The Precious One Chapter 4

Previously

“Siwon akan menikah dengan..Shilla. Park Shilla”

“Shireo! Aku tidak mau Appa” ucap Shilla kesal kemudian menarik kursinya dan berjalan meninggalkan ruang makan itu.

=The Precious One Chapter 4=

“Aish anak itu” Yunbin mendesis kecil. Ia melirik Siwon yang hanya terdiam itu.

“Ah Siwon-ah mianhae. Anak itu memang terkadang susah diatur. Tapi tenang saja rencana pernikahan itu akan tetap terjadi” ucap Yunbin memastikan. Siwon melemparkan senyum tipisnya.

“Lebih baik saya permisi saja kalau begitu abeonim” lirih Siwon. Yunbin tak bisa menyembunyikan rasa malunya karena sikap Shilla yang cenderung frontal itu.

CEKLEK

Shilla menolehkan kepalanya menatap sang ayah yang kini memasuki kamarnya itu. Ia bisa melihat aura kemarahan yang ayahnya tunjukkan. Dan bukannya takut Shilla malah menatap ayahnya itu tanpa ragu.

“Apa kau ini tidak punya sopan santun di depan tamu?” Marah sang ayah langsung. Shilla berdecak singkat.

“Dan apakah Appa juga tidak punya sopan santun memasuki kamar orang tanpa permisi?” Balas Shilla. Sontak raut muka sang ayah berubah menjadi keras.

“Kau ini selalu saja membantah ucapan Appa.”

Shilla diam. Merasa malas mendengarkan omelan demi omelan dari sang ayah. Ia membuang mukanya, tak berniat sedikitpun untuk memandang sang ayah.

“Dan sekarang lihatlah betapa sopannya dirimu sampai-sampai tidak memandang ayahnya saat bicara” ucap Yunbin dengan nada menyindir. Shilla menghembuskan napasnya. Berusaha meredam emosinya yang rasanya sudah nyaris meledak itu.

“Pokoknya Appa tak mau tahu kau harus tetap menyetujui rencana pernikahan dengan Siwon” ucap Yunbin. Shilla kini sontak memandang wajah sang ayah.

“Shireo! Aku tidak mau Appa. Tidak mau!” Bantah Shilla tegas. Yunbin menggelengkan kepalanya.

“Appa tidak meminta pendapatmu. Yang jelas ini perintah Shilla-ya. Dan sebagai seorang anak seharusnya kau menuruti perintah orang tuanya”

“Wae? Aku juga punya hak untuk untuk menolak Appa. Ini hidupku dan aku berhak untuk menentukan jalan hidupku.”

“Dan aku ini ayahmu jadi aku berhak untuk mengatur hidupmu” ucap Yunbin tegas. Shilla berdecak kesal.

“Tck! Orang tua yang baik tak akan pernah mengatur hidup anaknya sesuka hati. Lagipula kenapa Appa memaksaku untuk menikah dengan pria itu? Kenapa tidak Hwa eoni saja. Bukankah dari awal rencana perjodohan itu memang untuk Hwa eoni?”

Yunbin terkesiap. Tidak menyangka kalau Shilla akan berkata seperti itu. Tidak menyangka kalau Shilla tahu rencana awalnya.

“Kenapa? Kaget? Samchon yang mengatakannya padaku. Lalu kenapa Appa dengan mudahnya mengganti rencana perjodohan itu?” Ucap Shilla tak terima. Ayahnya hanya memandangnya datar.

“Karena Soo Hwa sudah memiliki Jaejoong. Dan pasti ia tak akan setuju kalau dijodohkan dengan Siwon” jawab Yunbin. Shilla tertawa tiba-tiba dan hal itu tentu saja membuat Yunbin mengerutkan keningnya bingung.

“Tch! Lalu Appa pikir aku ini apa? Hanya ibarat cadangan yang bisa dengan mudah Appa gunakan tanpa peduli pendapatku? Maldo andwe!” Ucap Shilla miris. Ia hanya merasa sikap ayahnya itu tidaklah adil untuknya.

“Lalu menurutmu Appa harus bagaimana? Membatalkan rencana itu begitu saja? Itu lebih tidak mungkin. Lagipula tidak mungkin Appa memaksa pernikahan yang jelas-jelas tidak mungkin disetujui oleh Soohwa. Dia sudah memiliki kekasih tapi kau? Kau masih sendiri jadi apa salahnya si untuk menerima perjodohan itu. Toh Siwon itu sangatlah baik”

Shilla tertawa lagi. “Hwa eoni bahkan sama sekali tidak mengatakan pendapatnya tapi Appa dengan mudah mengerti perasaanya. Tapi kenapa saat aku menentang dengan jelas Appa justru tak peduli? Tch!”

“Tidakkah kau ini bisa sedikit saja menuruti ucapan orang tuamu, huh?” Marah Yunbin. Shilla memandang ayahnya itu kesal.

“Aku bukan boneka mainan Appa! Aku bukan barang yang tidak punya perasaan dan keinginan Appa! Setidaknya hargai pendapatku.” Ucap Shilla dengan emosinya yang sudah diambang batas itu.

“Aku tidak pernah menganggapmu boneka. Tapi kewajiban anak itu memang untuk mematuhi orang tuanya, bukan? Dan hingga detik ini Appa tak pernah merasa kau mematuhi ucapan Appa”

“Mworago?” Shilla memandang ayahnya tak percaya. Merasa kalau selama ini dirinya tidaklah dianggap penting oleh sang ayah.

“Pernikahan kalian akan dilaksanakan sebulan lagi. And that’s final”

“Shireo! Aku tidak mau!” Tolak Shilla lagi.

“I dont give a damn of your excuses” ucap Yunbin kemudian meninggalkan kamar Shilla. Anak gadisnya itu hanya menatap punggung ayahnya itu dengan tidak percaya.

“Arghhh” teriak Shilla sambil mengacak rambutnya frustasi. Ia menyambar kunci mobilnya kemudian membanting pintu kamarnya. Menuruni anak tangga rumahnya dan ia disambut dengan wajah cemas dari sang kakak. Shilla hanya menatap kakaknya sekilas kemudian melenggang melalui kakaknya.

Shilla memasuki garasi dan menuju mobilnya. Tanpa ia tahu di belakangnya Soohwa mengikutinya.

“Shilla-ya kau mau kemana?” Tanya Soohwa khawatir. Ia mendegar dengan jelas tiap pertengkaran yang ayahnya dan Shilla lakukan. Dan segelintir perasaan bersalah itu muncul di hati Soohwa.

“Keluar” ucap Shilla singkat.

“Keunde ini sudah malam Shilla-ya”

“Ini masih jam 9 eoni. Berhenti memperlakukanku seperti anak kecil yang harus seharian berada di rumah kalau hari gelap” ucap Shilla dingin. Soohwa bisa mendengar dengan jelas nada marah yang adiknya itu lontarkan. Wajar memang.

Shilla tak menunggu respon kakaknya dan malah memasuki mobilnya. Dan dengan cepat ia melajukan mobilnya meninggalkan garasi rumahnya.

Soohwa mendesah sedih. Tiap kali adiknya bertengkar dengan sang ayah pasti ia akan keluar rumah. Dan Soohwa tahu betul kemana arah tujuan Shilla tiap kali hatinya tengah kalut.

=The Precious One Chapter 4=

Pintu kafe itu terbuka menandakan kalau ada tamu yang memasuki kafe itu. Pelayan itu menolehkan kepalanya dan hendak mengatakan kalau kafe itu telah tutup tapi begitu ia melihat wajah sang tamu ia mengurungkan niatnya.

“Oh Shilla-ssi?” Kaget pelayan itu. Shilla tersenyum kearah pelayan pria itu.

“Annyeong Minhwan-ssi” sapa Shilla. Ia menatap pelayan pria yang kini terlihat tengah merapikan meja dan kursi.

“Sudah tutup ya?” Tanya Shilla lagi. Minhwan menganggukan kepalanya.

“Ne. Hari ini chef  ijin pulang cepat jadi boss bilang untuk menutup kafenya lebih awal” jawab Minhwan. Shilla mengangguk paham. Setahunya memang kafe itu baru tutup pukul sepuluh malam dan sekarang baru menunjukkan pukul Sembilan malam.

“Oya boss ada di ruangannya. Apa perlu aku panggilkan Boss?” Tanya Minhwan sopan. Shilla menggelengkan kepalanya.

“Tak perlu. Nanti juga dia akan keluar kalau mau pulang. Ah iya bagaimana kalau aku membantumu saja? Aku hanya perlu mengangkat kursi itu ke atas meja, kan?”

Minhwan menggelengkan kepalanya. “Andweyo! Biarkan aku yang mengerjakannya Shilla-ssi”

“Gwenchana..”

“Andweyo. Ini sudah tugasku Shilla-ssi. Lagipula aku takut nanti boss marah kalau Shilla-ssi repot-repot membantuku”

“Gwenchana. Aku pastikan boss mu yang tampan itu tidak akan memarahimu.” Ucap Shilla meyakinkan. Minhwan menghela napas pasrah. Alhasil Shilla membantunya menutup kafe itu.

Pria tegap itu keluar dari ruangannya. Ia melihat salah satu pegawainya yang kini tengah menaikkan kursi ke atas meja sementara ia bisa melihat ada gadis lain yang tengah menyapu lantai kafenya. Pria itu mengernyitkan keningnya bingung.

Apa yang ia lakukan?

Pria itu menghela napasnya panjang. Ia sedikit bisa menerka sekarang. Ia lantas berjalan mendekati gadis itu.

“Eo? Boss?” Minhwan sedikit kaget dengan kedatangan boss nya yang tiba-tiba itu. Shilla menghentikan acara menyapunya dan menatap sang pemilik kafe itu yang kini tengah menatapnya datar.

“Hwan-ah..kau boleh pulang” ucap boss Minhwan itu. Minhwan memiringkan kepalanya bingung.

“Keunde..tugasku..”

“Gwenchana. Biar aku yang menyelesaikannya. Lagipula tugasmu tinggal menata satu meja lagi, kan? Pulanglah. Gwenchana”

Minhwan mengangguk paham kemudian melepas celemek yang ia kenakan. Ia memandang Shilla sekilas kemudian berpamitan padanya.

Shilla memandang Yunho yang kini duduk di kursi terakhir yang belum sempat Minhwan bereskan. “Baik sekali kau menyuruh pegawaimu pulang padahal tugasnya belum selesai” ucap Shilla. Tidak menyindir tentu saja.

“Dan lebih baik lagi dirimu yang mau membantu pegaiwaiku mengerjakan tugasnya” jawab Yunho. Shilla mengerucutkan bibirnya singkat kemudian melanjutkan menyapunya.

Yunho bangkit dari duduknya kemudian merebut sapu yang kini Shilla pegang itu. Membuat Shilla sedikit kaget dengan tingkah Yunho.

“Duduklah” ucap Yunho lembut. Shilla memandangnya bingung. Tapi ia memilih untuk menuruti ucapan Yunho.

Yunho menopangkan dagunya pada punggung tangannya. Ia memandang Shilla intens kemudian menghela napasnya.

“Jadi..kenapa?”

“Huh?”

“Jangan pura-pura bodoh Shilla-ya. Katakan kenapa kau kemari?”

“Memangnya tidak boleh aku mengunjungimu?”

“Berhenti bersikap seolah kau ini tidak ada masalah. Aku tahu tiap kau kesini malam-malam itu artinya kau ada masalah. Wae? Ada masalah apa lagi? Dengan ahjusi?” Tanya Yunho. Shilla sedikit terkesiap.

Kau memang paling mengerti diriku Yunnie.

Shilla tersenyum singkat. Yunho memang terlihat paling mengerti dirinya. Dan sampai sekarang Shilla juga tak mengerti kenapa tiap kali ia ada masalah maka ia akan berlari pada Yunho. Hanya saja tiap ia melihat Yunho ia akan merasa lebih tenang. Meski Yunho tak melakukan tindakan berarti untuk menghiburnya tapi senyuman dan kehadirannya bahkan bisa dengan ajaib mengobati kegundahan hati Shilla.

Shilla menghela napasnya panjang. “Appa..memaksaku untuk menikah dengan anak teman bisnisnya”

“Mwo?” Yunho tak ayal memekik kaget. Ini sungguh seperti berita mengejutkan untuknya. Tidak ada angin apa sebelumnya dan tiba-tiba saja gadis di hadapannya itu akan menikah.

“Kubilang aku dipaksa menikah oleh Appa, Yunnie” ulang Shilla. Yunho bisa melihat nada malas dan kesal yang Shilla lontarkan. Ia cukup tahu kalau gadis di hadapannya itu paling tidak suka kalau dipaksa.

“Dan kau menolaknya?”

“Keureomyeon. Kau pikir aku akan menerima begitu saja rencana perjodohan konyol itu? Tidak Yunnie”

“Lalu?”

“Masalahnya adalah Appa sepertinya tidak peduli dengan pendapatku. Bagaimanapun aku menolak sepertinya dia akan tetap memaksaku untuk menikahi pria itu. Dan aku tidak mau Yunnie. Tidak mau” ucap Shilla. Yunho bisa melihat dengan jelas kalau Shilla sangatlah tidak suka dengan rencana perjodohan itu.

“Kenapa kau tidak mau?”

Shilla memandang yunho kesal. “Aku hanya tidak mau menikahi pria itu. Apa itu salah?”

Shilla memandang Yunho yang terlihat tenang itu. Seolah berita perjodohan Shilla bukanlah hal yang besar yang perlu dikhawatirkan. Karena sepertinya memang rencana perjodohan itu hanya menjadi masalah besar untuk Shilla.

Kenapa kau setenang itu Yunnie? Apa kau baik-baik saja kalau aku menikah?

“Memangnya pria itu begitu buruk hingga kau tidak mau menikahinya?” Tanya Yunho. Shilla masih diam di tempatnya.

Shilla menggelengkan kepalanya. “Aniya.”

“Lalu? Apa dia itu sudah tua jadi kau tidak mau? Ataukah dia pernah punya salah padamu?”

Shilla menggeleng lagi. “Dia tidak salah apapun Yunnie”

“Lalu kenapa kau tak mau menikah dengannya?”

“Karena dia terlalu sempurna. Itulah kesalahannya”

Dan karena aku masih mengharapkanmu.

=The Precious One Chapter 4=

Pria paruh baya itu memandang keponakannya bingung. Keponakannya itu hanya memandang lurus kearah laptopnya seolah tengah konsentrasi tinggi dalam bekerja. Pria paruh baya itu tak meragukan hal itu. Hanya saja hal itu lah yang membuat keponakannya menjadi aneh.

Tak biasanya keponakannya itu bekerja dengan sangat konsentrasi. Apalagi pekerjaannya ini bisa dibilang bukan karena sepenuhnya keinginannya. Dan melihatnya begitu konsentrasi sekarang membuat Yongsul menautkan alisnya bingung.

“Kau sedang kesal?” Tanya Yongsul tiba-tiba. Keponakannya itu menengadahkan kepalanya menatap sang paman. Tak ada kata yang keluar dari bibir gadis itu. Ia malah kembali menatap layar laptopnya.

“Hey kau ini tidak sopan sekali, pamannya bertanya tapi kau cuek begitu” ucap Yongsul. Shilla menghela napasnya kemudian menatap pamannya lagi.

“Aku sedang kesal dengan kalian para tetua” aku Shilla. Yongsul terkekeh kecil.

“Karena perjodohan itu?”

“Apa lagi memangnya?” Sungut Shilla. Yongsul menggelengkan kepalanya.

“Kenapa tiba-tiba kalian mengubah rencana perjodohan itu? Seenaknya saja menyuruhku menikah dengannya” lanjut Shilla. Yongsul menghela napasnya. Ia hafal betul kalau keponakannya yang satu itu paling tidak suka dipaksa. Terlebih yang memaksanya adalah Yunbin, ayahnya.

“Mianhae Shilla-ya. Samchon juga baru tahu kalau bukan Soohwa yang akhirnya dijodohkan dengan Siwon. Semuanya murni keputusan Appamu” ucap Yunbin lembut. Shilla menghela napasnya.

“Kalau begitu bantu aku untuk membujuk Appa membatalkan rencana perjodohan itu, ne?” Pinta Shilla. Yongsul menggelengkan kepalanya.

“Kau pasti tahu kalau Appamu itu susah untuk dibujuk kalau ia sudah memutuskan. Jadi kurasa tidak ada yang bisa kita lakukan Shilla-ya” ucap Yongsul menyesal. Hanya saja apa yang dibicarakannya itu benar. Kakaknya memang keras kepala dan berpendirian teguh. Jadi sekali ia memutuskan maka tak akan mudah untuk merubah keputusannya.

“Tapi aku tak mau menikah dengannya, Samchon” keluh Shilla. Yongsul mendekati Shilla kemudian mengelus puncak kepala keponakannya itu.

“Dia anak yang baik Shilla-ya. Samchon yakin dia bisa menjagamu dengan baik”

“Samchon!” Rengek Shilla. Ia mengerucutkan bibirnya kesal.

“Umurku bahkan baru 23 Samchon. Dan aku bahkan belum lulus kuliahku. Dan kalian menyuruhku untuk menikah? Apa kalian pikir itu tidak gila?”

“Kau sebentar lagi lulus sayang. Dan tidak ada salahnya dengan menikah muda. Dan kurasa umurmu tidak bisa dibilang muda juga. Kau sudah dewasa Shilla-ya.” Ucap Yongsul. Shilla menatap pamannya tak percaya.

“Samchon sama saja dengan Appa” kesal Shilla. Ia menghentakkan kakinya kemudian berlalu meninggalkan Yongsul. Pamannya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

=The Precious One Chapter 4=

Kekehan kecil itu terdengar membahana di dalam ruangan kerja itu. Seorang gadis dan pria tengah berbincang akrab di sesi istirahat siang itu. Keduanya seperti menikmati kebersamaan mereka.

“Aku tak tahu kalau Jaejoong Hyung bisa sekonyol itu”

“Ne Siwon-ah. Dan itu yang membuatku makin menyukainya.” Kekeh Soohwa. Siwon bisa melihat tawa manis yang Soohwa keluarkan. Wajar saja kalau banyak pria yang menyukai Soohwa karena memang dari hal paras Soohwa nyaris tanpa cacat.

“Dia masih di Jersey, ne?”

“Ehm. Abeonim ada urusan dengan Jae Oppa. Jadi seminggu ini dia ke New Jersey.”

“Dan kau merindukannnya?”

“Keureomyeon. Tapi untungnya setiap hari aku video call dengannya.” Jawab Soohwa. Siwon mengangguk paham. Keduanya saling melempar senyum.

CEKLEKK

Pintu ruangan Soohwa tiba-tiba terbuka. Dan diambang pintu sana seorang gadis berdiri terpaku. Siwon menolehkan pandangannya dan menatap tamu itu.

“Ah mianhae. Apa aku mengganggu?” Ucap gadis itu yang tak lain adalah Shilla.

“Ah Shilla-ya aniya. Siwon hanya mampir tadi ia habis bertemu Appa” jelas Soohwa. Shilla mengangguk kecil kemudian berjalan kearah kakaknya dan menyerahkan sebuah map kepada Soohwa.

“Dari samchon. Dia bilang eoni harus memeriksa kembali rencana anggaran pembangunan branch baru di Gangnam itu” ucap Shilla sembari menunjuk pada map yang tadi ia serahkan. Ia melirik Siwon sekilas. Dengan tatapan dinginnya tentu saja.

Cih! Untuk apa dia menerima perjodohan konyol ini kalau ia sendiri menyukai Hwa eoni?

“Aku permisi kalau begitu” ucap Shilla. Ia tak tahu kenapa tapi berada di dekat Siwon entah kenapa membuatnya selalu tak nyaman.

“Eh? Tidak ikut makan siang bersama kami Shilla-ya?” Tawar Soohwa. Shilla menautkan alisnya bingung.

“Huh?”

“Aku dan Siwon berencana makan siang bersama. Kau mau ikut? Lagipula nantinya kan kalian…”

“Tidak perlu” Shilla memotong ucapan Soohwa. Ia hanya merasa tak nyaman tiap kali mengingat Siwon ada kemungkinan menjadi pendamping hidupnya kelak. Ia tak suka ide itu.

Soohwa memandang adiknya itu. Merasa kalau adiknya itu bersikap dingin terhadap Siwon. Yah, Soohwa memang tahu kalau adiknya itu dingin pada semua pria tapi ia tak menyangka ia akan sedingin itu juga pada Siwon. Pria yang dijodohkan dengannya.

“Aku ada janji makan siang dengan Yunnie” ucap Shilla. Ia kemudian berjalan menuju pintu dan keluar dari ruangan Soohwa.

Yunnie? Ah pria itu lagi?

Soohwa melirik Siwon yang kini menatap punggung adiknya itu. Ia menggigit bibir bawahnya karena merasa suasana menjadi canggung sekarang.

“Yunnie.. Dia siapa?” Siwon bertanya lirih. Soohwa tersenyum kearahnya.

“Sahabat kami sedari kecil. Kami biasa main dan tumbuh bersama. Ia sudah seperti kakak untuk Shilla” jelas Soohwa. Siwon mengangguk kecil. Tak berniat menanyakan lebih lanjut karena baginya jawaban Soohwa sudah cukup menjawab pertanyaan di otaknya itu.

“Kalau begitu kkaja kita makan siang”

=The Precious One Chapter 4=

Shilla menyendok makanan di depannya itu dengan malas. Ia bisa merasakan kalau kini ayahnya tengah menatapnya tajam. Tapi ia sama sekali tak peduli. Ia tahu betul apa yang akan ayahnya itu katakan.

“Besok saat acara peresmian merger branch Lotte Corp maka saat itu juga kau resmi menjadi tunangan Siwon”

KLONTANG

Shilla menjatuhkan sendok yang sedari tadi ia pegang. Ia kini balik menatap sang ayah dingin.

“Aku tidak pernah menyutujui perjodohan itu kan? Jadi untuk apa Appa repot-repot memaksaku” ucap Shilla sembari memutar bola matanya.

GREP

Shilla merasakan seseorang menggenggam jemarinya. Eomanya yang disebelahnya menyentuh jemari Shilla. Mengisyaratkan anak bungsunya itu untuk jangan membantah sang ayah.

Shilla bisa melihat tatapan memohon dari sang ibu. Tatapan lembut yang selalu membuat Shilla tak bisa merasakan marah. Shilla menghela napasnya.

Tapi aku tidak mau menikah dengan pria sempurna itu.

“Appa tahu Appa cenderung memaksamu Shilla-ya. Keunde mengertilah Appa. Appa tidak mungkin membatalkan begitu saja rencana yang sudah Appa dan Choi sajangnim susun. Terlalu riskan jika harus membatalkannya. Sementara ini menyangkut kelangsungan kedua perusahaan.” Jelas Yunbin. Shilla memainkan sendoknya malas.

“Tapi aku tidak mau menikah dengannya Appa”

“Appa tahu. Tapi Siwon anak yang baik dan bertanggung jawab. Kau harusnya bersyukur karena bisa mendapatkannya sebagai calon suamimu”

Jadi dengan kata lain…aku sebenarnya tak pantas berdampingan dengannya?

Shilla tersenyum miris. Entah kenapa ucapan sang ayah serasa menyakitkan didengar. Bukan karena ia tak suka kenyataan kalau ia tak pantas bersanding dengan Siwon. Karena memang sedari awal ia merasa tak sebanding dengan pria itu.

Hanya saja ucapan ayahnya terdengar seperti sebuah intimidasi untuknya. Seolah ayahnya tidak bangga memiliki anak sepertinya. Seolah ayahnya memandang rendah anaknya sendiri,

“Aku tetap tak ingin menikah dengannya Appa. Bisakah Appa mencari solusi lain? Apakah solusi untuk semuanya hanyalah pernikahan? Tidak kan Appa?” Ucap Shilla berusaha membujuk Yunbin. Ayahnya itu menggelengkan kepalanya.

“Tidak Shilla-ya. Mengertilah Appa sekali ini saja. Sangat tidak sopan jika tiba-tiba Appa membatalkan rencana itu. Apa yang akan keluarga Choi katakan memangnya? Dan mau ditaruh dimana nama baik keluarga kita?”

Shilla terdiam. Ia menggigit bibir bawahnya.

Mengorbankan anaknya demi sebuah nama baik keluarga? Nonsense.

”Keunde Appa…”

“Geumanhae Shilla-ya! Keputusan Appa sudah bulat dan kau harus mematuhinya. Jebal!” Ucap Yunbin kemudian menarik kursinya dan meninggalkan ruang makan itu.

Suasana tiba-tiba menjadi hening. Shilla mengacak rambutnya frustasi. Mendengar nada ayahnya saat bicara tadi ia tahu ayahnya sangat tegas akan hal ini. Dan mengingat bagaimana tabiat sang ayah, ia tahu usaha apapun tak akan membuat sang ayah menbatalkan rencananya.

Hwayoung, sang Eoma, mendekati Shilla dan memeluk anak bungsunya itu. Ia mengelus puncak kepala Shila.

“Mianhae Shilla-ya. Keunde.. Ayahmu kalau sudah begini tak akan mendengarkan ucapan kita. Jalan satu-satunya adalah kau menerima perjodohan itu” ucap Hwayoung lembut. Shilla menggelengkan kepalanya.

“Shireo! Aku tidak ingin menikah dengan  pria itu Eoma.”

“Eoma tahu. Hanya saja… kau tak punya pilihan lain Shilla-ya”

“Aku akan tetap menolaknya apapun yang terjadi Eoma”

“Jangan sayang..jangan!”

“Wae?” Shilla menatap kedua mata sang ibu. Hwayong menghela napasnya pelan.

“Ayahmu akan melakukan hal yang diluar perkiraan kita sayang. Dan dia…Eoma takut dia akan menyakitimu sayang” ucap Hwayoung. Pandangannya menerawang membuat Shilla menautkan alisnya bingung.

“Maksud Eoma?”

Hwayoung menatap Shilla kemudian tersenyum tipis. “Tidak ada. Eoma hanya mohon kali ini jangan membantah Appamu. Eoma tidak ingin kau semakin terluka sayang”

Hwayoung mengelus puncak kepala Shilla dan tersenyum lembut kearahnya. Ia kemudian berjalan menyusul sang suami ke kamarnya.

Apa maksud Eoma? Terluka? Maksudnya?

Shilla menggelengkan kepalanya ketika ia sama sekali tak mengerti apa maksud perkataan eomanya. Membingungkan menurutnya. Dan serasa ada sesuatu yang tersirat dari ucapan sang ibu.

=The Precious One Chapter 4=

Sorak tepuk tangan terdengar menggema di hall room itu. Resmi sudah kerjasama Hyundai dan Lotter corp.

And now my suck life will begin.

Shilla melipat tangannya di dada. Memandang malas kerumunan orang yang terlihat tengah memberi selamat itu.

“Kau sepertinya tidak bersemangat hari ini Shilla-ssi”

Shilla sedikit terlonjak ketika tiba-tiba suara baritone itu menyapanya. Ia menolehkan kepalanya dan menatap Siwon yang kini berdiri di sampingnya. Pria itu mengenakan jas hitam dengan kemeja putih yang membalut indah tubuhnya.

Shilla hanya memutar bola matanya kemudian memilih untuk menatap kerumunan orang lagi. Siwon menghela napasnya. Gadis di sebelahnya ini memang terlampau dingin padanya. Dan ia sudah biasa dengan hal itu.

Bagaimana kalau nanti aku menikah dengan gadis sedingin ini?

Siwon menggelengkan kepalanya. Ia melirik Shilla yang masih membuang mukanya itu.

“Ehem. Mohon perhatiannya sebentar” suara Park Yunbin membuat kerumunan orang itu sontak menatap kearah sumber suara.

Yunbin memegang microphone di auditorium itu. Shilla menghela napasnya. Mengetahui kalau ayahnya itu pasti akan memberi pengumuman penting.

“Terimakasih untuk kehadiran semuanya. Saya berharap kerjasama ini akan membuahkan hasil yang memuaskan. Selain itu…”

Yunbin terdiam sejenak. Ia mencari keberadaan seseorang dan ketika ia menemukannya ia melambai kearah orang itu menyuruhnya untuk menghampirinya. Siwon, tersenyum singkat kemudian menghampiri Yunbin.

“Saya ingin mengumumkan kalau..pria disamping saya ini..Choi Siwon adalah yang akan memimpin merger perusahaan ini. Dan dia adalah…calon menantu saya”

Hening

Tiba-tiba keheningan itu tercipta. Tapi tak berlangsung lama hingga tepuk tangan meriah menghiasi ruangan itu. Yunbin tak kuasa menahan senyuman bahagianya.

Sementara Shilla di sudut ruangan itu menghela napas panjang. Merasa tak akan sanggup berdiri lama disana ia memutuskan untuk meninggalkan ruangan itu.

Siwon melihat Shilla meninggalkan ruangan itu. Buru-buru ia menyusul Shilla tapi sebelumnya ia berpamitan sopan kepada Yunbin.

“Hey wait” cegah Siwon sebelum Shilla memasuki lift gedung itu. Shilla mengerutkan keningnya bingung saat melihat Siwon.

“Kenapa mengikutiku?” Tanya Shilla dingin. Siwon segera memasuki lift itu dan tersenyum kearah Shilla.

“Aku hanya merasa kita butuh waktu berdua untuk membicarakan masa depan kita”

“Huh?”

Siwon bukannya menjawab malah hanya tersenyum kecil. Ia menekan tombol di pintu lift itu dan kemudian lift itu membawa mereka ke basement gedung itu.

=The Precious One Chapter 4=

Shilla memainkan sedotan jus miliknya. Ia menatap kearah pria di depannya. Shilla menggelengkan kepalanya merasa tak mengerti dengan pria di depannya.

Pria di depannya itu membawanya ke kafe. Dan sampai sekarang bahkan belum ada sepatah katapun yang dikeluarkan pria itu,.

Shilla menghela napasnya. “Jadi…apa yang ingin kau diskusikan?” Ucap Shilla mengawali pembicaraan. Siwon menatapnya kemdian menghela napas pelan.

“Tentang rencana pernikahan kita”

“Siapa yang akan menikah denganmu memangnya?” Ucap Shilla dingin.

“Look! Aku tahu kau tidak setuju dengan rencana perjodohan itu. But may be…we can work it out”

Shilla mengerjabkan matanya berusaha menangkap apa yang Siwon maksud. Dan seketika sebuah pemikiran melintas di benaknya.

“Sudah kuduga akan begini” gumam Shilla. Siwon menatapnya bingung.

“Huh?”

“Jadi mana? Berikan padaku biar kutandatangani langsung”

“Huh?” Siwon benar-benar tak mengerti dengan gadis di depannya. Ia melongo menatap Shilla.

“Mana surat perjanjiannya?”

“Ne?”

Shilla mendengus kesal. “Kau kesini untuk menyuruhku menandatangani surat perjanjian kan? Mana?”

“Apa maksudmu?”

“Dengar! Aku tahu kau juga tak suka dengan rencana perjdoohan itu jadi kau ingin mengajukan kontrak denganku kan? Berapa waktu yang kau minta? 2 tahun?” Ucap Shilla. Siwon tak menjawab dan hanya menatap Shilla bingung.

“Animyeon…1 tahun?”

Siwon masih diam. Ia mengerti sekarang. Shilla menyangka kalau dirinya ingin mengajukan kontrak pernikahan denganya.

“Aniya? Keureom… 6 bulan? 3 bulan? Ya ya tidak masalah”

“Bisakah kau diam?” Untuk pertama kalinya Siwon berbicara dingin pada Shilla. Entahlah tapi ia merasa marah dengan pemikiran Shilla yang menurutnya kekanakan itu.

“Kau pikir aku kesini untuk membicarakan nonsense seperti itu?”

“Lalu? Aku tahu Siwon-ssi. Kau tak akan pernah setuju untuk menikahiku. Dan aku juga begitu. Jadi kurasa wajar kalau kita mengajukan perjanjian pra nikah itu” Shilla berucap. Siwon berdecak singkat.

“Kau pikir aku sepicik itu, huh?”

“Mwo?”

“Kau pikir aku sepicik itu? Apa kau pikir pernikahan itu suatu hal yang bisa dipermainkan begitu saja?”

Shilla terdiam. Ia baru sekali ini melihat ekspresi marah Siwon. Dan itu entah kenapa serasa membuatnya takut.

“Kau pikir aku berpikiran cetek dan mengajukan perjanjian konyol seperti itu? Pernikahan itu hal serius dan tidak bisa dimainkan begitu saja Shilla-ssi”

“kenyataannya pernikahan kita berdua adalah sebuah permainan. Permainan bisnis yang aku bahkan tak pernah setuju. Lalu kau pikir aku peduli jika ada kontrak itu? Toh pernikahan kita dari awal memang bukanlah hal yang serius”

Siwon berdecak lagi. “Aku tak mengerti dengan jalan pikiranmu. Kalau kau tak setuju menikah denganku kenapa kau tak menolaknya sedari awal?” Siwon sedikit meninggikan suaranya.

“I will if I can. Kenyataannya aku bahkan tak berhak menyuarakan hatiku. Lalu apa yang kau harapkan dariku sebenarnya? Menerima dengan senang hati pernikahan itu? Tch!”

“Setidaknya kau tak perlu menganggap rendah sebuah pernikahan kan? Dan aku tak mengerti kenapa ide kontrak itu bisa terlintas di pikiranmu”

“Jadi kau mau mengatakan kalau kau mau menikahiku tanpa syarat? Jangan munafik Siwon-ssi. Aku bahkan tahu kau sama sekali tak menginginkan menjadi suamiku kelak kan?”

“Mworago?” Siwon menatap Shilla tak percaya. Shilla hanya memandangnya tajam tanpa sedikitpun memunculkan aura kehangatan disana.

“Dan aku yakin tanpa perjanjian pernikahan itu pun kau pasti tak akan bertahan menjalani pernikahan denganku”

“Apa maksudmu sebenarnya Shilla-ssi? Kau tak perlu memakai kata yang membingungkan kalau hanya ingin mengatakan kau tak ingin menikah denganku”

“Itu kau tahu. Jadi kenapa kau masih repot mau menerima rencana pernikahan konyol itu?”

“Neo…” Siwon menggertakkan giginya kesal. Ia tak menyangka di kafe yang lumayan sepi itu mereka berdua malah bertengkar. Membuat beberapa pengunjung kafe itu menatap heran kearah mereka.

“Tch! Aku tak percaya kita bahkan sudah bertengkar bahkan sebelum kita menikah” gumam Siwon. Tapi Shilla mendengarnya dengan jelas.

Shilla menyeringai kecil. “Kau benar. Kita belum menikah saja pertengkaran sudah muncul. Dan aku berani jamin saat kita menikah tak akan jauh beda dari sekarang. Dan mungkin lebih parah lagi. Jadi…untuk apa kita repot-repot menjalani pernikahan itu kelak? Toh pernikahan kita nantinya jika terjadi tak akan bertahan lama. Dan sebelum kau menyesal menikahiku kelak lebih baik kau tak usah menikah denganku saja sekalian” Ucap Shilla kemudian menyambar tas nya dan keluar kafe itu.

Leaving Siwon dumbfounded.

Aku tak mengerti dengan jalan pikiran gadis itu. tck!

 

To be continued…

 

Oke mianhae telatttt update.. Saya lg sibuk banget ngurusin seminar buat rabu besok jd ga sempet mikirin ff…

Dan saya tahu ini pendek buat kebanyakan orang…tp hanya ini yg bisa saya berikan..maafkan saya..

Maaf juga kalau aneh bin gagal ni part.. Gomenasai…

Dan mohon doanya ya semuanya..rabu ini saya seminar skripsi saya..hehe 😀