Senseless Part 6

TOK TOK

Shilla berjalan cepat kearah pintu. Berusaha membukakan pintu untuk tamunya. ia melirik sekilas kearah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 malam.

Ia terpaku ketika melihat sosok yang berdiri di depannya itu. Sosok pria paruh baya dengan mimic wajah kerasnya.

“A..abeomim?” ucapnya terbata. Pria yang berdiri di depannya adalah Choi Kiho, ayah dari Siwon.

“Dimana anak kurang ajar itu?” ucap Kiho dingin. Shilla terdiam sejenak. Ia memang tahu sejak awal kalau hubungan ayah dan anak itu jauh dari kata baik-baik saja.

“Ma..masuklah dulu abeonim. Aku panggilkan Siwon Oppa” ucap Shilla kemudian. Ia melirik calon ayah mertuanya itu sekilas sebelum akhirnya berjalan kekamar Siwon.

Tak lama ia sudah kembali bersama Siwon. Ia sedikit bergidik. Mengingat tiap kali kedua ayah dan anak itu bertemu maka pertengkaran sengit tak akan terelakkan.

“Untuk apa seorang Presdir Choi yang terhormat bertandang kesini?” ucap Siwon dingin. Pria yang seharusnya ia sebut ayah itu kini berdiri dan menatap Siwon tajam.

“Anak kurang ajar! Apa yang kau lakukan, bodoh?”

“Apa yang aku lakukan? Memangnya apa yang aku lakukan?” ucap Siwon sengit. Shilla hanya bisa memandang kedua orang itu takut. ia kemudian memilih untuk meninggalkan mereka. Karena menurutnya tak akan baik untuknya jika ikut campur urusan mereka.

“Apa yang kau pikirkan sampai-sampai kau menolak investasi dari Hwang enterprise? Kau ini bodoh atau apa?”

“Yang pantas disebut bodoh disini siapa? Maaf Presdir Choi yang terhormat. Tapi kupikir keputusan yang kuambil ini tepat. jadi jangan pertanyakan keputusanku karena aku sudah mempertimbangkannya matang-matang.”

“Dan sekarang kau mengataiku bodoh? Dasar anak kurang ajar!” marah Kiho. Siwon menyeringai singkat.

“Lalu aku harus menyebutmu apa? Kenyataanya memang begitu bukan? Mana ada orang pintar yang tak menyadari kalau investormu itu punya maksud buruk selama ini?”

“Apa maksudmu?”

“Hwang enterprise berniat untuk mengambil sahammu secara perlahan Direktur Choi. Seharusnya kau bersyukur padaku karena aku memutuskan hubungan dengan mereka. Dengan begitu sahammu aman dan perusahaan juga aman. Seharusnya kau berterimakasih padaku dan bukannya mengataiku anak kurang ajar” kata Siwon tajam. Bukan rahasia lagi kalau ia sedikit membenci pria yang seharusnya ia sebut ayah itu.

“Jangan mengada-ada Siwon-ah” ucap Kiho tak percaya. Siwonn sedikit tersentak. Sangat jarang menurutnya Kiho memanggilnya dengan namanya. Biasanya ayahnya itu lebih sering memanggilnya kau atau sebutan lain yang begitu menyakitkan seperti anak kurang ajar.

Siwon tersenyum tipis. “Kau bisa tanyakan pada Sekretaris Lee. Dan aku juga sudah menyewa investigator untuk kasus ini. Jadi jangan khawatir Presdir Choi, aku tidak mengada-ada” ucap Siwon dingin.

Kiho menatapnya sekilas. Memperhatikan wajah anaknya yang membuang muka itu. ada sesuatu yang ingin Kiho utarakan tapi rasanya bibirnya kelu untuk mengucapkan kalimat itu.

“Kuharap investigatormu itu benar. Karena kalau tidak maka dewan direksi pasti meragukan kredibilitasmu” ucap Kiho. Meski sebenarnya bukan kata itu yang ingin ia lontarkan.

Siwon mendengus pelan. “Jangan khawatir. Kau tak perlu ragu akan kredibilitasku. Karena aku akan melakukan yang terbaik untuk perusahaan Eoma.” Ucap Siwon dingin. Membuat Kiho terdiam.

“Kalau tidak ada yang ingin kau ucapkan lagi sebaiknya kau pulang. Ini sudah malam Direktur Choi. Dan kurasa istri dan anakmu menunggu dirumah” ucap Siwon lagi. Ia memalingkan wajahnya meninggalkan Kiho. Berjalan tanpa menoleh sedikitpun kearah kamarnya.

Shilla melihat semuanya. Melihat setiap adegan itu dari balik dapur. Mendengar setiap kalimat yang terlontar dari bibir ayah dan anak itu. Bukan rahasia lagi untuknya kalau ayah Siwon menikah lagi. Dan sampai sekarang itulah yang membuat Siwon membenci ayahnya. Itu pulalah yang membuat Siwon begitu tergantung pada Eomanya. Karena baginya Eomanya adalah segalanya.

Menuruti ucapan Eomanya adalah hal yang selalu Siwon lakukan. Bahkan menjadi kekasih Shilla juga karena permintaan Eomanya. Ia terlalu menuruti Eomanya karena cintaya yang begitu besar pada sang Eoma.

Berbanding terbalik dengan sikapnya pada sang Appa. Ia selalu membangkang apa yang ayahnya ucapkan. Ia begitu membenci ayahnya semenjak pria paruh baya itu menikah dengan wanita lain selain Eomanya. Dan ketika ayahnya itu menjodohkannya dengan wanita lain, Siwon dengan tegas menolaknya. Itulah yang membuatnya terpaksa bertunangan dengan Shilla. Siwon lebih memilih bertunangan dengan Shilla daripada harus menikah dengan wanita pilihan sang ayah.

Shilla masih mengingat saat itu. Ketika tiba-tiba Siwon memintanya untuk bertunangan. Bukan meminta lebih tepatnya menyuruhnya. Semuanya hanya karena ia tak mau dijodohkan dengan wanita pilihan Appanya. Hanya karena itu. Tak lebih.

Dan yang menyakitkan adalah Siwon mengatakan dengan gamblang saat itu. Mengatakan alasannya untuk bertunangan dengannya. Dan Shilla menerimanya begitu saja. Karena sekali lagi, She can’t leave him. 

~Senseless Part 6~

Shilla mengetuk pintu kamar Siwon ragu. Ia tak tahu apa yang ia lakukan ini benar atau tidak. Tapi yang ia tahu perasaan Siwon tak pernah baik tiap kali habis bertengkar dengan ayahnya.

Shilla disambut dengan wajah datar Siwon begitu tunangannya itu membukakan pintu. “Apa yang kau inginkan?” ucap Siwon dingin. Shilla menggigit bibir bawahnya.

“Ini” ucapnya lirih sembari menyerahkan segelas coklat hangat kehadapan Siwon. Membuat pria itu menyerngit heran.

“Aku tidak menyuruhmu membuatkan minuman kurasa” ucap Siwon. Shilla menelan ludahnya.

Bagaimana cara mengatakannya agar ia tidak tersinggung?

“Ah..ne.. ini..ehm..coklat panas untukmu” ucap Shilla terbata.

“Aku tahu, aku bisa melihatnya dengan jelas. Tapi aku tidak menyuruhmu membuatkannya”

“Mianhae Oppa. Aku hanya..ehm..aku melihat belakangan ini Oppa sibuk dengan pekerjaan Oppa. Aku hanya takut Oppa kelelahan. Dan katanya coklat panas punya efek relaxing..jadi kupikir aku membuatkanmu coklat panas saja. Siapa tahu Oppa bisa sedikit lebih segar” jelas Shilla. Ia memandang Siwon kikuk. Takut kalau-kalau ucapannya itu justru membuat Siwon marah.

Siwon masih diam memandangi secangkir coklat panas yang mengepul itu. ia melirik wajah Shilla yang terlihat tulus itu.

“Ehm..gwenchana Oppa kalau tidak suka. Aku bawa kedapur lagi saja” ucap Shilla ketika tak ada satupun kata yang keluar dari bibir Siwon.

Park Shilla bodoh. Dia mana pernah peduli dengan perhatianmu?

“Jamkaman!” ucap Siwon yang membuat Shilla membalikkan badannya lagi menatap Siwon.

“Masuklah! Taruh coklat itu di mejaku” titah Siwon. Shilla mengerjabkan matanya.

Mwo? Dia menyuruhku masuk?

“Ah..ne Oppa” Shilla berjalan pelan kekamar Siwon. Ia bisa melihat beberapa lembar berkas berserakan di tempat tidur Siwon.

Tidak biasanya ia mengerjakan pekerjaannya dikamar. Biasanya ia selalu mengerjakan di ruang kerjanya.

“Oppa kau tumben mengerjakan pekerjaanmu di kamar biasanya kau selalu membiarkan kamarmu rapi dengan tidak membawa pekerjaanmu ke kamar. ” gumam Shilla sambil meletakkan coklat panas itu di meja yang juga terdapat beberapa kertas itu. ia merapikan meja itu singkat.

Dia tahu kebiasaanku?

“Apa ruang kerjamu kotor hingga kau tidak nyaman bekerja disana? Apa perlu aku bersihkan Oppa?” Tanya Shilla. Mata hitamnya memandang Siwon lekat. Sedangkan yang ditatap hanya mengerjabkan matanya singkat.

Tahu darimana dia ruang kerjaku kotor?

“Oppa?”

“Ah..ne. ruang kerjaku memang sedikit kotor jadi..”

“Jincha? Ah mianhae Oppa. Akan aku bersihkan” ucap Shilla memotong ucapan Siwon. Siwon tersenyum singkat melihat tingkah tunangannya itu.

She’s cute..omo..apa yang aku katakan? Andwe! kau sudah gila Siwon-ah.

Sementara Shilla terpaku di tempatnya. Tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Demi Tuhan dia tersenyum? Senyum tulus? Atau aku hanya berhalusinasi? Yah kurasa aku memang berhalusinasi.

Sangat aneh memang. Karena setahu Shilla, tunangannya itu tak pernah tersenyum untuknya. Senyum tulus. Senyum yang selama ini hilang dari bibir Siwon semenjak Eomanya meninggal.

“Ehem..kau bisa membersihkannya besok pagi” ucap Siwon setelah ia tak tahan dengan keheningan yang tercipta.

“Gwenchana Oppa. Lagipula aku…”

“Aku bilang besok pagi!” pekik Siwon yang sontak membuat Shilla terkejut.

Ada apa dengannya? Baru saja ia tersenyum padaku dan sekarang ia sudah membentakku lagi.

Shilla mendesah singkat. “Araseo. Aku kembali ke kamar kalau begitu Oppa. Jangan lupa coklatnya diminum dan jangan tidur terlalu malam Oppa. Tidak baik untuk kesehatanmu” ucap Shilla menasehati. Ia kemudian berjalan meninggalkan kamar Siwon.

Ia bertingkah seolah istri yang baik.

Siwon membulatkan matanya ketika sebuah pikiran itu terlintas di benaknya.

Jamkaman! Istri? Choi Siwon kurasa kau memang sudah gila.

Siwon menggelengkan kepalanya keras. Napasnya memburu entah kenapa. Dengan cepat ia meraih coklat yang Shilla buatkan untuknya dan menyeruput cepat. seketika ia merasakan lidahnya serasa terbakar.

Damn it! Ini masih panas. Kau bodoh Siwon-ah!

~Senseless Part 6~

Joongki memandang ragu rumah di depannya. Ia ingin melangkahkan kakinya turun dari mobilnya tapi rasanya ada sesuatu yang mengurungkan niatnya.

Apa dia ada di rumah? Aish kenapa aku jadi ragu begini hanya untuk menemuinya? Apa yang aku takutkan sebenarnya?

Joongki menggelengkan kepalanya kemudian menghela napas panjang sebelum akhirnya turun dari mobilnya. Ia menekan intercom rumah itu. Dan beberapa waktu kemudian seseorang menyambutnya dengan ekspresi terkejut.

“Hey sweetie” sapa Joongki. Shilla masih membeku di tempatnya.

“Hey kau tidak akan mengijinkanku masuk?” tanya Joongki lagi. Shilla menggigit bibir bawahnya. Ia sangat ingin menyilakan Joongki masuk. Tapi ia terlalu takut dengan Siwon. Ia tahu tunangannya itu melarang keras dirinya untuk bertemu Joongki. Terlebih setelah insiden kemarin.

Joongki cemberut singkat sebelum akhirnya mendorong tubuh Shilla memasuki rumahnya itu.

“Oppa..” protes Shilla. joongki hanya tersenyum tanpa dosa.

“Ke..kenapa Oppa kesini?” tanya Shilla lirih. Joongki menatap Shilla sembari tersenyum.

“Aku merindukanmu Sweetie. Dan kau sama sekali tak pernah mengunjungiku ataupun Chunji, kan? Jadi kupikir aku saja yang mengunjungimu” ungkap Joongki. Shilla masih terdiam di tempatnya.

“Tapi kita baru bertemu 2 hari lalu Oppa”

“Dulu bahkan kita selalu bertemu setiap hari, kan?”

“Oppa!” Joongki menautkan alisnya bingung. Setahunya dulu Shilla tak pernah keberatan kalau setiap hari bertemu dengannya. Tapi sekarang? Entahlah tapi ia merasa Shilla sedikit berubah.

“Kau ini kenapa sepertinya jadi tidak mau bertemu denganku? Aku berbuat salah padamu?” tanya Joongki cemas. Ia hanya takut kalau dirinya berbuat salah sehingga menyebabkan sikap Shilla sedikit berubah terhadapnya.

Tentu saja tidak Oppa. Hanya saja bagaimana kalau Siwon Oppa melihatmu?

“Oppa bukan begitu. Hanya saja aku..ehm..Siwon Oppa…” Shilla tak tahu harus berkata apa. Yang jelas ia sendiri bingung bagaimana harus menjelaskan pada Joongki.

“Kenapa dengan tunanganmu?”

“Ehm..aku…”

“Hey..” Joongki memegang pundak Shilla membuat gadis itu mendongak dan menatap kedua mata Joongki.

“Kau tenang saja aku tidak akan lama. Aku pastikan aku akan pulang sebelum tunanganmu kembali.”

“Oppa..kau..”

“Aku tahu Shilla-ya. Aku bisa merasakannya. Bisa merasakan kalau tunanganmu itu tak suka denganku. Entah apa alasannya tapi aku merasa ia tak suka aku dekat denganmu, keudaechi?” jelas Joongki. Shilla menatap Joongki tak percaya.

Darimana Joongki Oppa bisa menebak dengan begitu tepat?

“Oppa..”

“Kuarasa dia cemburu. Tapi kurasa dia tidak perlu berlebihan seperti itu. Kau tahu? Saat reuni waktu itu aku merasa tatapannya itu serasa membunuhku Shilla-ya. Dia terlihat menyeramkan” cerita Joongki. Shilla tersenyum simpul mendengarnya. Ia bahkan masih mengingat dengan jelas bagaimana tatapan Siwon saat itu.

Kau benar Oppa. Siwon Oppa waktu itu memang terlihat menyeramkan.

“Kau..mencintainya?” tanya Joongki tiba-tiba. Shilla terkesiap denga pertanyaan Joongki yang tiba-tiba itu.

“Ke..kenapa Oppa bertanya itu?”

“Hanya ingin tahu”

“Haruskah aku menjawabnya?” Shilla balik bertanya. Joongki menatap Shilla. meski gadis di depannya itu tak ingin menjawab pertanyaannya tapi Joongki bisa melihat kalau Shilla mencintai tunangannya.

Bodoh. Untuk apa aku menanyakan pertanyaan yang sudah pasti jawabannya.

“Kurasa kau memang benar-benar mencintainya” lirih Joongki. Ia mengalihkan pandangannya.

Shilla menatap Joongki bingung. Mengamati Joongki yang kini membuang mukanya.

Kenapa dia jadi aneh begitu?

Joongki menatap Shilla lagi. “Kau lebih menyukai aku atau tunanganmu itu?” tanya Joongki lagi. Shilla mengerjabkan matanya berkali-kali. Tak tahu kenapa sedari tadi Joongki memberikannya pertanyaan yang aneh.

“Kau ini bicara apa Oppa?”

“Kalau kau disuruh memilih, siapa yang akan kau pilih? Aku atau tunanganmu?”

“Oppa..kau ini kenapa?”

“Jawab saja Shilla-ya!” perintah Joongki. Shilla memandang Joongki bingung.

“Kau ini aneh Oppa. Kenapa aku harus memilih satu diantara kalian? Lagipula aku..tidak bisa meninggalkannya Oppa” gumam Shilla. ia menundukkan kepalanya.

“Kurasa aku tidak bisa berharap kalau begitu” lirih Joongki. Shilla mendongakkan kepalanya lagi. Merasa sangat bingung dengan ucapan Joongki.

“Maksud Oppa?” Joongki hanya tersenyum singkat. Tak menjawab sama sekali ucapan Shilla.

Kau tak akan mengerti Shilla-ya.

“Ah kurasa aku harus pulang. Yang penting aku sudah melihatmu. Lagipula lama-lama disini aku takut tunanganmu akan segera pulang” ucap Joongki dan tiba-tiba bangkit dari duduknya.

“Aku pulang ya. Jaga kesehatanmu” pamit Joongki. Ia kemudian melangkahkan kakinya keluar. Sementara Shilla hanya terpaku. Masih merasa bingung dengan sikap Joongki siang ini.

Kenapa ia sangat aneh? Tiba-tiba datang lalu menanyakan hal aneh dan pulang begitu saja?

~Senseless Part 6~

Chunji membungkuk sopan pada resepsionis perusahaan itu. Ia memberikan senyum sopannya untuk resepsionis muda itu.

“Chogi, ada yang bisa saya bantu?” tanya sekretaris itu.

“Ah ne. Saya dari delivery ingin mengantarkan pesanan atas nama Tuan Han dari bagian PR?” jelas Chunji.

“Ah begitu? Tuan Han sedang menunggu anda. Silahkan ikuti security itu, ia akan mengantarkan anda keruangannya”

“Oh nde, kamsahamnida” ucap Chunji kemudian membungkuk sopan. Ia mengikuti seorang security keruangan yang dimaksud. Ia kemudian menyerahkan delivery makanan itu.

“Kalau begitu saya permisi” ucap Chunji meminta ijin setelah urusannya selesai.

“Ji? Chunji?” sebuah suara memanggil namanya. Chunji membalikkan badannya dan mendapati sosok Siwon memanggilnya.

Siwon Hyung? Ah iya aku lupa. Ini kan Choi Corp, tentu saja ada dia disini.

“Hyung..ah maksudku sajangnim” ucap Chunji. Bagaimanapun ia berada di perusahaan yang Siwon pimpin sekarang. Jadi meskipun ia biasa memanggil Siwon dengan sebutan Hyung tapi ia merasa kurang sopan jika ia memanggil Siwon begitu sekarang. Bagaimanapun Siwon tetapah Direktur di perusahaan itu.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Siwon langsung.

“Delivery makanan Sajangnim”

“Hey, tak perlu bicara seformal itu. Panggil saja Hyung seperti biasa. Tapi kenapa kau tidak memakai seragam kerjamu?” tanya Siwon karena setahunya Chunji memang diharuskan mengenakan seragam saat bekerja. Bahkan untuk delivery sekalipun.

“Ah itu karena tadi aku baru dari kampus Hyung, lalu ketika sampai di kafe langsung disuruh untuk delivery jadi aku masih belum pakai seragam” jelas Chunji. Siwon hanya mengangguk paham.

“Ah begitu? Sudah selesa urusanmu?”

“Ne.” Jawab Chunji singkat. Siwon mengangguk kemudian tersenyum pada Chunji.

“Kau ada waktu?”

“Eh?”

“Kkaja ikut aku” ucap Siwon. Chunji menatapnya bingung tapi pada akhirnya ia mengangguk dan mengikuti Siwon.

Chunji hanya mengikuti Siwon dalam diam. Sedari tadi ia hanya membungkuk sopan ketika melewati beberapa karyawan. Pasalnya ia sedang berjalan dengan seorang Direktur muda Choi Corp, bukan? Jadi mau tidak mau ia hanya bisa tersenyum kikuk, antara senggan dan..bangga?

Chunji menatap bingung ketika Siwon membawanya ke sebuah ruangan. Dan detik berikutnya Chunji tahu kalau itu adalah ruangan Siwon. Dan di dalam ruangan itu sudah ada seorang namja yang Chunji pernah lihat saat pesta pertunangan Siwon dan Shilla dulu, hanya saja Chunji tak tahu siapa namja itu.

“Oh Siwon-ah kau sudah kembali?” ucap namja itu. Siwon tersenyum singkat kemudian menyilahkan Chunji masuk.

“Eo. Oh iya Hae ini Chunji, dan Ji ini Donghae sekretarisku dan sekaligus sahabatku” ucap Siwon mengenalkan mereka. Karena sekarang jam makan siang jadi Siwon dan Donghae tak lagi berbicara formal. Sudah perjanjian diantara mereka sebenarnya, bahwa diluar kantor dan ketika jam istirahat mereka tak lagi menyebut nama satu sama lain dengan formal. Tak ada embel-embel sajangnim ataupun sekretaris yang melekat.

“Anyeonghaseyo Donghae-ssi”

“Anyeong Chunji. Kau adiknya Shilla, keudaechi?” tanya Donghae.

“Nde. Darimana Donghae-ssi tahu?”

“Tak usah formal begitu Chunji-ya. Panggil saja Hyung seperti kau memanggil Siwon. Tentu saja aku tahu Siwon banyak cerita tentangmu” jelas Donghae. Ia melirik Siwon sekilas.

“Ji, duduklah. Jangan berdiri disana terus” ucap Siwon. Chunji mengangguk kemudian duduk di sebelah Donghae. Ia bisa melihat di meja itu ada makanan yang tersaji.

“Kau ikut makan siang dengan kami, ne?” tawar Siwon. Chunji menatapnya bingung,

“Tapi..”

“Kami berdua tak akan sanggup menghabiskan makanan ini berdua. Donghae seperti orang kalap membeli makanan padahal hanya kami berdua yang makan. Lagipula kurasa kau belum makan kan?”

“Darimana Hyung tahu kalau aku belum makan?” tanya Chunji polos. Siwon tersenyum lembut kearahnya.

“Bukankah tadi kau bilang kau dari kampus langsung mengantarkan pesanan? Jadi kupikir pasti kau belum makan” jelas Siwon.

“Ah iya benar juga. Tapi apa tak apa Hyung aku makan bersama kalian?”

“Tentu saja. Memangnya kenapa dengan makan bersama kami? Lagipula kau ini sudah seperti adik untuk Shilla dan itu artinya kau juga seperti adik untukku” ucap Siwon. Sebuah senyuman terukir di bibirnya.

Donghae tersenyum penuh arti di samping Siwon. Ia tahu apa yang Siwon ucapkan barusan adalah sebuah ketulusan. Bukan sikap sok baik yang selama ini selalu Siwon tunjukkan di depan umum. Kepura-puraa hanya Siwon lakukan saat bersama Shilla.

Siwon hanya bersikap begitu dingin dan tidak berperasaan pada Shilla tapi ia bisa menjamin kalau Siwon selalu bersikap baik pada orang lain. Entah apa alasan Siwon begitu terhadap Shilla, yang jelas sikap Siwon berubah dingin pada gadis itu semenjak Siwon kehilangan Eomanya.

“Bagaimana kuliahmu, Ji?” tanya Siwon perhatian. Chunji menolehkan kepalanya menatap Siwon.

“Baik Hyung”

“Kau tidak lelah kuliah sambil kerja?”

“Aniya. Lagipula aku harus Hyung. Siapa yang akan membiayai hidupku kalau aku tidak bekerja?” ucap Chunji enteng. Ia melirik Siwon yang kini menatapnya prihatin.

“Ah tidak Hyung. Jangan berpikiran untuk membiayai kuliahku lagi. Sudah cukup Hyung memberikan rumah untukku tinggal. Aku tidak akan bisa kalau Hyung juga membiayai kuliahku. Bagaimana aku membalas budimu kelak kalau begitu?” tambah Chunji. Siwon memang sebelumnya menawarkan untuk membiayai kuliah Chunji tapi selalu ditolak. Bukan karena Chunji tidak tahu terimakasih atau apa tapi ia hanya merasa sudah banyak berhutang budi pada Siwon.

“Kau ini keras kepala ya” kekeh Siwon. Chunji hanya cemberut singkat. Dan hal berikutnya yang terjadi adalah keduanya saling terkekeh senang.

Donghae mengamati tingkah keduanya. Ia tahu Siwon memang sudah menganggap Chunji seperti adiknya sendiri. Mereka bahkan terlihat begitu akrab seperti kakak adik.

Coba kau bisa seramah itu pada tunanganmu Won-ah. Shilla pasti tertekan selama ini karena sikap dinginmu Won-ah.

Tiba-tiba sebuah ide jahil muncul di otak Donghae. Mumpung ada Chunji jadi sedikit mengorek informasi tentang Shilla tidak ada salahnya, kan? Lagipula menurut Donghae itu akan memberi kesempatan untuk Siwon lebih memahami tunangannya.

“Chunji-ya..” panggil Donghae.

“Ne Donghae Hyung?”

“Apa kau mahir bahasa Inggris seperti Shilla? shilla bilang dia tak pernah kursus bahasa Inggris tapi yang aku lihat bahasa Inggrisnya sangat bagus.” Lontar Donghae. Sontak Siwon menatap Donghae curiga. Dan tentu saja Donghae mengabaikan tatapan Siwon.

“Ehm sedikit Hyung”

“Geurae? Darimana kalian belajar memangnya?” tanya Donghae lagi. Ia melirik Siwon dari sudut matanya. Dan bisa ia pastikan kalau sahabatnya itu tengah menatapnya tajam sekarang.

“Joongki Hyung yang mengajari kami Hyung.”

“Joongki? Song Joongki  model yang baru saja kembali dari Jepang itu maksudmu?”

“Ne”

“Darimana kau mengenal Joongki memangnya?” tanya Donghae pura-pura tak tahu.

“Dari kecil kami sudah mengenalnya dengan baik Hyung. Rumah kecilku dan Nuna bahkan dulu dibelakang rumah megah Joongki Hyung. Sedikit miris memang bahwa di belakang rumah mewah itu ada rumah kami yang kecil.”

“Begitukah? Lalu?”

“Lalu?” tanya Chunji bingung.

“Ne lalu bagaimana? Aku ingin dengar tentang masa kecilmu” ucap Donghae antusias. Ia melirik Siwon dan tersenyum penuh arti pada bossnya itu.

“Ya begitu Hyung. Joongki Hyung menjadi teman bermain kami. Ya meskipun sejak kecil aku dan Nuna sudah sebatang kara jadi kami bekerja menjual koran waktu itu. Dan Hyung tahu? Joongki Hyung kerap kali membantu kami jualan. Awalnya kami heran karena memang ia anak orang kaya jadi sedikit aneh jika ia mau membantu kami. Tapi toh dia bersikeras jadinya sampai sekarang kami sangat dekat Hyung. Seperti kakak adik” jelas Chunji. Donghae mengangguk sambil tersenyum. Sementara Siwon pura-pura sibuk dengan makanannya.

“Jadi..kalian sangat dekat, ne?”

“Eo”

“Lalu..apakah..”

“Ji, habiskan makananmu. Sebentar lagi kau harus kembali ke caffe bukan?” ucap Siwon memotong ucapan Donghae. Sebelum Donghae sempat menanyakan hal yang lain lagi pada Chunji.

Kenapa kau jadi cerewet begitu Hae? Dan apa maksud senyummu tadi? Sangat mencurigakan.

“Ah kau benar Hyung.” Ucap Chunji kemudian cepat-cepat mengabiskan makananya.

“Hyung aku kembali ke caffe kalau begitu. Manager caffe pasti sudah mencariku” ucap Chunji setelah ia menghabiskan makanannya.

“Ah iya gomawo untuk makan siangnya. Anyeong” ucap Chunji terburu-buru. Detik berikutnya ia sudah menghilang dari ruangan Siwon.

Siwon menatap Donghae. “Apa maksudmu Hae?”

“Maksud apa?” tanya Donghae pura-pura polos.

“Bertanya macam-macam pada Chunji. Apa maksudmu?”

“Macam-macam? Kurasa tidak. Aku hanya tertarik dengan masa kecilnya, apa itu tidak boleh?” tantang Donghae. Siwon mendengus kesal.

“Lagipula kau harusnya berterima kasih padaku Won-ah. Kau jadi tahu masa kecil mereka kan? Itu artinya kau tak perlu bersikap menyebalkan terhadap Joongki. Posisinya hanya seperti Chunji kurasa untuk Shilla. bukankah begitu?” tambah Donghae. Siwon tak menjawab dan tentu saja Donghae hanya tersenyum senang.

“Aku tak pernah bersikap menyebalkan padanya Hae”

“If you say so” ucap Donghae acuh. Siwon mendengus lagi. Tapi cerita Chunji tadi kini membekas di pikirannya.

Kalian memang teman masa kecil kurasa.

~Senseless Part 6~

Shilla memandang TV di depannya itu dengan pandangan tak percaya. Dalam layar televisi itu kini tengah tersiar gossip kedekatannya dengan Joongki.

Model terkenal Song Joongki dekat dengan tunangan Pengusaha muda Choi Siwon? Seperti apa kedekatan mereka? Apakah hubungan Song Joongki dengan tunangan Choi Siwon?

Begitulah kira-kira berita itu. dan yang membuatnya tercengang adalah adanya foto dirinya dan Joongki yang diambil saat reuni beberapa waktu lalu. Foto Joongki yang tengah merangkul Shilla dan keduanya tengah tersenyum bahagia.

Kenapa bisa ada berita seperti ini? Bagaimana kalau Siwon Oppa tahu? Ia pasti marah padaku.

Shilla bergidik ngeri. Pasalnya gossip kedekatannya dengan Joongki bahkan sudah mulai tersebar di surat kabar. Dan Siwon yang notabene selalu menyempatkan membaca Koran setiap hari pastilah ada kemungkinan membaca juga berita ini.

CEKLEK

Shilla sedikit terlojak ketika suara pintu terbuka itu terdengar oleh indra pendengarannya. Ia mengalihkan pandangannya dan mendapati sosok Siwon memasuki rumahnya, dengan Jihyun.

Untuk apa Jihyun juga kemari?

Bisa Shilla lihat kalau Siwon menatapnya tajam. Dan Shilla bisa pastikan kalau berita kedekatannya dengan Joongki pastilah sudah Siwon ketahui.

Ah eoteokae?

“Oppa kau sudah pulang?” Tanya Shilla. Tapi sayangnya Siwon mengabaikannya begitu saja. Ia malah menyilakan Jihyun duduk di ruang tamunya.

“Ah aku buatkan kalian minum dulu kalau begitu” gumam Shilla. Tak ada respon sama sekali dari Siwon.

Siwon melemparkan senyumnya pada Jihyun, mengabaikan sepenuhnya kehadiran Shilla. Sebenarnya ia tak ada niatan membawa Jihyun ke rumahnya. hanya saja tadi ia sedikit terpukul  karena membaca gossip tentang Shilla dan Joongki. Sehingga membuatnya menerima permintaan  Jihyun yang ingin mengunjungi rumahnya.

Hanya ingin sedikit memberi pelajaran pada tunangannya. Karena setahu Siwon selama ini Shilla sedikit tidak suka dengan kehadiran Jihyun.

Sama dengan Shilla, Siwon juga tak mengerti bagaimana bisa tiba-tiba ada kabar kedekatan Shilla dan Jooongki. Bagaimana public bisa tahu dan bagaimana bisa tersebar. Lagipula yang membuatnya sedikit aneh adalah karena setting tempat dari berita itu adalah saat reuni waktu itu. dan demi Tuhan itu beberapa minggu lalu.

Apa wartawan tidak bisa mencari berita yang lebih up to date.

“Silakan diminum” ucap Shilla ramah. Jihyun menatapnya sambil tersenyum. Entah senyum macam apa yang ia tunjukkan. Yang jelas Shilla tak suka dengan senyuman itu.

“Shilla-ssi kudengar berita kedekatanmu dan Song Joongki. Apa kau memang dekat dengannya? Kalian terlihat seperti pasangan kekasih di foto itu” ucap Jihyun tiba-tiba. Shilla terdiam sambil melirik Siwon. Sayangnya tunangannya itu sama sekali tak memandangnya.

“Ah itu. hanya teman masa kecil Jihyun-ssi”

“Geurae? Tapi kau terlihat begitu bahagia disisi Joongki-ssi. Benar-benar seperti pasangan kekasih” timpal Jihyun. Dan demi Tuhan Shilla rasanya ingin menyumpal mulut Jihyun sekarang.

Siwon hanya memandangnya tajam. Entah bagaimana tapi ucapan Jihyun membuat darah Siwon memanas.

Sepasang kekasih? Cih!

“Oppa.. tidakkah kau pikir mereka itu cocok?” ucap Jihyun manja sambil bergelayut pada lengan Siwon. Shilla hanya bisa memandang pemandangan di depannya itu kesal. Ia tak suka tangan Jihyun berada pada lengan Siwon.

Kenapa sepertinya kau menikmati perlakuan Jihyun, Oppa?

Siwon menyeringai kecil. Ia bisa melihat dari sudut matanya kalau ekspresi Shilla berubah. Menjadi tidak suka?

Cemburu, huh? Bagus kalau begitu.

Siwon mengalihkan pandangannya kemudian menatap Jihyun dan tersenyum manis padanya.

“Cocok? Ya kurasa begitu” ucap Siwon. Ia mengelus jemari Jihyun yang bergelayut pada lengan kekarnya. Dan tentu saja pemandangan itu membuat Shilla sesak.

“Aku..ke kamar dulu” lirih Shilla. Ia tak suka berada lama-lama disana. Melihat adegan itu hanya akan membuatnya sakit.

Kalau kau bisa membuatku marah aku juga bisa ratusan kali membuatmu kesal, Shilla-ya.

Siwon menyeringai puas. Jujur ia kesal dengan pemberitaan itu. entah alasan apa dibalik kekesalannya yang jelas ia kesal dan marah.

“Jihyun-ah sudah malam. Kau pulanglah!” ucap Siwon.

“Ehm wae? Aku masih mau disini Oppa. Aku masih merindukanmu, lagipula aku baru beberapa menit berada disini” tolak Jihyun manja. Siwon menghela napas kesal.

“Kita bahkan seharian bertemu di kantor Jihyun-ah. Lagipula kau hanya meminta untuk berkunjung ke rumahku kan? Bukan meminta untuk berkunjung lama disini. Dan sekarang kau sudah ada disini. Jadi aku menepati janjiku. Sekarang pulanglah, ini sudah malam” ucap Siwon.

Jihyun membulatkan matanya. “Oppa…”

“Pulanglah. Aku lelah ingin istirahat”

“Oppa! Neo jincha!” sungut Jihyun. Ia menyambar tas nya kemudian berjalan kesal dan membanting pintu rumah Siwon.

“Huh, dasar manja!” umpat Siwon. Ia menggelengkan kepalanya.

Bagaimana mungkin aku pernah mencintai wanita sepertinya?

Siwon menggelengkan kepalanya lagi kemudian berjalan menuju kamarnya. Tepat ketika ia hendak memasuki kamarnya yang berseberangan dengan kamar Shilla, tunangannya itu terlihat keluar dari kamarnya.

Seketika wajah Siwon jadi mengeras setelah melihat Shilla. Entahlah tapi tiap kali ia melihat Shilla membuatnya teringat akan gossip kedekatan Shilla dan Joongki. Gossip murahan menurutnya.

Shilla terpaku di depan kamarnya. Tatapan Siwon serasa mengulitinya.

“Aku tak suka dengan gossip murahanmu dengan model itu” ucap Siwon tiba-tiba.

“Mianhae Oppa” lirihnya. Siwon mendengus singkat.

“Mianhae? semudah itukah meminta maaf? Apa kau tahu dampak dari gossip itu? Apa kata orang kalau tunangan seorang Choi Siwon ternyata berselingkuh?”

“Keundae aku tidak selingkuh Oppa..aku..”

“Apa mereka peduli tentang itu? makanya aku sudah bilang kan, jangan pernah bertemu lagi dengannya. Kau ini kerjaanya membuat masalah saja” amuk Siwon. Shilla hanya tertunduk.

“Hah sepertinya memang aku harus selalu turun tangan untuk membereskan masalah yang kau buat. Menyusahkan” tambah Siwon.

Kenapa kau selalu menyalahkanku Oppa?

“Mianhae Oppa” hanya itu yang bisa Shilla gumamkan sedari tadi. Ia bahkan tak tahu harus mengatakan apa selain kata maaf.

“Jihyun sudah pulang Oppa?” Tanya Shilla mengalihkan pembicaraan. Siwon memandangnya sekilas kemudian menyeringai singkat.

“Wae? Kau berharap ia semalaman disini? Begitukah?”

“Bukan begitu hanya saja..”

“Kenapa? Kau tidak suka kalau dia ada disini? Jealous,huh?” Tanya Siwon. Shilla terkesiap dengan pertanyaan Siwon.

“Tentu saja aku tidak suka Oppa. Wajar kan untuk sepasang kekasih merasa cemburu?” lirih Shilla. Siwon membulatkan matanya.

“Mworago?”

“Lagipula…apakah Oppa tak pernah merasa seperti itu? Pernahkah Oppa merasakan sedikit rasa cemburu itu?” ucap Shilla lirih. Ia menatap takut ke dalam kedua mata Siwon.

Bisa Shilla lihat wajah terkejut dari mimic wajah Siwon. Ia sendiri bahkan tak tahu bagaimana ia bisa mengutarakan kalimat itu.

God Park Shilla apa yang kau katakan?

“Kekasih kau bilang?” Tanya Siwon. Ia memandang Shilla tak percaya.

“Hanya karena kita bertunangan jadi kau menganggap aku ini kekasihmu? Lancang sekali kau Park Shilla..” marah Siwon. Entah ia sendiri juga tak tahu kenapa ia semarah itu.

“Oppa..”

“Kau pikir aku mau menjadi kekasihmu? Menjadi kekasih seorang gadis yang dekat dengan pria lain? tck! Apa kau pikir itu pilihanku untuk menjadikanmu kekasih?”

“Oppa keundae aku..”

“Dengar! Hanya karena kita tinggal bersama bukan  berarti kau ini kuanggap kekasihku. Bukan berarti aku bisa dengan mudah merasa cemburu. Karena kenyataannya aku tidak pernah merasakannya” tambah Siwon lagi.

Shilla merasakan perih di dadanya saat mendengar ucapan Siwon itu. tapi ia berusaha sekuat tenaga untuk menghalaunya.

“We’re not lovers we just…partners” timpal Siwon. Shilla mendongakkan kepalanya menatap Siwon. Menatap kedalam kedua mata Siwon. Pria itu seolah mantap dengan ucapannya.

“Eoma memintaku menjadi kekasihmu dan aku menurutinya. Kemudian bertunangan denganmu. Itu semua bukan karena cinta tapi hanya sebuah keharusan. Kau hanya partner dalam hidupku, bukan cinta dalam hidupku” ucap Siwon dingin. Kemudian detik berikutnya ia sudah membuka pintu kamarnya dan memasuki kamar. Meninggalkan Shilla yang terdiam terpaku.

Kata-kata Siwon bagaikan sebuah belati yang menusuk hatinya. Begitu terasa menyakitkan. Sangat menyakitkan.

“We’re not lovers we just…partners”

Kata-kata itu terus terngiang di benak Shilla. Terus berputar berkali-kali tanpa bisa ia hentikan.

Lupaskan Shilla-ya. Lupakan. Anggap tak pernah mendengarnya. Dengan begitu kau tidak akan merasa sakit lagi. Lupakan.

Shilla menutup matanya. Berusaha menuruti saran Bryan untuk mengabaikan ucapan Siwon.

Ia menutup matanya rapat. Tapi yang terjadi hanyalah air matanya begitu deras keluar.

Lupakan! Lupakan! Lupakan!

Shilla terus berusaha melakukan itu. tapi ia bahkan tak bisa. Ia berusaha melupakan, berusaha agar ia tak merasa sakit lagi. Tapi ia tak bisa.

Shilla memegang dadanya yang serasa sesak itu. matanya masih terpejam.

Kau bohong Bryan. Kau bohong. Kenapa aku masih bisa merasakan sakit? kenapa aku tak bisa melupakannya?

Shilla terduduk lemas di depan pintu kamarnya. Ia terisak pelan.

Kenapa masih terasa sakit? aku sudah berusaha mengabaikannya kenapa masih terasa sakit juga?

“We’re not lovers we just…partners”

Dan lagi, perkataan itu terus berputar-putar di benaknya tanpa bisa ia hentikan.

 

To be continued

 

Oke.. lagi saya minta maaf karena telat bgt update..  terganjal dgn masalah skripsi dan beberapa masalah lain..

Maaf kalau ff ini makin nglantur dan makin aneh bin membosankan..hehe..dan ini sudah panjang ya..sangat amat sangat panjang malah jd jangan ada yg protes kurang panjang lg..haha

Masih kurang nistakah siwon??..hehe