Two Faces Side 13 (End)

Seharian Shilla hanya diam. ia hanya menghabiskan waktunya didalam kamarnya.

Jungwon masuk kedalam kamar Shilla. Ia kemudian duduk disebelah Shilla yang tengah duduk di pinggiran ranjangnya.

“Eoma..”

“Hm?”

“Kenapa Eoma marah dengan Appa?” Jungwon bertanya polos. Shilla memandang Jungwon sekilas kemudian tersenyum lembut.

“Gwenchana.” Ucap Shilla singkat. Jungwon ingin bertanya lagi tapi ia urungkan. Ia memperhatikan bekas pipi Shilla yang masih memar itu.

“Eoma..apa masih sakit?” cemas Jungwon. Shilla hanya tersenyum menanggapi.

“Apa perlu Jungwon ambilkan oobat?” lanjut Jungwon. Shilla mengangguk.

“Ehm. Eoma butuh obat. Tapi itu darimu Jungwonie”

“Eh?”

“Poppo” ucap Shilla kemudian menunjuk kedua pipinya. Jungwon tersenyum kearah Shilla kemudian mengecup kedua pipi Shilla.

“Otte? Sudah baikan?” Shilla tersenyum mengiyakan.

“Gomawo Wonie. Kemarilah! Malam ini tidur bersama Eoma, ne?” pinta Shilla. Jungwon menatap Shilla kemudian tersenyum mengiyakan.

~Two Faces Side 13~

Suara berisik di dapur membuat Jungwon terbangun dari tidurnya. Ia mengucek matanya singkat kemudian berjalan menuju dapur. Disana ia bisa melihat kalau Shilla tengah menyiapkan sarapan.

“Eo? Wonie sayang sudah bangun?”

“Ehm”

“Kemari sayang! Eoma sudah buatkan sarapan untukmu” ujar Shilla. Jungwon kemudian berjalan kearah Shilla dan duduk di meja yang Shilla sudah siapkan.

“Woah bulgogi? Ehm sepertinya enak” komentar Jungwon. Ia kemudian menyendok bulgogi yang Shilla buat.

“Ehm mashita.” Lanjut Jungwon. Shilla hanya terkekeh menanggapi tingkah polos Jungwon.

“Jungwonie..”

“Ehm?” respon Jungwon sambil terus mengunyah makanannya.

“Ehm.. bagaimana kalau kita kembali ke Gwangju?” ucap Shilla. Jungwon menghentikan makannya dan menatap Shilla bingung.

“Gwangju? Waeyo? Eoma tidak suka berada di Seoul?”

“Aniyo. Hanya saja Eoma pikir lebih baik kita menemani haraboji dan halmeoni, ehm?” jelas Shilla. Ia bisa melihat ekspresi Jungwon berubah. Menjadi sebuah ekspresi tidak suka.

“Keundae.. Jungwon ingin bersama Appa. Jungwon ingin melihat Appa” gumamnya. Shilla menghela napasnya.

Shilla mengelus puncak kepala Jungwon. “Jungwonie.. Eoma tahu kau ingin bersama Appa. Keundae..bisakah kita ke Gwangju untuk sementara waktu? Lagipula kita sudah lama tidak menjenguk halmeoni dan haraboji, keudaechi? Jadi ikut ke Gwangju, ne?” bujuk Shilla lagi.

Jungwon masih cemberut. Ia benar-benar tak ingin ke Gwangju. Bukan karena ia tak merindukan kakek dan neneknya tapi ia tahu begitu ia kembali ke Gwangju sama artinya ia tak akan kembali ke Seoul lagi. Dan itu artinya ia tak bisa melihat Siwon lagi. Jungwon tak mau itu terjadi.

“Jungwonie jebal” pinta Shilla lagi. Jungwon memandang Shilla masam kemudian terpaksa menganguk.

“Gomawo sayang”

~Two Faces Side 13~

Bel dorm Super Junior berbunyi. Membuat Leeteuk yang berada di ruang TV terpaksa meninggalkan aktivitasnya dan membukakan pintu.

“Eo? Yunho-ya.. tumben main” ucap Leeteuk. Ia kemudian menatap seseorang yang datang bersama Yunho.

“Eo? Bukankah kau yang waktu itu datang bersama Minmi. Temannya MInmi, keudaechi?” tanyanya kepada Jungwon. Dan hanya dijawab anggukan oleh Jungwon.

“Anyeong Hyung. Siwon ada?” Tanya Yunho langsung.

“Eo ada. Tapi ia sedikit aneh 2 hari ini. Sedikit murung. Ah iya.. bagaimana kau kenal dengan anak ini?”

“Dia keponakanku Hyung”

“Hee? Woah dunia memang sempit ternyata. Ah masuklah aku panggilkan Siwon dulu” ucap Leeteuk. Yunho dan Jungwon kemudian masuk ke dorm Suju.

“Eo Jungwon keudaechi?” Tanya Yesung begitu Jungwon dan Yunho masuk keruang tamu. Jungwon mengangguk lagi.

“Anyeonghaseyo Yesung ahjusi” sapa Jungwon ramah.

“Aigo kau semakin tampan dan lucu saja. Bagaimana kau bisa datang bersama Yunho?”

“Jungwon keponakanku Hyung” jawab Yunho.

“Mwo? Tapi kau tak mirip dengannya yunho-ya”

“Tentu saja. Kan Cuma keponakan kalau dia anakku baru mirip” balas Yunho. Yesung terkekeh mendengar jawabannya.

“Yunho Hyung? Jungwon-ah?” ucap sebuah suara baritone. Siwon. Ia datang bersama Leeteuk. Yunho bisa melihat wajah lelah dari Siwon.

“Ahjusi” ucap Jungwon menyapanya. Siwon tersenyum kearah Jungwon kemudian mendekatinya.

“Ahjusi? Hey , berhenti memanggilku ahjusi, Jungwon-ah. Aku ini Appamu bukan? Jadi panggil Appa, eo?” ucap Siwon.

“Heeee??? Appa????” koor Leeteuk dan Yesung yang berada diruangan yang sama dengan mereka. Siwon memandang mereka berdua kemudian tersenyum mengiyakan.

“Nah Jungwon-ah.. panggil Appa, eo?” ucap Siwon lagi. Jungwon menatap Siwon kemudian tersenyum lega.

“Ne..Appa” ucap Jungwon akhirnya. Siwon tak bisa menyembunyikan rasa harunya ketika ia mendengar Jungwon memanggilnya Appa.

Siwon kemudian memeluk Jungwon erat. “Gomawo Jungwon-ah”

Yunho hanya bisa tersenyum melihat adegan di depannya. Sementara Leeteuk dan Yesung masih belum bisa menahan rasa keterkejutan mereka. Mata mereka terbelalak tak percaya.

“Siwon-ah..kita perlu bicara” ucap Yunho menginterupsi adegan di depannya itu. siwon menatap Yunho kemudian mengangguk mengerti.

“Jungwon-ah kau main dengan Leeteuk dan Yesung ahjusi dulu, ne?” ucap Siwon. Jungwon hanya mengangguk patuh. Siwon dan Yunho kemudian berjalan menjauhi mereka,mencari tempat yang leluasa untuk bicara.

Sementara Yesung dan Leeteuk masih belum bisa terbebas dari keterkejutan mereka. Mereka hanya bisa menatap Siwon dan Yunho yang berjalan menjauh, bingung.

“Jungwon-ah kau benar anak Siwon?” Tanya Leeteuk memastikan. Jungwon hanya mengangguk mengiyakan.

“Dari awal aku memang merasa kau mirip Siwon. Tapi aku tak menyangka kalau kau ini memang anaknya. Bagaimana bisa?” timpal Yesung.

“Geurae bagaimana bisa? Kau bisa menjelaskan pada ahjusi Jungwon-ah?” pinta Leeteuk. Jungwon tersenyum lembut kearah dua namja yang kebingungan itu.

“Ne ahjusi”

~Two Faces Side 13~

Yunho menatap Siwon dalam. Mengamati raut wajah Siwon yang terlihat memprihatinkan. Yunho paham betul itu. kenyataan bahwa Eoma tirinya yang ia sayangi ternyata tidak sebaik yang ia kira. Ditambah permasalahannya dengan  Shilla. Yunho mengerti kenapa wajah Siwon mengguratkan kelelahan itu.

“Hah..aku tak mengerti dengan kalian berdua. Kalian ini sudah sama-sama dewasa tapi sama-sama keras kepala” Yunho memulai pembicaraan. Siwon hanya menatap Yunho bingung.

“Kalau kalian saling meyayangi kenapa juga kalian harus saling menyakiti?” tambah Yunho. Siwon tersenyum miris. Ia tahu betul maksud perkataan Yunho.

“Aku tak pernah bermaksud untuk menyakitinya Hyung. Dia yang memilih untuk menjauh dariku” ucap Siwon. Yunho hanya bisa berdecak pelan.

“Dan kau memilih untuk membiarkannya begitu saja?”

“Lalu aku harus bagaimana? Dia yang menolakku. Dia yang tak memberiku kesempatan Hyung”

“Lalu kau menyerah? Apa kalian berdua pernah memikirkan Jungwon?”

“Tentu saja aku memikirkan Jungwon. Dia anakku Hyung” ucap Siwon sambil menatap lurus kedepan.

“Kalau kalian memikirkan Jungwon kurasa kalian tidak akan melakukan hal yang justru menyakitinya. Dia masih berumur 5 tahun Siwon-ah. Dan dia membutuhkanmu dan juga Shilla sebagai orang tuanya. Buanglah ego kalian dan bersatulah.” Tutur Yunho. Siwon hanya tersenyum simpul.

“Aku juga berharap sepeti itu. demi Tuhan aku begitu mencintai Shilla, Hyung. Tapi apa yang bisa aku lakukan untuk membuatnya mau menerimaku?” Siwon berucap frustasi.

“Apa yang bisa kau lakukan? Kenyataanya kau bahkan belum melakukan apapun Siwon-ah. Kau hanya diam dan membiarkannya semakin menjauh dari hidupmu. Dan apa kau pernah sedikit saja berpikir kenapa ia berbuat begitu? kenapa ia menjauh darimu?”

“Aku selalu memikirkannya tapi aku tak bisa menemukan jawabannya Hyung”

“Kalau begitu tanyakan padanya. Tanyakan sebelum kau benar-benar tak bisa menggapainya. Shilla berniat kembali ke Gwangju bersama Jungwon” ucap Yunho dan sontak Siwon memalingkan wajahnya menatap Yunho.

“Gwangju? Keundae Wae?” Tanya Siwon.

“Karena dia merasa tak pantas untukmu” lirih Yunho. Siwon menautkan alisnya bingung. Ia bisa melihat Yunho tersenyum miris.

“Tak pantas bagaimana?”

“Dia…”

~Two Faces Side 13~

“Baiklah persidangan kita tunda lusa” ucap hakim persidangan. Hari ini adalah hari pertama persidangan kasus Hwang Hana. Dan suasana persidangan hari ini bisa dibilang cukup tegang. Mengingat Shilla sama sekali tak ingin meringankan tuntutannya. Dia mengharapkan Hana dihukum seumur hidup.

Shilla beranjak dari kursinya. Ia menghela napasnya berat.

“Shilla-ya..” panggil Siwon. Shilla hanya menatapnya sekilas kemudian acuh. Ia berjalan meninggalkan ruang persidangan tanpa mempedulikan Siwon yang terus mengikutinya.

“Kita perlu bicara” ucap Siwon sambil menahan lengan Shilla. Dan  tentu saja Shilla menghempaskan tangan Siwon begitu saja.

“Tidak ada yang perlu kita bicarakan” ucap Shilla dingin. Sayangnya Siwon tak peduli, ia meraih tangan Shilla kasar dan menariknya begitu saja.

“Hya! Lepaskan” erang Shilla. Siwon tak peduli, ia terus menarik Shilla. Tak peduli apakah genggamannya di tangan Shilla itu terasa sakit atau tidak. Ia hanya perlu menyelesaikan masalahnya secepatnya, seperti yang Yunho sarankan.

Siwon terus menarik tangan Shilla kuat. Ia kemudian menghempaskan Shilla kasar ke dalam mobilnya. Sejurus kemudian Siwon menyalakan mobilnya kenncang, tak peduli akan reaksi protes dari Shilla.

Lima belas menit kemudian Siwon memakirkan mobilnya di sebuah taman kota. Ia menatap Shilla tajam kemudian menarik tangannya lagi.

“Hya! Apa yang kau lakukan Siwon-ssi? Lepaskan!” protes Shilla lagi. Siwon menghentikan langkahnya kemudian melepaskan tangan Shilla dari genggamannya.

Ia menatap Shilla tajam. “Berhenti memanggilku Siwon-ssi. Seolah kau melupakan semua yang pernah terjadi diantara kita” ucap Siwon dengan sedikit nada tak suka. Shilla terdiam.

“Baiklah. Katakan apa yang ingin kau bicarakan. Aku tak punya banyak waktu mengingat aku akan kembali ke Gwangju” ucap Shilla dingin.

“Dan berhenti mengatakan kalau kau akan ke Gwangju. Aku tak mengijinkannya”

“Apa hak mu untuk melarangku?”

“Aku ini suamimu, apa kau masih ingat?” bentak Siwon. Shilla hanya memandangnya dingin.

“Ne. aku sudah melupakannya. Kau bahkan bukan suamiku lagi sejak enam tahun lalu”

“Berhenti membohongi dirimu sendiri. Kenyataanya kau masih istriku. kau masih mencintaiku dan aku masih mencintaimu”

“Cinta kau bilang? Cih! Kau salah. Aku tak mencintaimu Siwon Oppa. Aku membencimu” ucap Shilla dingin. Siwon terdiam. Mendengar kata benci itu membuatnya merasakan sesak didadanya.

“Wae?” gumam Siwon.

“Kau pikir aku tidak akan membencimu? Kau salah. Aku membencimu. Sangat membencimu”ulang Shilla. Siwon hanya bisa terdiam, ia bisa melihat kilat kemarahan dari mata Shilla.

“Enam tahun ini kau hidup dengan baik keudaechi? Enam tahun ini bahkan kau tak pernah ingat kalau kau punya seorang istri, keudaechi?” lanjut Shilla. Siwon menggelengkan kepalanya.

“Aniya! Aku selalu mengingatmu. Mengkhawatirkanmu”

“geurae? Lalu apa yang kau lakukan? Pernah kah sekali saja kau mencariku? Pernahkah sekali saja kau mencari dimana keberadaan istrimu? Eopseo. Wae? Wae? Karena kau menyangka aku mengkhianatimu? Dan kau percaya, keudaechi? Seperti itu yang kau bilang mencintaiku? Aniya. Itu bukan cinta. Dan aku membencimu untuk itu” tambah Shilla.

Siwon hanya bisa membatu. Entahlah tapi rasanya lehernya tercekat, separah katapun tak bisa ia lontarkan. Dan pernyataan Shilla tak sepenuhnya salah.

“Kenapa diam? masih kurang bukti kalau kau tak mencintaiku? Ara. Akan kuberikan satu lagi.” Shilla mengatur napasnya. Ia memandang Siwon tajam.

Setelah ini bencilah aku Oppa.

“Enam tahun ini bahkan kau mencoba menggantikan posisiku, keudaechi? Enam tahun ini kau bahkan tak peduli dengan apa yang aku lakukan keudaechi? Tak peduli seberapa berat aku menjalani hidupku. Seberapa berat aku harus menanggung sakit karena ulah Eomamu yang kau sayangi itu. dan anehnya sedikit saja kau tak pernah menyadarinya. Tentu saja kau tak menyadarinya. Karena memang Eomamu itu begitu pandai berakting”

“Shilla-ya..”

“Dan untuk apa sekarang kau ingin mengajakku bicara? Untuk memintaku meringankan tuntutan atas Eoma yang kau sayangi itu? Tidak  akan pernah.”

“Shilla-ya..keundae Eoma dia..”

“Wae? Ingin membelanya? Kau pikir aku akan memaafkan dan meringankan tuntutannya setelah apa yang ia lakukan padaku? Setelah ia menghancurkan hidupku? Membuatku kehilangan segalanya. Membuatku kehilanganmu, membuatku lumpuh dan membuatku kehilangan harga diriku sebagai wanita. Kau pikir aku akan memaafkannya begitu saja?” emosi Shilla. Siwon hanya memandang miris sosok di depannya. Amukan Shilla lebih Siwon rasa sebagai suatu luapan emosinya selama ini.

Dia tak pernah menangis Siwon-ah. Terakhir kali ia menangis adalah ketika Jungwon terlahir di dunia ini. Setelah itu seberapapun sedihnya ia maka dia tak pernah menangis.

Ucapan Yunho terasa berputar di kepala Siwon sekarang. Ia memperhatikan Shilla yang tengah mengatur napasnya. Dan benar. Shilla tak menangis sedikitpun meskipun Siwon bisa melihat gurat kesedihan di wajahnya.

GREP

Siwon memeluk Shilla. Dan tentu saja hal itu membuat Shilla terkesiap. Terlebih ketika Siwon mengelus puncak kepalanya.

“Menangislah! Aku tahu kau melewati begitu banyak hal berat tanpaku” ucap Siwon lembut. Shilla membulatkan matanya.

Andwe! aku tak akan pernah menangis lagi.

Sayangnya pertahanan Shilla runtuh. Seberapa besar niatnya untuk tak menangispun sirna sudah. Dekapan Siwon, belaian Siwon dan ingatan tentang semua yang terjadi dalam hidupnya memaksanya untuk menitikkan air matanya.

Air mata pertamanya setelah enam tahun terakhir ia tak menangis. berpura-pura tegar. Meski ia tahu sikap kuatnya itu hanyalah sebuah kedok untuk menutupi kerapuhannya.

Dia hanya berpura-pura kuat Siwon-ah. Kenyataanya dia tak sekuat itu.

“Menangislah. Menangislah Shilla-ya.” Ucap Siwon sambil terus membelai rambut Shilla. Mendekapnya erat seolah ia tak ingin melepaskan Shilla.

Siwon bisa merasakan kemejanya kini basah. Ia bisa mendengar isak lirih dari Shilla.

“mianhae..”

“Aku membencimu. Aku membencimu karena kau tak pernah ada untukku. Membencimu karena disaat aku butuh seseorang kau tak ada disana. Aku membencimu Siwonie Oppa” isak Shilla.

“Ara. Untuk itu aku minta maaf. Maafkan aku karena membiarkanmu melewati semuanya sendiri. Maafkan aku karena kau harus menanggung semua itu karena diriku. Maafkan aku yang tak pernah tahu kau mengalami begitu banyak derita” ucap Siwon tulus. Shila semakin terisak dibuatnya.

“Maafkan aku karena aku tak ada disaat kau melahirkan Jungwon. Buah hati kita. Dan maafkan aku karena aku tak memberikan uluran tanganku saat kau terjatuh dalam terapimu. Maafkan aku. Karena diriku kau bahkan harus mengasuh Jungwon dalam…kursi roda” lanjut Siwon. Kali ini Shilla hanya bisa diam dan terus terisak.

“Aku membencimu Wonie Oppa” ucap Shilla sambil memukul-mukul punggung Siwon. Dan Siwon membiarkannya. Ia tahu semua itu hanya luapan perasaan Shilla.

“Kemballilah untukku Shilla-ya. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu.” Ucap Siwon. Shilla menghentikan pukulannya pada punggung Siwon. Ia bahkan menghentikan tangisannya.

Shilla melepas pelukan Siwon. “Aku tak bisa. Lupakan aku” lirih Shilla. Ia membalikkan badannya, berusaha meninggalkan Siwon.

“Kenapa? Karena kau merasa tak pantas?” ucap Siwon dan membuat Shilla menghentikan langkahnya. Ia terdiam namun masih memunggungi Siwon.

“Hanya karena kau sudah tak mungkin memberiku keturunan lagi nantinya, kau ingin menyerah?” lanjut Siwon. Dan kini Shilla membalikan tubuhnya. Menatap Siwon dengan pandangan tak percaya.

Dia.. rahimnya terpaksa diangkat setelah melahirkan Jungwon. Dia mengalami pendarahan hebat beberapa jam setelah Jungwon lahir. Dan kata Dokter..rahimnya harus diangkat. Kehamilannya saat lumpuh ditambah ia melahirkan Jungwon saat kondisi tubuhnya memang tak memungkinkan. Itulah kenapa ia mengalami pendarahan hebat saat itu.dan Dokter bilang kalau rahimnya tidak diangkat maka Shilla bisa tiada. Untuk itu kami setuju dalam pengangkatan rahim itu.

Dan dia merasa dia tak pantas untukmu. Dia masih ingat impianmu untuk memiliki anak banyak dengannya, keudaechi?. Dan ia tahu ia tak akan bisa mewujudkannya Siwon-ah. Dia merasa tidak berharga lagi. Yah Shilla yang bodoh karena merasa dirinya seperti itu.

“Kau pikir aku sepicik itu Shilla-ya? Kau pikir aku menilaimu serendah itu? tidak Shilla-ya. Aku mencintaimu karena itu dirimu. Dan apa kau lupa kalau kita masih memiliki Jungwon? Untukku asalkan aku bisa bersama kalian berdua itu cukup” ucap Siwon lembut.

Shilla hanya terdiam. Hanya mendengar satu fakta kalau ia tak akan bisa melahirkan anak lagi membuat hatinya seolah tersayat. Ia benci kenyataan itu. tapi ia tak bisa lari dari kenyataan itu.

Siwon mendekati Shilla. Ia kemudian menangkupkan tangannya di wajah Shilla. Memaksa Shilla untuk menatap dalam kedua matanya.

“Aku tak peduli kalau kini kau tak mungkin memberiku keturunan lagi. Toh kita masih memiliki Jungwon, keudaechi? Dan Jungwon membutuhkan kita Shilla-ya. Dia membutuhkan Appa dan Eomanya. Dan aku akan semakin merasa tidak berguna kalau kau menolakku. Enam tahun ini aku tak menjalani hari ku sebagai suami yang baik dan terlebih sebagai Appa yang baik.” Siwon menghela napasnya. Sementara Shilla masih bertahan pada kebisuannya.

“Aku bahkan tak ada saat Jungwon terlahir. Tak bisa mendengar isakan pertamanya di dunia. Tak bisa melihat perkembangannya selama lima tahun ini. Tak melihat bagaimana ia mulai bisa berjalan. Lalu apakah kau akan setega itu padaku? Membiarkanku untuk tak bisa melihatnya berkembang lagi? Andwe! jangan lakukan itu Shilla-ya” ucap Siwon lirih.

Shilla bisa melihat mata Siwon kini mulai berkaca. Ah tidak, bahkan Shilla bisa melihat air mata yang mengalir dari sudut mata Siwon.

GREB

Untuk pertama kalinya Shilla memeluk Siwon. Tentu saja ini membuat Siwon membulatkan matanya. Setidaknya ini merupakan pelukan pertama yang Shilla lakukan setelah enam tahun terakhir mereka tak bertemu.

“Mianhae Oppa” ucap Shilla serak. Siwon tersenyum dari balik punggung kecil Shilla. Ia kemudian membalas pelukan istrinya itu.

“Mianhae jeongmal mianhae” ulang Shilla lagi. Ia semakin membenamkan wajahnya pada dada Siwon. Menyesap aroma tubuh Siwon yang begitu ia rindukan. Merasakan detak jantung Siwon yang berirama dengannya.

“Jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku lagi Shilla-ya. Your love is all I need.”

~Two Faces Side 13~

“Daddy, kenapa Eoma tidak pulang bersama Daddy?” ucap Jungwon bingung. Setahunya tadi Shilla pergi bersama Yunho dan sekarang bahkan Yunho tidak pulang bersama Eomanya itu.

“Mollayo. Tadi Appamu membawa Eomamu pergi”

“Appa? Memangnya Appa dan Eoma sudah baikan?” Tanya Jungwon polos. Yunho hanya terkekeh mendengar pertanyaan Jungwon.

“berdoa saja untuk itu Jungwon-ah.”

“Ah..padahal Jungwon ingin Appa dan Eoma bersatu” ucap Jungwon lesu.

“Harapanmu terkabul Jungwon-ah” ucap sebuah suara. Dan sontak Jungwon mengalihkan pandangannya. Ia bisa melihat Siwon dan Shilla masuk bersama. Ia bahkan bisa melihat kedua orang tuanya itu saling bergandengan tangan.

Wajah Jungwon langsung berbinar. “Appa? Eoma? Kalian sudah tidak bertengkar lagi?” tanyanya polos. Siwon dan Shilla hanya terkekeh.

“Seperti yang kau lihat” jawab Siwon singkat. Tapi Jungwon cukup pintar untuk mengerti maksud Appanya itu.

“Appa Eoma!” pekik Jungwon kemudian memeluk kedua orang tuanya itu.

“Neomu haengbokae” lanjutnya.

“Coba dari awal kalian begini. Kurasa kebahagiaan kalian akan sempurna” ucap Yunho ikut berkomentar.

“Ah itu artinya kau tak akan kembali ke Gwangju kan Shilla-ya?” Tanya Yunho kemudian. Shilla menatap kakaknya itu kemudian tersenyum.

“Tentu saja aku akan tetap ke Gwangju”

“Eh? Mwoya?” koor Siwon dan Jungwon. Shilla otomatis tertawa mendengar kekompakan ayah anak itu.

“Memangnya tidak boleh kalau aku ingin mengunjungi Abeoji dan Eomeoni?” tambah Shilla. Siwon menghela napasnya lega. Kemudian memencet hidung Shilla.

“Berhenti membuat jantungku nyaris copot Shilla-ya”

“Haha mianhae”

~Two Faces Side 13~

Few months later

Jungwonie’s Birthday

Alunan musik selamat ulang tahun itu masih bisa Jungwon dengar dengan jelas. Pesta kecil-kecilan yang Appa dan Eomanya adakan untuknya benar-benar membuatnya bahagia.

Bukan karena ulang tahunnya dirayakan tapi lebih karena ia telah meraih mimpinya. Bahagia bersama Appa dan Eomanya.

“Lakukan permohonan sebelum kau tiup lilinya Jungwonie” bisik Shilla tepat ditelinga Jungwon. Jungwon mengangguk yakin kemudian memejamkan matanya.

Jangan pernah pisahkan Appa dan Eoma lagi Tuhan. Ijinkan Jungwon selalu bersama Appa dan Eoma. Jungwon sayang padamu Tuhan karena telah menyatukan Appa dan Eoma. Saranghae.

HUFT

Jungwon meniup lilinnya dan disambut sorakan bahagia dari semua yang hadir. Tak ayal setelah itu Jungwon juga mendapat ribuan ucapan selamat.

Pesta itu hanya dihadiri oleh kerabat mereka saja. Hanya ada member Super Junior, TVXQ, dan pihak keluarga. Tapi rasanya suasana begitu ramai.

“Appa” panggil Jungwon pada Siwon. Siwon mensejajarkan tingginya dengan anaknya itu.

“Hm? Waegurae?”

“Kyu ahjusi memberiku kado. Apa Jungwon boleh memilikinya?” Tanya Jungwon polos. Siwon hanya mengernyitkan dahinya bingung.

“Itu hadiahmu tentu saja kau boleh memilikinya. Memangnya apa yang Kyu ahjusi berikan untukmu?”

“Game console” lirih Jungwon. Siwon melebarkan matanya. Ia kemudian mendekati Kyuhyun yang tengah menyantap kuenya.

“Aw! Hyung sakit!” ringis Kyu ketika tiba-tiba Siwon memukul kepalanya.

“Hya! Kau memberikan apa pada anakku? Aish jincha!”

“Wae? Apa yang salah? Aku hanya ingin menyalurkan hobiku. Lagipula aku hanya ingin memberinya sesuatu yang berbeda” aku Kyuhyun. Siwon memukul kepalanya lagi.

“God! Kyu dia masih 6 tahun dan kau mau meracuni otaknya dengan kaset game mu itu? aigo!” ucap Siwon sambil menggelengkan kepalanya.

“Hyung tenang saja. Aku tahu Jungwon itu anak yang pandai sepertiku. Aku hanya ingin sedikit menyalurkan hobiku dan kepintaranku pada Jungwon”

“Mwo? Menikahlah dan salurkan hobimu pada anakmu jangan anakku. Lagipula aku tak mau anakku tertular sifat iblismu”

“Tenang saja! Nanti aku akan menikah dan punya anak sehingga aku akan mewariskan semua sikapku pada anakku. Tapi sebelum itu kurasa Jungwon bisa jadi bahan percobaan sebelum aku tularkan pada anakku kelak”

“Kyu!!!!!!”

Alhasil hanya terjadi adu mulut antara Siwon dan Kyuhyun. Dan sayangnya member lain ikut saling membela.

“Mereka tak pernah berubah, ne?” ucap Yunho pada Shilla yang kini menonton adegan di depan mereka.

“Ehm.”

“Kau bahagia?” tanya Yunho. Shilla memandang Yunho kemudian mengangguk pasti.

“Ehm”

“Syukurlah. Ah rasanya waktu berjalan begitu cepat, ne?”

“Ne. Kurasa begitu. Oppa kapan kau menyusul?” Yunho sontak mengernyitkan dahinya bingung.

“Kapan apa?”

“Bukankah gadis dari Gwangju itu juga sudah sangat pantas untuk kau pinang?” goda Shilla. Ia bisa melihat wajah Yunho yang nmemerah.

“Sssttt. Jangan bicarakan disini. Kau tidak tahu apa kalau disini banyak telinga yang bisa mendengar?”

“Telinga memang untuk mendengar bukan. Lagipula kenapa? Kau sudah pantas untuk menikah. Ingat berapa umurmu sekarang dan ingat juga kalau Eomeoni dan abeoji sudah sangat mengharapkan cucu darimu”

“Shilla-ya..” desis Yunho. Shilla hanya terkekeh pelan.

“Ara ara. Tapi jangan lama-lama, ne? Kau sudah tua sekarang. Tidak ingat umur,huh?” goda Shilla. Yunho hanya mendengus sebal.

—

Siwon memandang Shilla yang kini tengah mencuci piring-piring karena pesta yang baru saja selesai satu jam yang lalu. Siwon tak bisa menahan senyum yang mengembang dari bibirnya. Perlahan ia mendekati Shilla kemudian memeluknya dari belakang.

“Aigo Oppa kau mengagetkanku” protes Shilla. Siwon hanya terkekeh kemudian menempelkan dagunya pada bahu Shilla.

“Oppa daripada kau memelukku lebih baik kau membantuku cuci piring” ucap Shilla karena terus terang perbuatan Siwon mengganggu aktivitasnya.

“Shireo. Aku kan sedang memberimu dukungan”

“Dengan memelukku?”

“Yap” ucap Siwon mantap. Shilla hanya bisa berdecak.

“Oppa lepaskan! Lebih baik kau menonton TV saja sana. Perbuatanmu hanya membuat pekerjaanku semakin lama” protes Shilla lagi. Ia bisa mendengar Siwon tak terima. Tapi toh akhirnya ia melepaskan pelukannya dan bergabung bersama Jungwon di ruang TV.

Lima belas menit berikutnya Shilla bergabung dengan ayah dan anak itu. Setelah ia selesai merapikan dapur.

“Apa yang kalian lihat?” tanya Shilla kemudian duduk diantara Siwon dan Jungwon. Seperti diberi aba kedua ayah anak itu langsung mengembangkan senyum yang sama kemudian menjawab dengan kompak.

“Acara kesukaan Eoma” koor mereka. Mau tak mau Shilla hanya bisa terkekeh.

Yang mereka maksud adalah acara infotainment. Shilla hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sejak kapan dirinya penggemar infotainment?

“Kau ingin menyombongkan dirimu Oppa?” gumam Shilla. Karena sejujurnya infotainment itu tengah membahas tentang film terbaru Siwon. Dan liputan tentang acara premier film itu beberapa waktu lalu.

“Aniyo. Tapi bukankah kau ini suka memandang wajahku? Dan lihatlah saat premier film itu. Wajahmu sangat aneh. Wae?” ujar Siwon. Shilla memukul lengannya pelan.

“Aku hanya gugup saat itu”

“Gugup kenapa? Itu bukan pertamanya kau dosorot ratusan kamera, keudaechi? Ingat saat press conference tentang skandal hubungan kita?” ucap Siwon mengingatkan.

Memang benar. Pertama kali Shilla disorot begitu banyak kamera adalah saat Siwon mengumumkan tentang status pernikahan mereka. Membeberkan pada dunia bahwa sesungguhnya seorang Choi Siwon sudah beristri dan memiliki seorang anak.

Entah bagaimana mereka melewati berbagai pro dan kontra saat itu. Toh pada akhirnya mereka bisa melewatinya dengan sukses, bukan? Pada akhirnya dunia perlahan menerima keadaan mereka.

Karena sejujurnya seburuk apapun dunia berkata tentang kita, tapi yang terpenting adalaha bagaimana kita menjalani hidup kita. Karena yang menentukan kebahagiaan kita adalah kita sendiri. Bukan pada apa kata dunia. Yang terpenting adalah kita menjalaninya tanpa penyesalan sedikitpun.

“Tapi Eoma tetap cantik dengan wajah seperti itu. Benarkan Appa?” komentar Jungwon.

“Kereomyeon.” Setuju Siwon. Shilla tak bisa menyembunyikan wajah memerahnya.

“Eoma”

“Shilla-ya”

Kedua ayah dan anak itu berucap bersama. Detik berikutnya adalah mereka meletakkan kepala mereka pada pangkuan Shilla. Sengaja Shilla mendesain ruang TV tanpa adanya kursi. Hanya ada matras lumayan lebar di depan TV untuk memudahkan mereka berbaring jika tengah menonton TV. Dan itu tentu saja membuat Siwon dan Jungwon dapat dengan mudah meletakkan kepala mereka dipangkuan Shilla. Siwon disebelah kiri dan Jungwon disebelah kanan.

“Appa!”

“Jungwonie!”

Lagi-lagi mereka kompak saling protes. Jungwon yang protes karena Siwon juga meletakkan kepalanya dipangkuan Shilla, dan begitu sebaliknya.

“Appa ini tempat Jungwon. Minggir!”

“Aniyo ini tempat Appa. Kau yang minggir”

Tidak ada yang mau mengalah satu sama lain. Dan Shilla hanya menggelengkan kepalanya. Detik berikutnya Shilla mencubit kedua hidung mereka.

“Aw aw! Apho!” koor mereka lagi. Shilla mau tak mau hanya bisa tertawa renyah.

“Kalian pikir pangkuan Eoma ini kasur apa. Kalian menyingkirlah! Kepala kalian berat” ucap Shilla. Siwon dan Jungwon mendongak menatap Shilla.

“Shireo!” ucap mereka bersama.

Sejak kapan mereka jadi sangat akrab?

Shilla mencubit hidung mereka lagi. Dan tentu saja mereka meringis kesakitan.

“Kalau kalian tidak mau menyingkir maka diamlah.” Ancam Shilla. keduanya kini tersenyum penuh kemenangan.

“Ara. Aku akan berbagi tempat dengan Appa” ucap Jungwon. Mereka kemudian diam. Shilla mengelus kedua puncak kepala Siwon dan Jungwon.

“Eoma”

“Hm?”

“Malam ini tidur bersama Jungwon, ne?” pinta Jungwon. Sontak Siwon protes.

“Andwe! Kenapa Eoma harus tidur bersamamu? Eoma akan tidur bersama Appa” ucap Siwon.

“Ah Appa. Kan setiap hari Appa sudah tidur bersama Eoma. Hari ini saja ijinkan Eoma tidur bersama Jungwon. Lagipula hari ini kan ulang tahun Jungwon. Appa harus mengabulkan pemrintaan Jungwon”

“Shireo”

“Appa! Sejak ada Appa kan Jungwon tak pernah tidur bersama Eoma lagi. Appa pengganggu” ucap Jungwon seperti kesal. Tapi Siwon cukup tahu kalau anaknya itu tengah bercanda. Ia kemudian menggelitiki Jungwon. Membuat Jungwon tertawa kegelian.

“Ah Appa. Geli Appa. Ampun ampun Appa” ucap Jungwon tak tahan.

“Katakan kalau Appa pengganggu dan Appa pastikan kau akan terus kegelian” ancam Siwon.

“Ne ne. Sekarang hentikan! Jungwonie tidak akan mengatakannya lagi. Jebal Appa” mohon Jungwon. Siwon kemudian menghentikan aktivitasnya.

“He he. Sejujurnya meskipun Appa menyebalkan tapi Appa membuat impian Jungwon terwujud” lanjut Jungwon. Siwon dan Shilla hanya mengerutkan keningnya bingung.

“Impian apa?”

“Impian untuk selalu bersama-sama Appa dan Eoma. Kalau Jungwon akan hidup bahagia dengan kalian berdua” ucap Jungwon polos. Siwon dan Shilla mengembangkan senyumnya.

Siwon bangkit dari pangkuan Shilla. ia kemudian mendekati Jungwon dan mengecup pipi anaknya itu.

“Ah Appa! Kenapa menciumku?” ucap Jungwon tak terima. Ia ikutan bangun dari pangkuan Shilla.

“Waeyo? Itu ungkapan bahagia Appa”

“Tapi Jungwon tidak suka”

“Kau kalau dicium Eoma baik-baik saja. Kenapa dicium Appa kau protes?”

“Karena Appa itu namja.” Ucap Jungwon sambil cemberut. Siwon dan Shilla hanya terkekeh mendengar jawaban anaknya itu.

Shilla menggelengkan kepalanya kemudian bangkit dari duduknya,. Mendengarkan suami dan anaknya itu bertengkar tak akan cepat selesai. Lebih baik ia tidur duluan.

“Eoma! Shilla-ya!” teriak mereka ketika melihat Shilla bangkit dan memasuki kamarnya.

Shilla merebahkan dirinya. Dan detik berikutnya ia bisa merasakan Siwon dan Jungwon berbaring disebelahnya. Lagi-lagi Shilla menggelengkan kepalanya.

“Kalian ini benar-benar seperti anak kecil” ucap Shilla. ayah dan anak itu hanya tersenyum tanpa dosa,

“Aku memang masih kecil Eoma” ucap Jungwon mengingatkan.

“Ara my baby boy. Sekarang tidurlah” ucap Shilla kemudian memeluk Jungwon. Dari belakang Shilla juga merasakan Siwon juga memeluk Shilla.

Mereka memejamkan mata mereka. Dengan senyum terkembang dari bibir masing-masing.

“Kurasa aku harus bersyukur pada Tuhan karena tak akan memberiku anak lagi Oppa” gumam Shilla.

“Waeyo?”

“Karena mengurus satu anak saja aku seperti mengurus dua anak. Kalian ini sama-sama manja. Kurasa ditambah satu anak lagi maka aku pastikan aku akan cepat tua karena stres.” Ucap Shilla. siwon hanya terkekeh mendengar jawabannya.

“Kau benar. Aku sudah sangat bahagia dengan keluarga kita. Gomawo karena kau dulu bersikeras mempertahankan malaikat kita. Saranghae Shilla-ya”

“Nado Oppa” ucap Shilla. ia kemudian bisa merasakan Siwon semakin merapatkan tubuhnya kemudian mengecup puncak kepala Shilla.

“Jaljayo”

~FIN~

Oke ff sinetron stripping ini beres juga.. yang udah mengikuti ni ff dari awal neomu kamsahamnida….

Dan maaf kalau saya updatenya lama. Pertama karena saya lg pusing ngurusin skripsi yang udah 3 kali ganti judul dan berkali-kali ganti metode. Yang kedua karena kemaren minggu saya mudik dan langsung tepar karena perjalannya macet 6 jam.. huwaaa.. *curcol*

Dan kalau endingnya mengecewakan maaf ya.. love u all..