Senseless Part 2

“Oppa!” pekik Shilla. Ia kemudian berhambur memeluk namja itu. dan dengan senang hati namja itu menyambut pelukan Shilla.

“Jeongmal bogoshipo Oppa” ungkap Shilla. Namja itu tersenyum lagi.

“Nado sweety” jawabnya. Shilla semakin mengeratkan pelukannya. Begitu pula namja itu. Meski tanpa mereka sadari kalau hal buruk akan terjadi pada Shilla setelah ini.

How could you? Berpura-pura menemui Chunji padahal ingin bersenang-senang dengan namja lain?

God Park Shilla..you’re getting on my nerve!

~Senseless Part 2~

Shilla menopang dagunya di meja. Memandang wajah tampan dari namja di depannya itu.

“Wae? Kenapa memandangku seperti itu?” Tanya namja manis itu. shilla hanya tersenyum lembut.

“Sudah lama tak melihat Oppa…dan rasanya Oppa jauh lebih tampan sekarang” ucap Shilla jujur. Namja itu terkekeh pelan. Ia menyunggingkan senyum sempurnanya.

“Kau juga semakin cantik sweety” balas namja itu. ia meraih puncak kepala Shilla kemudian mengelusnya lembut.

“Nunaa.. ada Joongki Hyung dan aku dilupakan?” omel sebuah suara lagi. Chunji. Shilla mengalihkan pandangannya menatap Chunji.

“Wajar kan Ji? Sudah 4 tahun tak bertemu Joongki Oppa, wajar kan kalau nuna merindukannya?”

“Ya ya ya” decak Chunji. Shilla dan namja itu terkekeh lagi.

Ya, pria itu Song Joongki. Namja yang memiliki arti tersendiri dalam kehidupan Shilla dan Chunji.

“Oppa.. kau tak berniat kembali ke Jepang lagi kan?”

“Aigo.. aku baru seminggu yang lalu pulang ke Korea dan kau menyuruhku kembali ke Jepang lagi?”

“Bukan begitu. tapi Oppa sudah terlalu lama di Jepang. Jadi kupikir Oppa akan menetap disini” ucap Shilla. Joongki tersenyum lembut kemudian mengacak rambut Shilla.

“Ne, kurasa Oppa akan menetap disini. Ah iya..kalian tinggal dimana sekarang? Aku mencari kalian di rumah yang dulu tapi tidak ada” ucap Joongki penasaran.

“Hyung pikir kami akan terus tinggal di gubuk reot itu? kalau dipikir-pikir dulu kehidupan kita lucu ya nuna? Kita tinggal tepat di belakang rumah Joongki Hyung. Dan ironisnya rumah Hyung begitu indah sementara kita hanya tinggal di rumah kumuh nuna” canda Chunji. Joongki terkekeh pelan.

“Lalu kalian tinggal dimana sekarang?” Tanya Joongki lagi.

“Tunangan nuna memberikanku rumah baru, tidak terlalu besar si tapi setidaknya lebih bagus dari gubuk reot yang dulu. Kalau nuna si tentu saja tinggal bersama tunangannya” cerocos Chunji. Joongki membulatkan matanya seketika.

“Tunangan? Shilla-ya kau sudah bertunangan?” kagetnya. Shilla hanya mengangguk lemah.

“Aigo bagaimana mungkin aku tidak tahu?” lanjut Joongki.

“Jelas saja kau tidak tahu Hyung. Empat tahun ini kan kau seperti ditelan bumi. Bahkan kupikir kau sudah melupakan kami” omel Chunji. Joongki menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.

“Mianhae Ji”

“Lalu kau..selama ini apa yang kau lakukan Oppa?” Joongki mengalihkan pandangannya menatap Shilla. Ia tersenyum lembut kearahnya.

“Hanya membantu Appa mengurus perusahaan di Jepang” jawab Joongki.

“Geojitmal Hyung!” sela Chunji. Sontak Shilla menatap Chunji bingung.

“Kau kenapa berkata seperti itu, Ji?” Tanya Shilla bingung.

“Nuna tidak tahu?”

“Apa?”

“Aigo selama ini apa yang kau lakukan nuna? Apa berada di keluarga Choi membuatmu jadi kuper begitu? sampai tidak tahu kalau Joongki Hyung ini model? Aku sering melihatnya jadi cover beberapa majalah” jelas Chunji.

“Jeongmal? Geurae Oppa?” Tanya Shilla tak percaya. Joongki hanya tersenyum kikuk kearahnya. Ia menganggukkan kepalanya tentu saja.

“Hanya pekerjaan sampingan Shilla-ya. Aku bahkan tak sengaja terjun sebagai model saat itu” jelas Joongki.

“Aigo Oppaku yang tampan ternyata sangat hebat” ucap Shilla dengan senyuman mengembang di bibirnya.

“Lebih hebat mana aku atau tunanganmu?” canda Joongki. Shilla merengut singkat, membuat Joongki dan Chunji terkekeh dibuatnya.

“Biar kupikir dulu Oppa. Tunanganku seorang bissnisman, kau juga. tapi kau seorang model juga, jadi nilai tambah untukmu. Jadi kurasa kau lebih hebat” ucap Shilla enteng.

“Geurae? Kau memang dongsaeng terbaikku” ucap Joongki senang. Ia memgacak rambut Shilla gemas.

~Senseless Part 2~

Shilla memasuki rumahnya dengan senyuman terkembang di bibirnya. Bertemu Joongki sanggup membuat harinya lebih berwarna.

“Eo? Oppa kau sudah pulang?” ucapnya ketika ia melihat Siwon tengah menatapnya tajam. Ia memegang segelas air putih di tangan kanannya. Siwon menyandarkan tubuhnya di kulkas besarnya.

“Darimana?” Tanya Siwon dingin. Shilla memiringkan kepalanya, sedikit bingung dengan arti tatapan Siwon.

“Bertemu Chunji. Tadi bukankah aku sudah ijin padamu Oppa?” ungkap Shilla polos. Siwon menatapnya semakin tajam, ia kemudian berdecak singkat.

“Geojitmal!” kata Siwon lagi. Kali ini meskipun nada suaranya masih rendah tapi Shilla bisa menangkap setiap penekanan di dalamnya. Shilla sedikit bergidik dengan tatapn Siwon.

Kenapa ia menatapku seperti itu? apa aku berbuat salah lagi?

“Aku…aku tidak bohong Oppa. Tadi memang aku bertemu Chunji lalu..”

PRANGGG

“Aaaa” pekik Shilla histeris. Gelas yang dari tadi di pegang Siwon dilempar begitu saja ke lantai. Membuat gelas itu pecah menjadi kepingan-kepingan.

Shilla sontak menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. Tubuhnya sedikit bergetar, takut akan reaksi Siwon berikutnya. Demi Tuhan ia bahkan tidak tahu apapun tentang kesalahannya.

Siwon berjalan mendekati Shilla yang masih menutup wajahnya. Ia meraih lengan Shilla kasar, membuat gadis itu melepaskan pegangannya pada wajahnya.

“Kubilang jangan bohong Park Shilla!” shilla menggeleng lemas.

“Aku tidak bohong Oppa. Chunji memang..”

“Berhenti menggunakan Chunji sebagai alibimu!” teriak Siwon seketika. Shilla menatapnya takut.

“Siapa namja itu?” Tanya Siwon tajam.

“N..namja?”

“Berhenti memasang tampang sok lugumu itu. just answer me, who the hell is he?”

“Tapi aku benar-benar tak tahu Oppa. Namja yang mana?” Tanya Shilla bingung. Siwon berdecak kesal.

“Tch! Jadi sudah berapa namja yang kau temui di belakangku? Apa selama ini kau hanya menjadikan Chunji sebagai alasanmu? Padahal sesungguhnya kau berkencan dengan namja lain? begitu?” ucap Siwon tajam. Shilla menggelengkan kepalanya kuat.

“Lalu untuk apa kau memeluk namja lain, huh? Demi Tuhan kau ini tunanganku tapi untuk apa kegenitan memeluk namja lain,huh?” bentak Siwon. Nyali Shilla menciut seketika mendengar teriakan Siwon.

“Mak..maksud Oppa..Joongki Oppa?”

“I don’t give a shit about his name!” ucap Siwon kemudian melepaskan cengkramannya pada lengan Shilla kasar. Membuat tunangannya itu terjatuh di lantai.

“Jangan menemuinya!” larang Siwon.

“Keundae.. Joongki Oppa dia…”

“Kubilang jangan temui dia lagi! Apa kau tak mengerti, huh?” teriak Siwon lagi. Shilla menundukkan kepalanya takut.

“Dan seminggu ini jangan berani untuk melangkahkan kakimu keluar rumah ini. Meski itu untuk bertemu Chunji”

“Keundae Oppa..” Shilla ingin membantah tapi Siwon sudah melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Tak lama bahkan Shilla bisa mendengar suara pintu kamar Siwon yang dibanting dengan sangat keras.

Shilla tergugu di lantai. Air matanya menetes deras.

Eoma, apa yang terjadi dengan Siwon Oppa sebenarnya?

~Senseless Part 2~

Suasana pagi itu begitu hening. Hanya terdengar dentingan garpu di meja makan itu. shilla tak berani membuka suara. Ia hanya takut salah bicara dan jika itu terjadi maka ia tak tahu apa yang bisa Siwon lakukan padanya.

Sesekali Shilla melirik Siwon, tapi sayangnya namja itu seperti tak menaruh perhatian sedikitpun padanya. Ia asik mengunyah pancake-nya sambil membaca Koran paginya.

Hah, setidaknya dia memakan sarapan yang kubuat pagi ini.

Siwon meletakkan Koran paginya. Ia mengelap bibirnya singkat dengan napkin di sebelahnya. Ia menatap Shilla yang kini tengah menunduk itu. siwon bisa melihat mata bengkak Shilla.

Hah, pasti semalam dia menangis lagi.

“Nanti siang masaklah yang banyak” ucap Siwon tiba-tiba, membuat Shilla sontak mendongakkan kepalanya menatap Siwon.

“Nde?”

“Kubilang memasak yang banyak!” ulang Siwon.

“Keundae wae?”

“Donghae dan Bryan nanti siang kemari untuk membicarakan project baru. Jadi masak sesuatu yang enak untuk mereka” jelas Siwon. Shilla hanya bisa mengangguk singkat. Tak tahu lagi harus merespon apa.

Siwon kemudian bangkit dari meja makan. Bersiap untuk berangkat kerja. Seperti biasa, tanpa ucapan pamit atau sebagainya pada Shilla.

“Ah, dan ingat jangan temui siapapun hari ini!” ucap Siwon penuh penekanan, sebelum ia benar-benar pergi ke kantor.

“N..ne” ucap Shilla pasrah.

~Senseless Part 2~

Shilla merasa sedikit aneh ketika ruang tamu apartemennya menjadi ramai. Tentu saja, sekarang bahkan ada beberapa orang yang tengah berdiskusi di ruang tamu itu. seperti yang Siwon katakan tadi pagi, Donghae dan Bryan datang ke apartemen mereka. Sayangnya tidak hanya ada mereka berdua tapi juga ada Kim Jihyun.

Shilla menghela napasnya ketika mengingat nama Jihyun. Bukan karena tanpa alasan, tapi karena Jihyun cukup dekat dengan Siwon.

Sangat dekat malah.

Sampai sekarang Shilla masih tak mengerti apakah hubungan Siwon dan Jihyun hanya sebatas rekan kerja atau lebih. Hanya saja ia kerap melihat keduanya bercanda dengan akrab bahkan terkesan menunjukkan kemesraan di depannya.

Shilla hanya memandang keempat manusia itu yang sepertinya sibuk membicarakan pekerjaan mereka. Shilla hanya tak habis pikir untuk apa diskusi bisnis mereka harus dibicarakan di rumah? Dan Siwon biasanya akan sangat membedakan urusan rumah dan kantor. Dalam artian ia tak pernah membawa rekan bisnisnya untuk mendiskusikan pekerjaan di rumah.

Bisa Shilla lihat dengan jelas kalau Donghae dan Bryan duduk di hadapan Siwon dan Jihyun. Dalam artian Jihyun duduk bersebelahan dengan Siwon. Dan tahu apa yang membuat miris? Jihyun selalu melemparkan senyuman manisnya untuk Siwon. Dan tak jarang Jihyun sesekali menepuk lengan Siwon manja.

Shilla hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Pemandangan itu entah kenapa membuatnya sesak. Dan apa yang ia lakukan sekarang? Hanya terdiam di dapur sambil sesekali melirik mereka.

Setelah tadi Shilla menyuguhkan makanan dan minuman untuk mereka, Shilla tak menampakkan batang hidungnya lagi. Siwon melarangnya. Jadi disinilah ia sekarang. Terduduk di dapur sambil mengintai mereka.

I feel like a maid.

“Oppa..” Shilla membulatkan matanya ketika sebutan itu meluncur begitu saja dari bibir Jihyun. Shilla pasti tahu untuk siapa sebutan itu. untuk Siwon tentu saja.

Membicarakan pekerjaan tapi kenapa ia bicara tak formal seperti itu? dan..Oppa?

Shlla menggigit bibir bawahnya. Ia tahu Jihyun pastilah bukan orang sembarangan. Karena kalau tidak ia tak mungkin memanggil Siwon dengan sebutan Oppa di depan rekan bisnisnya yang lain, sementara status Jihyun sendiri juga sama-sama rekan kerja.

Sebenarnya apa hubungan kalian?

Shilla memutar memorinya. Ia ingat betul beberapa waktu lalu Jihyun kerap datang kerumahnya. Untuk membicarakan pekerjaan dengan Siwon pasalnya. Tapi yang Shilla tahu berikutnya adalah mereka hanya mengobrol akrab berdua. Sepertinya alasan pekerjaan itu hanyalah alibi belaka.

“Hey!” tepukan seseorang membuat Shilla tersadar dari lamunanya. Ia mengerjabkan matanya dan mendapati Bryan memandanganya bingung.

“Hey, are you there?” ucap Bryan lagi. Shilla menganggukkan kepalanya singkat.

“Then, what were you thinking just now?”

“Ah? Ehm..nothing” jawab Shilla singkat. Bryan masih memandang Shilla penuh Tanya. Ia kemudian mengikuti arah pandang Shila. Dan bodohnya Shilla masih terpaku menatap Siwon dan Jihyun.

“So, someone’s jealous here?” goda Bryan. Shilla memandanganya kemudian menggelengkan kepalanya. Tapi Bryan malah terkekeh pelan.

“What are laughing at?” ucap Shilla kesal. Bryan melemparkan senyumannya lagi.

“I don’t know why Andrew acting that way, a little lovey dovey with Jihyun..but… its fun seeing your jealous face” ucap Bryan. Shilla berdecak singkat.

Bryan berjalan mendekati Shilla kemudian mengacak-acak rambut gadis itu. membuat Shilla membulatkan matanya tak percaya.

“Don’t be jealous at her. Andrew loves you not her” ucapnya kemudian. Masih menaruh tangannya di atas kepala Shilla. Membuat Shilla hanya bisa mengerjabkan matanya.

“Ehem” sebuah suara membuat Bryan sontak melepaskan tangannya dari kepala Shilla. Tapi senyuman masih terkembang di bibir Bryan. Ia memandang suara yang menginterupsinya itu dan senyumannya tak pudar sedikitpun. Berbeda dengan Shilla yang kini menatap horror si suara itu.

“What are you doing here Bry?” Tanya orang itu langsung.

“Why? Ah.. are you jealous seeing me around your fiancée?” ucap Bryan balas bertanya. Siwon hanya diam sementara kini Shilla susah payah mengontrol emosinya.

“Easy man! I just wanna ask your fiancée to make me a cup of coffe. Kinda sleepy” jelas Bryan. Siwon mengamatinya sekilas dan hanya dibalas dengan senyuman tanpa dosa Bryan.

“Then, go back to the living room! I need to say something to my fiancée” ucap Siwon sambil menekankan kata fiancée. Shilla memandang Siwon was-was.

“Don’t forget my coffe, okay?” bisik Bryan. Shilla mengangguk lemah.

Bryan berjalan melewati Siwon kemudian menepuk bahu namja yang lebih tinggi darinya itu. “I’m not gonna steal your fiancée. So don’t look at me like that” ucapnya jahil sebelum meninggalkan Siwon berdua bersama Shilla.

Siwon berjalan kearah Shilla. Sementara Shilla hanya memandangnya takut.

“Masuk kamarmu!” perintah Siwon langsung.

“Keundae kopi..Bryan..”

“Biar aku yang membuatnya” potong Siwon cepat. Shilla hanya menatapnya bingung.

“Kubilang masuk kamarmu” ulang Siwon. Kali ini lebih tegas. Membuat Shilla mau tak mau hanya bisa menuruti maunya.

“N..ne”

~Senseless Part 2~

Bryan mengamati Siwon yang menyuguhkan secangkir kopi untuknya. Ia menarik ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman singkat.

“Aigo Siwon-ah, kenapa kau ini pilih kasih sekali? Kenapa Cuma Bryan yang kau beri kopi? Untukku mana?” ucap Donghae tak terima. Siwon mendengus pelan.

“Kau bisa membuat sendiri” balas Siwon sekenanya. Donghae berdecak kesal.

Siwon memandang Bryan. “Kenapa menatapku seperti itu?” Tanya Siwon.

“So, where is Shilla? I asked her to make me coffe then…why you make it by yourself?” Tanya Bryan menyelidik.

“She has some stuff to do” jawab Siwon. Bryan terkekeh mendengarnya.

“How protective you are” ejek Bryan.

“Ngomong-ngomong, bahasa Inggris tunanganmu lumayan Won-ah. Kau yang mengajarkannya, eh?” Tanya Donghae.

“Aniya.”

“Lalu?”

“Dia bilang seseorang mengajarinya. Entahlah” ucap Siwon malas.

“Ah..kau merasa cemburu karena bukan kau yang mengajarinya? Pasti yang mengajarinya namja, keudaechi?” goda Donghae.

“Just shut up, Hae” ucap Siwon. Donghae dan Bryan tertawa mendengar reaksi Siwon. Sementara Jihyun hanya menatap mereka, diam.

~Senseless Part 2~

Shilla keluar dari kamarnya. Karena memang hari sudah gelap sekarang. Ia berjalan ke dapur kemudian memasakkan Siwon makan malam.

Rupanya mereka sudah pulang.

Shilla memperhatikan arah ruang tamu yang sudah rapi sekarang. Mungkin Siwon sudah selesai meeting dan sudah membereskan ruang tamu. Ia memang tak suka jika bekas ruang kerjanya berantakan. Ia termasuk orang yang rapi.

Apa Siwon Oppa ada dikamar?

Shilla kemudian berjalan kearah kamar Siwon. Senyumnya terkembang ketika melihat lampu kamarnya menyala.

Tok tok tok

“Oppa” panggilnya dari luar pintu.

“Hm? Waegurae?” ucap Siwon sambil membukakan pintu untuk Shilla.

“Sudah saatnya makan malam. Makan dulu, ne?” ajak Shilla. Ia menyungginggkan senyumannya. Siwon hanya mengangguk mengiyakan.

Sepanjang makan malam Shilla hanya terus memperhatikan Siwon. Ia menatap tunangannya itu ragu.

Apa ia masih marah karena kemarin?

Shilla ingin sekali menjelaskan masalah Joongki pada Siwon. Hanya saja ia tak tahu apakah sekarang adalah waktu yang tepat atau tidak.

“Oppa..” Shilla bersuara pelan. Siwon mendongakkan kepalanya, menatap Shilla singkat.

“Boleh..aku bercerita sesuatu?” Tanya gadis itu hati-hati. Siwon menautkan alisnya bingung. Ia diam tapi mengharapkan Shilla melanjutkan ucapannya.

Shilla mengggigit bibir bawahnya. “Sebenarnya..aku memiliki dua saudara. Ehm…maksudku oang yang sudah kuanggap saudara” lirih Shilla. Ia bicara sangat hati-hati, takut ia salah bicara dan malah membuat Siwon marah padanya.

“Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?” Tanya Siwon tak sabar. Shilla menelan ludahnya, ia kemudian menghela napasnya.

“Dua orang yang kuanggap saudara itu adalah Chunji dan…Joongki Oppa. Kalau Chunji adalah dongsaeng untukku maka Joongki Oppa adalah Oppa untukku. Jadi.. kemarin itu Joongki Oppa baru saja pulang dari Jepang. Jadi pelukan saat itu tak lebih karena aku merindukan Oppa yang selama ini tak pernah bertemu”

Shilla memperhatikan Siwon yang tak memberikan respon apapun. Ia hanya menatap Shilla tajam.

“Sudah selesai ceritanya?” Tanya Siwon kemudian.

“Ne?”

“Kalau sudah selesai aku ingin istirahat. Kau pikir aku peduli dengan siapa saudaramu?” ucap Siwon dingin. Shila mencelos. Susah payah ia menjelaskan tapi tanggapan Siwon seperti ini?

“Itu artinya.. Oppa mengijinkanku untuk bertemu mereka lagi kan?” Shilla bertanya lirih.

“Aku hanya melarangmu bertemu dengan namja itu, siapapun itu namanya”

“Keundae..dia sudah aku anggap sebagai Oppaku sendiri jadi kumohon..”

“Aku tak peduli!” tegas Siwon. Shilla terdiam seketika.

“Kalau kubilang jangan menemuinya maka jangan menemuinya! Apa begitu saja kau tak mengerti?” ucap Siwon dingin. Ia menatap Shilla sekilas kemudian berjalan menuju kamarnya.

Shilla menundukkan kepalanya. Dadanya serasa sesak sekarang.

Wae Oppa? Kenapa aku tak boleh menemui Joongki Oppa? Sementara kau memberiku ijin penuh untuk bertemu Chunji?

Apa bedanya mereka berdua? Toh keduanya seperti saudara untukku?

Shilla berjalan menuju kamarnya. Ia menatap sebuah figura yang menampilkan dua orang wanita dan seorang pria. Dirinya, Siwon dan Eomanya.

“Eoma… nan jeongmal bogoshipo.” Ucap Shilla sambil mengelus figura itu.

“Emeoni..bagaimana masakanku?” Tanya Shilla antusias. Ia tengah memasak bersama denga Eoma Siwon.

“Mashita. Kau ternyata pintar memasak, ne?”

“Sedikit Eomeoni”

“Siwon pasti senang dengan masakanmu. Ah aku tidak bisa membayangkan kalau kalian menikah nanti”

“Eomeoni…” Shilla berucap malu. Semburat merah jelas terlihat dari pipi gadis itu.

“Wae? Apa salah kalau aku ingin kalian menikah?”

“Keundae.. aku bahkan baru bertemu Siwon Oppa. Lagipula mana mungkin Siwon Oppa mau menikah dengan gadis miskin dan tak jelas asal usulnya sepertiku ini”

“Shilla-ya..” Eoma Siwon kemudian menarik Shilla dalam pelukannya.

“Jangan bicara seperti itu. Siwon tak akan berpkiran picik seperti itu. lagipula aku yakin kalian akan menikah nantinya.”

“Keundae Eomeoni..”

“Ah jangan panggil aku Eomeoni!”

“Ne?”

“Panggil Eoma saja”

“M..mwo?”

“Dari dulu aku ingin anak perempuan, sayangnya Tuhan hanya memberiku satu anak laki-laki. Jadi maukah kau menjadi putriku? Lagipula nantinya kau juga akan menjadi menantuku, kan? Jadi tak akan salah kalau kau memanggilku Eoma”

Shilla tersenyum kecut mengingatnya. “Apa artinya aku memanggilmu Eoma, kalau kenyataanya kau malah meninggalkanku selamanya, Eoma?”

~Senseless Part 2~

“Sajangnim” ucap seseorang. siwon mendongakkan kepalanya dan mendapati  Donghae berjalan kearahnya.

“Waegurae?”

“Kau sudah lihat anime masyarakat tentang produk baru kita?” Tanya Donghae. Siwon hanya menggelengkan kepalanya.

“Not bad sajangnim. Ah ternyata benar, bekerja sama dengan model terkenal itu sangat menguntungkan”

“Baguslah kalau begitu.”

“Kalau begitu harusnya kita memakainya untuk Brand ambassador produk-roduk kita terdahulu” lanjut Donghae.

“Memangnya siapa brand ambassador kita kali ini?”

“Ah iya aku lupa memberitahumu tentang ini. Ah ini, dia bahkan menjadi headline news beberapa waktu ini karena kepulangannya ke Korea” ucap Donghae kemudian menyerahkan sebuah majalah untuk Siwon. Ia kemudian membuka-buka isi majalah. Hingga akhirnya ia menemukan wajah yang familiar baginya.

Sepertinya aku pernah melihat namja ini. Tapi dimana?

“Dia..brand ambassador kita?” Tanya Siwon sambil menunjuk sebuah halaman di majalah itu.

“Ehm. Bagaimana? Tampangnya oke, dan lagi di cukup terkenal di Jepang. Dan kurasa di Korea dia juga tak kalah terkenal mengingat anime masyarakat tentang produk kita yang bagus. Kurasa ini salah satunya karena dia” jelas Donghae.

Siwon hanya mengangguk-angguk singkat. Masih mengamati wajah model itu yang sepertinya tak asing lagi untuknya.

Dia memang tak tahu siapa brand ambassador perusahaanya. Karena selama ini masalah publikasi dan semacamnya itu selalu diurus Donghae. Dan Siwon percaya akan kinerja Donghae jadi ia tak pernah menanyakan tentang kelanjutannya.

“Aku seperti pernah melihat namja ini. Tapi dimana?” gumam Siwon.

“Kau pernah bertemu dengannya?”

“Molla. Aku tak ingat untuk itu. hanya seperti tak asing dengan wajahnya” aku Siwon,

“Mungkin saat kita ada perjalanan bisnis di Jepang kau pernah bertemu dengannya. Selama ini dia tinggal di Jepang. Baru beberapa waktu ini dia kembali ke Korea. Itu juga karena perjanjian dengan perusahaan kita.”

“Begitukah?”

“Ehm. Lagipula wajahnya sering muncul di majalah. Jadi kurasa tidak mungkin kau tak pernah melihat wajah seorang Song Joongki” jelas Donghae lagi. Mata Siwon membulat seketika.

“Song..Joong..Ki?”

“Ne. namanya Song Joongki”

Song Joongki? Apa dia..

Siwon berusaha mengingat wajah namja di majalah itu. hingga akhirnya bayangan seorang namja memeluk Shilla melintas di pikirannya.

“Dua orang yang kuanggap saudara itu adalah Chunji dan…Joongki Oppa. Kalau Chunji adalah dongsaeng untukku maka Joongki Oppa adalah Oppa untukku. Jadi.. kemarin itu Joongki Oppa baru saja pulang dari Jepang. Jadi pelukan saat itu tak lebih karena aku merindukan Oppa yang selama ini tak pernah bertemu”

Siwon teringat ucapan Shilla semalam. Ia berdecak singkat. Ia sangat yakin kalau Song Joongki yang dimajalah ini adalah Joongki yang Shilla ceritakan juga untuknya.

“Hae..”

“Ne?”

“Aku tak mau namja ini menjadi brand ambassador produk kita” ucap Siwon. Seketika Donghae membulatkan matanya.

“Sajangnim..”

“Kubilang aku tak mau dia sebagai brand ambassador. Ganti!” perintah Siwon langsung. Donghae speechless dibuatnya.

“Hajiman.. kita sudah menandatangani kontrak dengannya untuk 2 tahun. Kita tidak bisa membatalkannya begitu saja” ucap Donghae akhirnya. Siwon menatapnya tajam.

“Aku akan ganti kerugiaannya. Hanya pasikan dia tak lagi jadi brand ambassador kita” ucap Siwon tak mau tahu.

“Sajangnim, bukan masalah itu. hanya saja itu akan sangat tidak professional. Lagipula apa alasanmu untuk tidak mau memakainya?”

Siwon terdiam. “Ehm.. hanya tidak suka dengannya”

“Itu bukan alasan sajangnim. Apa kata konsumen dan lainnya kalau kau tiba-tiba menggantinya? Bisa saja penjualan produk kita justru akan menurun. Sajangnim pikirkan lagi” bujuk Donghae. Siwon menatapnya sekilas, mengacak rambutnya kemudian meninggalkan Donghae.

Arghh..kenapa hidupku harus berurusan dengan namja itu?

 

To be continued

 

Holla.. bagaimana? Ada yang pernah menebak kalau namja itu song joongki?..haha saya memunculkan slingkuhan pertama saya lagi..wkwk 😀

Maaf kalau masih bingung dgn critanya..saya aja yg nulis juga bingung.. *plakk*

Apa disini Siwon udah cukup nista? Saya lg bersemangat menistakannya soalnya.. lagi bête setengah mati ama tu orang,.. Hwaaaa… dia ke Venice kaga ngajak2… huhuhu..pdhal kan saya pengen honeymoon kedua di venice..huwaaa  *abaikan*