Two Faces Side 8

Yunho terengah memasuki lorong rumah sakit. Pikirannya kalut dan semua kecemasan serta ketakutannya lebur menjadi satu.

“Eoma! Appa!” teriaknya ketika memasuki ruang rawat.

“Yunho-ya”

“Eoma gwenchana? Appa gwenchana? Siapa yang sakit? Waegurae?” paniknya. Kedua orang tuanya hanya tersenyum.

“Kami baik-baik saja”

“Lalu siapa yang sakit? Kenapa tadi saat aku telepon rumah, pembantu bilang kalau kalian dirumah sakit. Ada apa sebenarnya?”

“Lihatlah!” pinta Eoma Yunho. Ia menunjuk ke arah seorang gadis yang terbaring lemah dengan beberapa selang infuse yang menghiasi. Yunho memiringkan kepalanya.

“Kami menemukannya Yunie. Kasian sekali dia”

“Siapa dia Eoma?”

“Molla. Sudah 2 hari dan dia tetap belum sadarkan diri.”

“Memangnya tidak ada tanda pengenalnya?”

“Eopseo”

***

“Kondisi keuangan Choi Corp sepertinya sedang tidak baik Jung-ssi” lapor Sekretaris Shilla. Shilla mengalihkan pandangannya sejenak dari laptopnya kemudian tersenyum singkat ke arah sekretarisnya itu.

“Ehm. Aku tahu. Aku sudah dengar desas-desus yang beredar”

“Apa Jung-ssi tidak khawatir kalau hal ini akan mempengaruhi kerjasama kita?”

“Ani. Justru itu bisa menguntungkan kita”

“Maksudnya?”

“Kita bisa memanfaatkan kondisi itu untuk membeli sahamnya, mungkin?”

“Anda serius Jung-ssi?” Tanya sekretaris Shilla itu khawatir. Shilla hanya membalas dengan senyumannya.

“Sangat yakin”

Dengan begitu aku bisa perlahan menghancurkan Choi Hana.

***

Siwon memasang senyum bahagianya. Ia masih memandang dua buah tiket di tangannya. Ia sampai tak menyadari kalau kini Yesung tengah berdiri di sampingnya. Memperhatikan dongsaeng-nya yang terlihat sedikit aneh.

Yesung kemudian memandang tiket yang ditangan Siwon. Ia mengerutkan keningnya.

“Tiket ke taman bermain?” ucap Yesung yang sontak membuat Siwon terkejut.

“Aish Hyung kau mengagetkanku” umpat Siwon. Yesung masih memandang Siwon dengan penuh Tanya.

“Untuk apa tiket itu?” Tanya Yesung penasaran. Siwon memasang senyum di bibirnya lagi.

“Memangnya tidak boleh? Aku hanya ingin bermain” ucap Siwon asal.

“Kau ingin membuat keributan di taman hiburan?”

“Aniyo. Aku bisa memakai penyamaran kan”

“Lalu satu lagi tiket untuk siapa? Jangan bilang untuk Minsu” ucap Yesung. Siwon bisa melihat sedikit nada tak suka dalam ucapan Yesung. Siwon memang tahu kalau selama ini Yesung sedikit tak suka dengan Minsu. Entah untuk alasan apa Siwon tak tahu.

“Aniyo. Bukan untuknya”

“Lalu?”

“Jungwon”

“Eh?” Yesung tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Aneh rasanya.

Melihat senyum yang terukir di bibir Siwon. Melihat sepertinya Siwon begitu antusias dengan acara itu. Dan bersama Jungwon? Bahkan Minmi yang notabene keponakan Siwon sendiri belum pernah Siwon ajak ke taman hiburan. Lalu kenapa Jungwon?

Apa hubungan mereka sudah sangat dekat? Sejak awal aku merasa ada yang berbeda dari Jungwon, tapi apakah anak itu sanggup membuat Siwon seperti ini?

Yesung masih berpikir keras ketika Siwon tiba-tiba beranjak. “Hyung aku pergi menemui Jungwon dulu kalau begitu”

“Kau tidak ada jadwal memangnya?”

“Nope. Untuk 2 hari ini aku kosong, makanya aku ingin refreshing bersama Jungwon”

Yesung makin mengerutkan keningnya bingung. Wajahmu terlihat antusias sekali Won-ah

***

Jungwon menatap Shilla ragu. Ia sedari tadi meremas jemarinya, menandakan kalau dirinya tengah bimbang sekarang.

“Wonie gwenchana?” Tanya Shilla lembut. Ia menyadari tingkah Jungwon sedari tadi. Jungwon hanya menjawab Shilla dengan anggukannya.

“Hey, geojitmal!” desak Shilla lagi. Sayangnya JUngwon masih saja bungkam. Shilla kemudian mendekati Jungwon. Ia mengelus puncak kepala Jungwon.

“Hey sweet heart. Kau kenapa? Ada yang ingin kau bicarakan dengan Eoma? Waegurae?” ucap Shilla lagi. Ia memandang dalam kedua mata Jungwon.

“A..appa…” ucap Jungwon lirih. Shilla sedikit tersentak saat mendengar kata itu keluar dar bibir mungil Jungwon.

“Appa? Appa wae?”

Jungwon bukannya menjawab malah merogoh sesuatu dari saku celananya. Kemudian memberikan sesuatu pada Shilla.

“Tiket? Taman hiburan?” Tanya Shilla penasaran. Jungwon hanya mengangguk lemah.

“Tadi siang..Appa memberikannya pada Jungwon” jelas Jungwon.

“Appa..mengajakmu?”

“Eo” ucap Jungwon sedikit takut. Meski ia masih kecil tapi ia bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan hubungan Appa dan Eomanya. Ia hanya tak tahu apa itu.

“Sejujurnya weekend ini Eoma ingin mengajakmu menjenguk halmeoni dan haraboji. Apa kau sudah menyetujui ajakan Appa?” ucap Shilla. Jungwon menundukkan kepalanya lagi. Ia juga merindukan kakek neneknya sebenarnya, tapi dia juga ingin bersama Appanya.

Jungwon mendesah pelan. “Jungwon belum bilang iya. Jungwon ingin meminta ijin Eoma dulu. Kalau Eoma tidak mengijinkan maka Jungwon..tidak akan datang” ucapnya pelan. Ia menundukkan kepalanya lagi.

“Jungwon-ah..” Shilla memandang wajah anaknya itu lekat. Bisa ia lihat kekecewaan dari muka Jungwon. Shilla menghela napasnya.

“Kau ingin bersama Appa?” Tanya Shilla sementara Jungwon masih menundukkan kepalanya. Ia tak punya keberanian untuk langsung mengatakan iya.

“Hey sweetheart.. lihat Eoma!” perintah Shilla. Ia kemudian meraih wajah Jungwon dan memaksanya untuk menatapnya.

“Katakan sayang! Kau ingin bersama Appa? Eoma tak akan marah”

Jungwon menatap Shilla ragu tapi kemudian ia mengangguk lemah. Ia memandang Shilla was-was. Ia menundukkan kepalanya lagi,

“Araseo.. kau boleh pergi sayang” ucap Shilla. Jungwon sontak menengadahkan kepalanya dan kembali menatap Shilla.

“Jeongmal?” ucapnya tak percaya.

“Eo”

“Jincha?”

“Ehm”

“Woah gomawo Eoma!” teriak Jungwon senang. Ia kemudian memeluk Shilla erat. Shilla mengelus rambut anaknya lembut.

Apa kau begitu ingin bersama ayahmu? Mianhae Jungwonie.

***

Siwon bersenandung kecil sambil menuruni tangga megah rumahnya. Terang sekali kalau ia sedang bahagia.

“Siwon-ah” sapa seseorang ketika Siwon menginjak anak tangga terakhir. Ia menghentikan langkahnya dan mendapati Eoma-nya tengah duduk di ruang tamu.

“Ne eoma?”

“Mau kemana kau minggu pagi begini?” Tanya Eomanya yang tak lain adalah Choi Hana.

“Hanya ingin jalan-jalan.”

“Dengan baju sesantai itu? Mau kemana memangnya?”

“Ehm. Wae? Memangnya tidak boleh? Lagipula aku hanya ingin refreshing Eoma” jawab Siwon. Ia hanya mengenakan celana jeans ketat dengan atasan kaos santai dilengkapi dengan hoodie abu-abunya. Ia mengenakan topi dan kaca mata hitam.

“Ajaklah Minsu kalau begitu? Tidakkah ini waktu yang cocok untuk berkencan?” usul Hana. Siwon mendesah pelan.

“Eoma aku sedang tidak ingin berkencan dengan siapapun”

“Keunda..Minsu gadis yang baik Siwon-ah. Lagipula mau sampai kapan kau menggantungkannya?”

“Aku tidak pernah menggantungkannya Eoma. Dari dulu bukankah aku tidak pernah memiliki hubungan dengan Minsu? Tidak ada ikatan diantara kami Eoma” jelas Siwon. Kini giliran Hana yang mendesah kecil.

“Kalau begitu cepatlah buat ikatan diantara kalian? Tidakkah kau ingin menikah diusiamu yang sekarang Siwon-ah? Dan eoma rasa Minsu cocok untuk dijadikan pendampingmu” bujuk Hana lagi.

“Eoma! Menikah? Diusiaku yang sekarang? Bukankah aku sudah pernah menikah?”

“Siwon-ah! Harus berapa kali Eoma katakan jangan mengungkit pernikahanmu dulu. Itu masa lalu. Dan apa kau masih terus menganggap dia istrimu sementara dia satu-satunya orang yang meninggalkanmu?” Hana sedikit geram.

“Eoma sudahlah! Untuk saat ini jangan bicarakan hal itu. Aku pergi dulu, ne?” ucap Siwon kemudian melangkahkan kakinya keluar rumah mewahnya. Tak mempedulikan Hana yang berteriak kesal memanggilnya.

***

Jungwon tersenyum lembut sambil memandang Siwon. Ia tak bisa menyembunyikan kebahagiaanya. Bisa menggandeng tangan Siwon, itu sudah lama ia impikan. Bermain bersama Siwon.

“Jungwon-ah kau ingin main yang mana dulu?” Tanya Siwon padanya. Jungwon tampak berpikir kemudian menunjukkan sebuah wahana di hadapannya.

“Rooler coaster” jawab Jungwon sambil tersenyum.

“Kkaja!” Siwon menggandeng tangan Jungwon kemudian membawanya ke wahana tersebut. Siwon kemudian memasangkan seatbelt untuk Jungwon, terlihat sekali kalau Siwon begitu emnjaga Jungwon.

Detik berikutnya hanya teriakan yang bisa terdengar. Suara teriakan antusias, takut dan euphoria bercampur menjadi satu.

Mereka benar-benar menikmati kebersamaan mereka. Jam berganti jam dan mereka sama sekali tak menyadarinya. Terlarut dalam kebahagiaan mereka, melupakan seberapa lama waktu yang mereka terlah lewati hari itu. Hingga saat lelah menyerang membuat mereka menyadari kalau senja telah menampakkan wujudnya.

“Jungwon-ah bagaimana kalau kita makan es krim? Otte?” Siwon bertanya pelan. Jungwon mendongak menatap Siwon yang jauh lebih tinggi darinya. Jungwon mengangguk antusias.

Siwon menggandeng jemari kecil Jungwon lagi. Mereka berjalan menuju caffe es krim terdekat. Pandangan Siwon tak lepas dari Jungwon, sesekali ia melirik Jungwon yang berjalan beriringan dengannya. Hingga ia menangkap Jungwon terus menatap pada sebuah keluarga yang berjalan di depan mereka. Seorang anak laki-laki yang digandeng oleh kedua orangtuanya. Anak itu tengah memakan permen gula dengan nikmatnya.

“Jungwon-ah wae? Kau juga ingin permen kapas seperti anak  itu?” Tanya Siwon penasaran. Jungwon hanya menggeleng. Siwon masih bisa melihat tatapan sendu dari Jungwon.

“Lalu kau kenapa? Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu?” taya Siwon lagi. Jungwon lagi-lagi menggelengkan kepalanya.

“Lalu? Ah..kau ingin ahjusi belikan topi seperti anak itu?” Tanya Siwon pantang menyerah. Melihat Jungwon tak ceria membuatnya merasakan rasa yang aneh di dadanya.

“Jungwon… hanya iri dengan anak itu” aku Jungwon.

“Iri? Wae?”

“Jungwon juga ingin seperti dia. Pergi bersama Appa dan Eoma. Bermain bersama Appa dan Eoma”

Siwon terkesiap dengan jawaban Jungwon. Ungkapan Jungwon yang terlihat sedih itu membuatnya merasakan sesak di dadanya.

“Appa..sangat sibuk. Tak pernah pulang menjenguk Jungwon dan Eoma. Suatu saat Jungwon ingin seperti itu. Bersama Appa dan Eoma”

Apa Yunho Hyung begitu sibuk hingga melupakan Jungwon? Kasihan Jungwon.

Siwon mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh kecil Jungwon. Tangan kekarnya menangkap wajah Jungwon yang masih terlihat sendu.

“Jungwon-ah”

“Eo?”

“Kalau kau kesepian dan merindukan Appa..maka..ahjusi selalu disini bersama Jungwon. Kalau Jungwon rindu Appa, Jungwon bisa menghubungi ahjusi dan ahjusi janji akan menemani Jungwon, bagaimana?” ucap Siwon. Jungwon membulatkan matanya. Ia mengerjabkan matanya kemudian mengangguk dan senyuman yang tadi sempat hilang kini terhias lagi di bibirnya.

Mata ini…mata Jungwon benar-benar seperti Shilla.

—

“Oppa! Wae? Kenapa menatapku seperti itu? Apa ada yang aneh dengan mukaku?”

“Aniyo”

“Lalu?”

“Tidak ada apa-apa”

“Kalau begitu berhenti menatapku seperti itu. Kau membuatku takut”

“Shireo! Aku masih ingin menatapmu. Menatap matamu”

“Mataku?”

“Eo. Aku senang melihat matamu. Terlihat begitu polos. Mata terindah yang pernah kulihat”

“M..mwo? aish berhenti merayuku Choi Siwon!”

“Wae? Bukankah itu benar?”

“Aish itu menggelikan Choi Siwon!”

“Tapi aku menyukainya Park Shilla!”

—

“Ahjusi!” ucapan Jungwon menyadarkan Siwon dari lamunannya.

“Ah..ne?”

“Kenapa melamun? Kalau sedang menyetir tidak boleh melamun. Bahaya ahjusi” ucap Jungwon yang sontak membuat Siwon terkekeh.

“Ne araseo, songsaengnim” canda Siwon. Jungwon mengerucutkan bibirnya. Membuat Siwon lagi-lagi tertawa renyah.

“Jangan cemberut begitu kau jadi jelek Jungwon-ah”

“Ahjusi!”

“Haha. Araseo, mianhae. Nah sekarang sudah sampai” ucap Siwon. Mobilnya kini berhenti di depan rumah Jungwon.

“Gomawo ahjusi! Neomu haengbokae”

“Ehm nado haengbokae. Masuklah! Kurasa Eomamu sudah mencemaskanmu”

“Eo! Annyeong ahjusi. Saranghae!” ucap Jungwon kemudian berlalu. Ia melangkahkan kakinya memasuki rumahnya.

Saranghae? Nado saranghae Jungwon-ah!

—

“Jungwonie..”

Jungwon menghentikan langkahnya. Kemudian menangkap sosok Shilla yang kini tengah memakai celemeknya. Ia baru saja selesai memasak.

“Kau sudah pulang sayang?”

“Eoma!!!” teriak Jungwon kemudian memeluk Eomanya itu erat. Membuat Shilla tersentak.

“Hey, ada apa dengan jagoan Eoma? Tidakkah kau ingin cerita?”

“Jeongmal haengbokae! I’m really happy Eoma” ucap Jungwon kemudian mengecup pipi Shilla. Mau tak mau Shilla tersenyum melihat tingkah anaknya itu.

“Appa memperlakukanmu dengan baik?”

“Sangat baik” Jungwon berucap mantap. Shilla mengacak rambut anaknya itu.

“Syukurlah. Nah tidakkah malaikat Eoma ini lapar?”

“Eo. Pegopa..”

“Kalau begitu kkaja kita makan. Eoma sudah masakkan spaghetti kesukaanmu”

“Woah saranghae Eoma”

“Nado saranghae sayang. Nah sekarang kekamar dan mandi, eo? Setelah itu kita makan bersama”

“Yes ma’am!”

***

Super Junior dan TVXQ terlihat tengah memasuki gedung KBS. Mereka akan melakukan interview di salah satu acara di KBS. Mereka kemudian memasuki ruang make up.

Kedua grup itu terlihat akrab sambil bersendau gurau bersama. Hanya saja ada yang berbeda dari Yunho. Ia akan dengan sangat welcome dengan yang lain kecuali Siwon. Entahlah tapi ia kesal dengan Siwon.

Mungkin sikap Yunho ini tidak terlalu disadari oleh member lain. Tapi tidak untuk Siwon dan Changmin, siwon paham kalau Yunho terlihat sedikit berbeda dengannya, dan ia tak tahu kenapa. Sementara Changmin juga tidak bodoh. Ia bisa melihat perubahan Yunho sejak beberapa hari lalu terhadap Siwon.

Aigo..aura Yunho Hyung sekarang terlihat menyeramkan.

“Aku ingin keluar sebentar” ucap Yunho.

“Hya! Jung Yunho kau mau kemana? 15 menit lagi acara dimulai” teriak manager TVXQ.

“Hanya ingin ke toilet” ucap Yunho asal. Ia kemudian melenggang pergi.

“Hyung, aku juga mau ke toilet” Changmin ikut-ikutan. Managernya itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Araseo. Tapi pastikan 15 menit lagi kalian sudah kembali”

“Ne Hyung” ucap Changmin kemudian menyusul Yunho. Siwon hanya memperhatikan kedua namja itu. Ia masih bertanya-tanya tentang perubahan sikap Yunho. Dan sepertinya Yunho sangat tidak suka dengan kehadiran Siwon akhir-akhir ini.

Yunho terus berjalan keluar. Ia sama sekali tak ingin ke toilet. Ia hanya merasakan penat berada di ruangan yang sama dengan Siwon.

“Hyung!” teriak Changmin yang membuat Yunho menolehkan kepalanya. Ia menatap Changmin bingung. Tanpa ia sadari ia kini tengah berada di atap gedung KBS.

“Kenapa kau disni?” Tanya Yunho langsung.

“Mengikutimu Hyung”

“Mwo?” bingung Yunho. Changmin kemudian menghempaskan pantatnya untuk duduk disamping Yunho.

“Kau masih tak mau cerita padaku Hyung?”

“Cerita apa?”

“Masalahmu”

“Aku tak punya masalah apapun Changmin-ah”

“Geotjimal!” nada suara Changmin sedikit meninggi. Ia menghela napasnya.

“Kau pikir aku tak tahu? Oke aku memang tak sepenuhnya tahu karena memang kau tak pernah memberitahuku. Tapi setidaknya aku tahu kalau kau tengah menyembunyikan sesuatu”

“Mwo?”

“Sikapmu..dengan Siwon Hyung. Waegurae? Apa kalian ada masalah?” Tanya Changmin to the point. Yunho sedikit terkesiap dengan ucapan Changmin.

“Kenapa sepertinya kau membenci Siwon Hyung? Memangnya dia melakukan kesalahan apa?” Tanya Changmin lagi. Yunho menghela napasnya.

“Karena Shilla..”

“Shilla?”

“Eo. Aku membenci Siwon karena Shilla”

“Keundae wae?”

“Karena Siwon telah membuat Shilla melewati hari beratnya sendiri. Dan aku membenci pria yang tidak bertanggung jawab sepertinya” ucap Yunho geram. Sementara Changmin masih berusaha menganalisis cerita Yunho.

Changmin menggaruk keningnya bingung. “Memangnya ada hubungan apa antara Shilla dan Siwon Hyung? Ah ani..yang lebih penting adalah apa hubunganmu dengan Shilla, Hyung?”

Yunho menatap Changmin sekilas. “Memangnya aku tak pernah cerita padamu ya?” Tanya Yunho polos.

“Hya! Hyung! Kalau kau pernah cerita aku tak akan seperti orang bodoh kebingungan seperti ini” yunho terkekeh pelan.

“Jadi?”

“Shilla..dia adikku”

“M..MWO?” Changmin membulatkan matanya. Tak percaya dengan yang ia dengar.

“Keundae..bukankah kau tak punya adik Hyung?”

“Dia adik angkatku Changmin-ah. Tapi aku menyayanginya seperti adik kandungku sendiri”

“Hya Hyung! Bagaimana hal seperti ini kau tak pernah cerita padaku?”

“Aku memang tak suka mengumbar urusan pribadiku, bukan? Mianhae Changmin-ah”

—

Suara tangisan bayi terdengar merdu di ruangan persalinan itu. Seorang wanita muda terlihat begitu kelelahan dan berkeringat setelah prosesi yang mempertaruhkan nyawa itu.

“Chukae Shilla-ssi. Bayi anda laki-laki dan tampan”

Shilla tak kuasa membendung air matanya. Ia memandang wajah bayi yang baru saja lahir dari rahimnya itu. Ia menangis haru.

“Shilla-ya!” shilla menoleh kea rah sumber suara. Kini dua orang namja dan seorang yeoja memasuki ruangan yang baru saja menjadi saksi bisu lahirnya malaikat kecil ke dunia ini.

“Eomoenim, abeonim, Yunho Oppa” Shilla berucap lirih.

“Chukae.. bayimu tampan sekali”

“Gomawo eomeonim”

“Aigo lihatlah Eoma! Anak ini benar-benar seperti malaikat” ucap yunho antusias. Shilla hanya tersenyum mendengar ucapan Yunho. Ia masih terlalu lemah untuk menanggapi ucapan Yunho.

Eoma Yunho menatap bayi itu sendu. “Sayang sekali sekecil ini tak memiliki Appa”ucapnya yang sontak membuat air mata Shilla kembali mengalir deras.

“Eoma!”

“Shilla-ya..” Eoma Yunho berjalan mendekati Shilla yang masih tertunduk.

“Mianhae, eo? Keundae.. tidakkah kau ingin yang terbaik untuk anakmu?” shilla hanya mengangguk.

“Kalau begitu..apa kau bersedia.. untuk menjadi bagian dari keluarga Jung?”

“Mak..maksud eomeonim?”

“Jadilah anak kami Shilla-ya. Dengan begitu bayi ini akan memiliki marga yang jelas. Dan tentunya kami bisa menjaga kalian”

“Keundae..keadaanku..kondisiku..apa Eomeonim yakin? Aku merasa tidak pantas. Sudah terlalu banyak hutang budiku untuk keluarga Jung.”

“Kalau kau merasa berhutang budi maka jadilah anak kami. Sudah sejak lama aku ingin memiliki anak perempuan. Yunho selalu sibuk dan kurasa anak perempuan akan sanggup menemaniku”

“Keundae..”

“Kami tidak peduli dengan keadaanmu sekarang Shilla-ya.. kami menyayangimu. Sebenarnya eoma ingin menjodohkan kalian. Tapi rasanya terlalu naïf jika begitu. Cinta bukan hal yang bisa dipaksakan. Lagipula Eoma tahu Yunho menyayangimu sebagai adiknya, keudachi Yunie?”

“Ne Eoma”

“Jadi, maukah kau menjadi bagian dari kelaurga Jung, Shilla-ya?” Tanya eoma Yunho lagi. Shilla menatap wanita paruh baya itu ragu. Ia kemudian menatap Yunho, dan Yunho member tanggapan dengan anggukan kepalanya. Ia memandang Appa Yunho dan reaksi yang sama diberikan pria paruh baya itu. Ia kemudian menatap bayinya yang masih berada dalam gendongan suster.

Ia menatap kembali Eoma Yunho. “Ne eomeonim. Jeongmal kamsahamnida” ucapnya dan detik berikutnya ia menangis lagi. Dua kebahagiaan yang ia terima hari itu.

—

“Lalu..kenapa Hyung membenci Siwon Hyung? Apa hubungannya dengan Shilla?” Tanya Changmin lagi. Setelah satu persatu pertanyaannya terjawab tentang hubungan Yunho dan Shilla.

“Sudah kubilang kan aku benci lelaki tak bertanggung jawab sepertinya”

“Maksud Hyung?”

“Dia..suami Shilla” ucap Yunho lirih. Changmin mengerjabkan matanya tak percaya.

“MWORAGO?”

“Hya! Shim Changmin pelankan suaramu!”

“H..Hyung..kau tidak bercanda?”

“Eopseo”

“Aigo. Tidak bisa dipercaya. Keundae…” belum sempat Changmin melontarkan pertanyaan seruan dari manager mereka membuatnya menghentikan ucapannya.

“HYA! CHANGMIN-AH YUNHO-YA. ACARA AKAN DIMULAI” teriak managernya dari kejauhan. Changmin mendengus kesal.

“Akan kujelaskan lain kali. Kkaja kita harus ke studio”

“Aish!” Changmin masih mengumpat kesal. Yunho hanya menggelengkan kepalanya.

To be continued

Heheheheh.. maaf ya lamaaaaaa updatenya… laporan saya kejar tayang semua, belum lagi ngurusin skripsi…hehehe

Sudah kejawab hubungan Yunho-Shilla?? Wkwkwk..kalau makin aneh ya maaf yak.. 😛

Oya sekalian mau ngucapin ah:

1. Met idul adha bagi yang menjalankannya. Maaf lahir batin ya,,
2. Happy 6^th anniv buat Oppadeul..jaya terus Suju.. the last men standing…