seolah ia tengah memikirkan sesuatu yang berat.

Bahkan sekarang ketika mereka tengah berjalan menuju kantin pun, perhatian Yunho entah kemana. Ia hanya terus berjalan lurus ke depan, tanpa mempedulikan apakah arah yang ia ambil benar-benar menuju kantin atau tidak.

Yunho Hyung kenapa kau jadi aneh?

“Hya Hyung, kau mau kemana?” Changmin nyaris teriak ketika Yunho salah jalan, lagi.

“Kantin” ucap Yunho singkat.

“Kantin kau bilang? Hya Hyung! Ini jalan ke toilet bukan ke kantin” sungut Changmin. Yunho tersentak kemudian memandang kea rah sekitar yang ternyata memang bukan jalan ke kantin.

“Kau kenapa sebenarnya HYung? Ada masalah? Dari tadi kau tidak konsentrasi kuperhatikan” ujar Changmin, ia memandang Yunho lekat. Yunho hanya mendesah lagi kemudian menggeleng, membuat Changmin juga ikut mendesah kecewa.

“Pegopa! Kkaja cari makan” Yunho mengalihkan pembicaraan. Ia kemudian benar-benar berjalan ke arah kantin. Changmin mengekor di belakangnya.

Yunho menarik kursinya kemudian duduk dan diikuti oleh Changmin. Mereka kemudian memesan makanan mereka.

“Hyung, kau benar-benar tidak apa-apa? Marhae!” ujar Changmin lagi. Yunho memandang Changmin kemudian menghela napasnya.

“Bagaimana perasaanmu ketika orang yang kau sayangi ternyata menympan rahasia begitu besar darimu? Dan ketika kau tahu rahasia itu rasanya… menyakitkan” Yunho berucap. Changmin mengerutkan keningnya.

“Merasa dikhianati begitu maksudmu, Hyung?”

“Ehm. Seperti itu..ah entahlah”

“Kau begitu menyayangi orang itu Hyung? Keundae..memangnya rahasia itu menyangkut dirimu? Apa orang itu menyakitimu dengan rahasia itu Hyung?” Changmin bertanya penasaran. Yunho mengggeleng lemah.

“Ne aku menyayanginya, sangat. Hanya saja bukan rahasianya yang menyakitiku Changmin-ah karena memang rahasianya sama sekali tak ada hubungannya denganku. Hanya saja..aku merasa.. tidak cukup berarti.” YUnho berucap lesu. Changmin menatap Hyung-nya itu intens.

“Nugu?”

“Eo?”

“Siapa dia Hyung? Kau punya kekasih? Nugu? Kenapa tak memberi tahuku? Ah kau curang!!!” Changmin menarik kesimpulan asal. Membuat Yunho akhirnya bisa terkekeh.

“Hya! Siapa yang bilang aku punya kekasih? Kau pikir orang yang kita sayangi itu hanya kekasih? Aish jinja!”

“Lalu siapa?” Changmin memandang Yunho dengan wajah polosnya. Dan lagi-lagi Yunho tertawa kecil melihat raut muka yang ditunjukkan Changmin.

“Annyeong!” Yunho menghentikan tawanya, ia kemudian mengalihkan pandangannya dan menatap si sumber suara yang menyapanya. Changmin juga demikian.

“Eo Siwon Hyung!” ucap Changmin ramah. Siwon tersenyum ke arahnya. Tapi YUnho hanya menatap Siwon datar.

Entah kenapa kini Yunho merasa emosinya meningkat. Aliran darahnya memanas. Ia merasa ingin meninju wajah Siwon sekarang juga. Hanya saja ia tahu semuanya itu tidaklah benar.

“Annyeong Yunho Hyung!” Siwon mencoba menyapa Yunho. Yunho hanya menatapnya sekilas kemudian mengabaikan sapaanya. Ia menarik kursinya dan meninggalkan Siwon. Dingin.

Siwon tersentak dengan sikap Yunho yang cenderung tak biasa. Biasanya Yunho adalah sosok yang sangat ramah. Tapi kali ini sikapnya benar-benar dingin. Dan tatapan Yunho terhadapnya saat ini membuatnya bingung. Tak biasanya yunho menatapnya tajam.

Kenapa dengan Yunho Hyung?

Changmin menyadari itu. Perubahan sikap Yunho. Hanya saja ia masih tak mengerti kenapa.

“Siwon Hyung, jangan diambil hati. Yunho hyung dari tadi sedang tidak baik moodnya. Entah kenapa aku juga tak tahu. Kurasa ia sedang ada masalah..pribadi” Changmin berkata lirih. Ia sendiri tak yakin dengan yang ia ucapkan.

“Ehm..gwenchana” ucap Siwon. Meski kenyataanya ia tak benar-benar yakin.

“Eh Hyung aku emnyusul Yunho Hyung dulu, ne? oya salam buat si evil Kyuhyun, katakan untuk mengunjungiku. Annyeong Hyung!”

“Ne araseo”

Changmin kemudian berlari kecil menyusul Yunho. Dia terus memanggil nama Yunho tapi diabaikan begitu saja oleh Yunho. Membuat Changmin mengeluarkan umpatan kecil.

Aish kau ini selalu menyebalkan kalau mood mu sedang jelek Hyung!

“Hyung jamkaman!” teriak Changmin yang pada akhirnya bisa mensejajarkan langkah dengan Yunho.

Aish perasaan kakiku lebih panjang dari Yunho Hyung tapi kenapa langkahnya cepat sekali.

“Kau ini seperti dikejar setan Hyung, waeyo?”

“Gwenchana..” Yunho berucap singkat kemudian memasuki ruangan mereka. Tapi langkahnya langsung terhenti di depan pintu ketika ia melihat sosok yang kini tengah berada dalam ruangan itu.

“Yunho Oppa..” lirih seseorang. Shilla. Yunho masih terpaku sementara Changmin yang berdiri di belakangnya hanya memperhatikan kedua orang itu dengan pandangan bingung.

Yunho memandang Shilla tajam. Membuat Changmin bisa menarik kesimpulan singkat kalau orang yang dari tadi membuat YUnho uring-uringan adalah Shilla.

Sebenarnya apa hubungan mereka? Aish bahkan sampai sekarang aku masih tak mengerti.

“Oppa.. kita harus bicara” ucap Shilla. Yunho hanya memandangnya datar. Sementara Changmin yang sepertinya tahu situasinya meninggalkan mereka berdua. Memberi mereka waktu berdua untuk bicara.

—

“Oppa mianhae. Jeongmal mianhae. Bukan maksudku untuk membohongimu. Hanya saja semuanya begitu sulit untukku Oppa.”

“Tapi bukan berarti kau bisa menyembunyikan semua ini dariku keudaechi? Kau membuatku merasa tidak berarti Shilla-ya”

“Oppa..” Shilla kemudian memeluk Yunho. Sementara Yunho masih terdiam. Tak membalas atau melepas pelukannya dari Shilla.

“Oppa mianhae. Kau tahu kan kalau aku tak bisa melihatmu marah? Jebal maafkan aku. “ Shilla memohon. Yunho menghela napasnya.

“Ara. Keundae.. kali ini jawab pertanyaanku Shilla-ya, eo?”

“Mwo?”

“Dia… kenapa dia meninggalkanmu? Apa ia yang menyebabkan semua tragedy itu terjadi? Marhaebwa!” perintah Yunho. Shilla menggelengkan kepalanya di dada Yunho.

“Bukan! Dia..tidak melakukan apapun. Dia mencintaiku..dulu”

“Dulu? Maksudmu sekarang ia tak mencintaimu lagi?”

“Molla. Hanya dia yang tahu Oppa. Ah Oppa jebal jangan bahas ini lagi. Aku..”

“Ara. Ara.” Ucap Yunho kemudian mengelus rambut Shilla penuh sayang. “Mianhae karena memarahimu Shilla-ya”

“Ehm. Nado mianhae Oppa”

***

Siwon memandang ragu kea rah sebuah sekolah itu. Menimbang-nimbang apakah ia akan benar-benar turun menjemput MInmi keponakannya atau tidak.

Tapi aku merindukan Jungwon.

Siwon tak peduli lagi, ia melangkahkan kakinya keluar dari mobilnya. Kemudian menunggu MInmi yang ternyata kini sudah berjalan beriringan bersama Jungwon.

Persetan apakah Jungwon anak Yunho Hyung atau penjahat sekalipun. Aku tak peduli. Yang aku tahu aku menyayangi anak itu.

“Ahjusi” sapa Minmi senang. Ia meregangkan tanganya kemudian memeluk Siwon singkat.

“Min-ah! Jungwon-ah annyeong” sapa Siwon. Jungwon tersenyum lebar ke arahnya. Membuat Siwon entah bagaimana merasakan sebuah kehangatan dihatinya.

“Annyeong Siwon ahjusi. Oraenmanieyo.”

“Eo. Ahjusi sibuk Jungwon-ah jadi tidak bisa bertemu denganmu. Kau baik?”

“Ehm. Keundae.. Jungwon..bogoshipo ahjusi” ucap Jungwon jujur. Siwon tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Entahlah tapi mendengar Jungwon merindukannya menimbulkan rasa yang menbuncah di dadanya.

“Ehm. Nado Jungwon-ah. Neomu bogoshipo” aku Siwon. Jungwon tersenyum lebar.

Dan Siwon senang akan hal itu. Melihat senyum bahagia JUngwon entah kenapa membuatnya ikut bahagia. Melihat tawa anak itu membuat Siwon merasa tenang.

Ada apa dengan anak ini? Kenapa rasanya setiap detail dirinya membuatku nyaman?

***

Shilla masih mengikuti acara shooting itu dengan baik. Ia memandang Siwon yang kini menggendong seorang bayi kecil. Perannya di film ini memang seorang pria yang sudah memiliki anak dan istri.

Siwon tampak begitu tenang menggendong bayi yang kira-kira masih berumur 6 bulan itu. Ia begitu lembut dan terlihat begitu menjaga bayi itu.

Seandainya dulu Jungwon juga kau gendong seperti itu Oppa.

“CUT” Teriak sutradara. Siwon kemudian berjalan kearah managernya yang tepat berdiri di samping sutradara dan Shilla.

“Aigo anak ini lucu sekali Siwon-ah” ucap sang sutradara. Siwon masih betah menggendong bayi itu.

“Keundae apakah orang tua bayi ini tidak keberatan dia diajak shooting?” lanjutnya. Siwon tersenyum singkat.

“Aniyo. Anak ini.. yatim piatu” jelas Siwon.

“Eh?”

“Aku hanya meminjamnya dari panti asuhan yang biasa aku kunjungi. Kebetulan setiap sebulan sekali aku pasti kesana dan pengurus pantinya sudah sangat mengenalku. Lagipula Gaeul juga sering kuajak kerumah” ucap Siwon sambil menimang bayi perempuan itu.

Mungkinkah panti asuhan yang dimaksud adalah panti asuhanku dulu?

“Oh geurae. Dia begitu manis sayang sekali sudah tak memiliki orang tua” sutradara itu berkata miris. Siwon hanya tersenyum singkat.

“Oppa!” teriak sebuah suara. Shilla memandang tak suka kepada si pemilik suara itu. Kang Minsu. Ia berjalan cepat kearah Siwon.

Cih! Wanita ini benar-benar menyebalkan.

“OMO! Siapa bayi ini Oppa? Lucu sekali” ucapnya kemudian berdekatan dengan Siwon. Shilla hanya berdecak sebal pada Minsu.

Tak lama bayi kecil itu menangis keras. Membuat Siwon sibuk menenangkan bayi itu. Sayangnya bayi itu tak kunjung diam.

“Oppa coba sini aku yang menenangkan” ucap MInsu menawarkan diri. Siwon memberikan bayi itu kemudian Minsu menimangnya. Sayangnya bayi itu bukannya makin diam tapi semakin keras menangis.

Shilla tersenyum mengejek. “Let me see” ucapnya dan sontak mendapat tatapan tak percaya dari Siwon dan Minsu.

“Tak perlu! Yang ada bayi ini makin menangis denganmu” ucap Minsu tak suka. Shilla tersenyum lagi.

“Buktinya dia semakin menangis saat bersamamu kan? Kita buktikan apakah bayi ini bisa berhenti mennagis saat bersamaku atau tidak.” ucap Shilla kemudian merebut bayi itu dari gendongan MInsu.

“Cup cup Gaeul-ah. Wae? Kau lapar?” ucap Shilla lembut. Bayi itu masih menangis.

Dia..berubah 180 derajat.

Shilla kemudian menenangkan bayi itu dengan berbagai cara. Ia membelai lembut pipi bayi itu, ia memasang berbagai ekspresi lucu pada bayi itu. Dan pada akhirnya bayi itu berhenti menangis.

Dia..jadi keibuan.

“Kau lihat Siwon-ssi?” ucap Shilla menggantung. Membuat Siwon mengerutkan dahinya bingung.

“Terkadang apa yang terlihat diluar itu menipu. Terlihat buruk diluar tapi baik di dalam. Dan terlihat lembut diluar tapi menyimpan sisi gelap di dalam” ucap Shilla lagi. Membuat Siwon semakin bingung.

Shilla melirik Minsu tajam. Kemudian tersenyum mengejek ke arahnya.

“Apa kau tak tahu kalau bayi bisa merasakan mana yang benar-benar tulus padanya?” lanjut Shilla. Dan sontak Minsu terasa seperti ditohok oleh Shilla.

“Kau membawa susu dan makanan bayi kan?” Tanya Shilla pada Siwon. Siwon hanya mengangguk.

“Ada di tas itu” tunjuk Siwon ke sebuah tas kecil. Shilla mendekati tas itu dan mengambil susu dan bubur bayi. Ia kemudian sibuk menyiapkan makanan untuk bayi itu sambil masih tetap menggendong bayi itu. Sebelah tangannya membuat susu dan sebelah tangannya lagi menggendong bayi kecil itu. Begitu lues dalam menimang bayi.

“Oppa jangan seperti itu kalau menggendong bayi”

“Wae?”

“Aish itu kaku sekali. Sini aku perlihatkan bagaimana menggendong bayi yang benar”

“Seperti itu?”

“Eo. Begini saja kau tak bisa?” ejek Shilla.

“Aku kan tidak sepertimu yang setiap hari bertemu dengan anak-anak. Jadi mana aku tahu. Lagipula umurku masih 22 tahun kan jadi wajar”

“Apa hubungannya bersikap lembut dengan umur? Buktinya aku bisa-bisa menimang bayi”

“Ya artinya aku belum punya aura kebapakkan diumurku yang masih belia”

“Aish kau ini terlalu! Mana ada wanita yang mau menikahi lelaki belia sepertimu” ucap Shilla dengan memberikan penekanan pada kata belia.

“Ada”

“Nugu?”

“Kau” ucap Siwon sambil tersenyum jahil.

“kau terlalu percaya diri. Aku tidak mau menikah dengan pria kasar sepertimu Choi Siwon”

“Hya! Park Shilla!”

—

Siwon terkesiap ketika kilatan memori itu terlintas. Ia ingat betul wajah polos Shilla saat itu. Berbeda dengan sekarang yang Siwon tak tahu harus mendeskripsikan bagaimana tentang Shilla.

Ia memandang Shilla yang kini duduk sambil memangku Gaeul. Ia begitu telaten menyuapi Gaeul. Terlihat begitu lihai mengurus bayi.

Terang saja. Pantas saja Jungwon bisa menjadi anak yang lucu.

Siwon tersenyum miris. Ia kini memikirkan Jungwon. Ia.. merindukannya. Padahal baru 2 hari lalu ia bertemu Jungwon.

Apa kabar Jungwon ya?

—

Shilla memandang lembut bayi kecil di pangkuannya. Ia selalu suka dengan anak-anak. Apalagi bayi. Wajah polos mereka selalu bisa membuat Shilla tenang.

Shilla membelai pipi Gaeul lembut. “Kasiah sekali kau Gaeul-ah. Sekecil ini dan kau sudah tak memiliki orang tua?” ucapnya miris. Ia memandang Gaeul sendu.

“Kau pasti kesepian, ne?” ucapnya lagi. Pandangannya kini menerawang. Seketika perasaan sedih muncul.

Andai saja aku bisa memiliki anak perempuan…

Drtdrtdrt

Ponsel Shilla bergetar. Ia merogoh sakunya dan menerima telepon itu.

“Yoboseyo”

“Yoboseyo Shilla-ssi” ucap sebuah suara di seberang sana.

“Choi Hana?”

“Bingo! Temui aku sejam lagi. Aku ingin mengobrol denganmu” ucapnya.

“Araseo” balas Shilla singkat kemudian menutup teleponnya.

Untuk apa iblis wanita itu ingin menemuiku?

Shilla bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Siwon. “Pegang Gaeul. Aku masih ada urusan lagi” ucapnya kemudian menyerahkan Gaeul pada Siwon.

***

Hana memandang Shilla yang kini duduk di depannya. Senyuman meremehkan terhias di bibirnya.

“Apa yang ingin kau bicarakan?” ucap Shilla to the point. Karena sejujurnya ia tak suka berlama-lama bersama Hana. Membuatnya muak.

“Kau benar ingin tahu?” kata Hana seolah memancing perhatian Shilla.

“Katakan secepatnya Choi Hana-ssi! Aku bukan dirimu yang hanya bisa menghabiskan uang suamimu itu. Aku sibuk”

“Tch! Aku tak menyangka kau bisa sekasar ini dengan mertuamu Miss Jung”

“Mertua? Bukankah kau yang selalu melarangku untuk memanggilmu seperti itu? Jangan bermain-main lagi Choi Hana-ssi. Katakan apa maumu?” Shilla menatap Hana tajam. Hana hanya menyeringai kecil kemudian menyerahkan sebuah map kepada Shilla.

Ige mwoya?

“Lihatlah!” perintah Hana. Shilla memandang map yang diberikan Hana ragu tapi kemudian membukanya. Ia sedikit terkejut karena semua isi file itu adalah data tentang dirinya.

Shilla kemudian tersenyum singkat. “So, you were investigating me?” tanyanya pada Hana yang kini tengah menyesap tehnya.

“A little” jawabnya singkat. Ia tersenyum puas kearah Shilla.

“Lalu apa yang kau inginkan?” ucap Shilla tanpa rasa takut sedikitpun pada Hana. Meskipun Hana telah mencari tahu tentang dirinya tapi itu sama sekali tak membuatnya takut.

“Aku tak menyangka kau bisa sepandai ini Shilla-ssi. Tak menyangka kau bisa masuk dalam keluarga Jung. Apa yang kau lakukan, huh?” ucap Hana dengan pandangan meremehkannya. Membuat Shilla muak seketika.

“Setidaknya aku tak sepertimu yang menggunakan cara tidak manusiawi” balas Shilla.

“Toh kita tetap saja sama. Aku dan dirimu sama kurasa”

“Jangan samakan aku dan dirimu. Karena aku jauh lebih baik darimu. Setidaknya aku tidak merebut posisi siapapun untuk berada di posisiku sekarang. Tidak seperti dirimu”

“Apa aku salah? Aku hanya menyingkirkan sesuatu yang menjadi penghalangku” ucap Hana. Membuat Shilla merasa jijik dibuatnya.

“Ah aku hanya ingin memperingatkanmu Shilla-ssi. Menjauhlah dari kehidupanku. Apa tujuanmu sebenarnya? Ingin bersama anakku lagi? Tidak usah bermimpi” tambah Hana.

“Aku tidak akan menjauh dari hidupmu. Karena mulai sekarang aku akan menjadi mimpi buruk hidupmu Nyonya Choi”

“Coba saja kalau kau bisa. Tapi jangan salahkan aku kalau aku akan menguak siapa dirimu sebenarnya Miss Jung” ucap Hana percaya diri. Dan sontak Shilla terkekeh karena ucapannya,.

“Kau pikir hanya dengan data itu kau bisa mejatuhkanku? Apa yang salah memangnya dengan data itu? Aku bahkan tidak melakukan tindakan  jahat atau apapun yang bisa menjatuhkanku. Dan kurasa orang yang harusnya berhati-hati adalah kau Nyonya Choi. Kau satu-satunya orang yang telah berbuat banyak tindakan bodoh dan nyaris criminal kurasa” tantang Shilla. Ia memandang Hana tajam.

Hana terdiam sejenak. “Lalu apa tujuanmu  sebenarnya?”

“Kau pikir aku akan tinggal diam setelah apa yang kau lakukan padaku Nyonya Choi? Setelah kau membuat hidupku  6 tahun belakang ini seperti di neraka, apakah kau pikir aku akan membiarkanmu hidup tenang?” Shilla memandang Hana penuh dengan kebencian. Ya, ia begitu membenci wanita paruh baya yang ada di hadapannya itu.

“Aku akan pastikan kau menerima balasannya Nyonya Choi” ucap Shilla lagi.

“So, you wanna play with me Miss Jung? Oke I’ll take it. Just make sure you win this game.” Ucap Hana yakin.

“You just make your own grave Choi Hana-ssi. “ balas Shilla tak kalah yakin. Keduanya kini saling menatap tajam.

“Ah dan satu lagi Choi Hana-ssi. Apa hanya seperti ini keahlianmu? Apa hanya itu data-data yang bisa kau tahu dariku? Kau tidak cukup pintar kurasa Choi Hana-ssi” ucap Shilla sambil menyeringai kecil. Meninggalkan Hana yang menatapnya bingung.

Kau benar-benar bodoh Choi Hana.

 

To be continued.

 

Oke makin aneh ya?? Wkwkw.. yang bertanya apa hubungan Shilla ma Yunho saya rasa next side akan saya beberkan.. *saya baik kan?*

kalo makin aneh maafkan saya ya.. dan jangan ada yg protes ini kurang panjang.. saya udah ga tau lg gimana cara manjangin ff (?) 😛