The Precious One Chapter 12

Gadis itu mengamati pantulan dirinya di cermin. Ia sedikit membubuhkan make up pada wajahnya. Hanya simple, hanya sekedar foundation beserta bedak dan lipgloss tipisnya. Ia memang cenderung gadis yang malas untuk berdandan. Ini saja masih untung dia kekantor mau berdandan. Kalau saja ia tidak mengingat statusnya yang seorang istri Presdir di kantornya, ia juga malas berdandan.

Soohwa kerap kali menceramahinya karena ia sama sekali tidak berdandan ke kantor waktu itu. Menurutnya sangat tidak pantas jika istri seorang Choi Siwon terlihat kusam. Sejujurnya Shilla tak mengindahkan ucapan Soohwa di kala itu, hanya saja karena beberapa hari ini Siwon sangatlah baik terhadapnya membuatnya setidaknya ingin balas budi padanya.

Semoga saja mukaku tidak terlihat aneh.

Shilla merapikan kemeja kerjanya kemudian berjalan keluar kamarnya. Sejak dua jam yang lalu ia sudah bangun sebenarnya. Sudah memasak sarapan dan sekarang bahkan ia sudah rapi dengan pakaian kerjanya.

Shilla menatap kearah meja makan tempat ia menyajikan sarapan buatannya. Masih belum nampak kehadiran Siwon. Sesuatu yang sedikit janggal sebenarnya. Biasanya suaminya itu akan bangun disaat Shilla membuat sarapan. Tidak ada yang Siwon lakukan selain menunggu Shilla menyelesaikan masakannya sembari dirinya sendiri membaca koran paginya.

Kurasa ia belum bangun.

Shilla berjalan kearah kamar Siwon. Berniat untuk membangunkan suaminya itu. Ia mengetuk pintunya beberapa kali sayangnya dari dalam sana seperti tidak ada tanggapan sama sekali.

Tumben dia susah dibangunkan.

Shilla menggelengkan kepalanya kemudian memilih untuk memasuki kamar Siwon. Ia bisa melihat Siwon masih berada di bawah selimut dan matanya masih tertutup rapat. Shilla mendekati Siwon kemudian menatap lekat wajah Siwon yang masih tertidur itu.

Kenapa ia selalu terlihat polos kalau sedang tidur seperti itu?

Tanpa sadar Shilla menarik ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman. Entah sejak kapan, hanya saja ia menjadi hobi melihat ekspresi Siwon saat tidur. Terlihat polos dan damai.

Shilla menggelengkan kepalanya. Merasa tidak sepatutnya ia terus mengamati Siwon. Sekarang sudah saatnya Siwon bangun kecuali mereka mau terlambat datang ke kantor.

Shilla menggerakkan tubuh Siwon pelan. “Ireona! Palli ireona!” ucapnya sambil terus mengguncang tubuh Siwon. Dan beruntung Siwon mulai terbangun.

“Nghh” gumam Siwon sembari menggeliatkan badannya. Ia membuka matanya perlahan dan melihat Shilla menatap lurus kearahnya.

“Shi..Shilla-ya?” ucap Siwon setengah sadar. Ia mengucek matanya persis seperti anak kecil baru bangun tidur. Membuat Shilla mau tak mau terkekeh kecil melihatnya.

“Kenapa kau ada disini?” tanya Siwon. Merasa aneh kenapa Shilla bisa berada di kamarnya.

“Membangunkanmu. Ini sudah jam setengah delapan” jawab Shilla singkat. Siwon menganggukkan kepalanya. Mencoba mengumpulkan semua nyawanya yang sepertinya belum sepenuhnya terkumpul itu.

“Cepatlah bangun lalu mandi. Aku sudah siapkan sarapan untuk kita…oppa”

“Ehm, araseo….. MWO?” tiba-tiba saja Siwon memekik kaget. Membuat Shilla mengerutkan keningnya bingung.

“Kau bilang apa tadi?” tanya Siwon lagi.

“Bangun, lalu mandi?”

Siwon menggelengkan kepalanya. “Aniya bukan itu. Yang terakhir. Apa yang kau katakan?” Siwon menatap Shilla dalam. Ia memang baru bangun tidur dan rasanya ia butuh suatu kepastian agar apa yang ia dengar bukanlah sekedar mimpi yang belum terselesaikan.

“O-oppa?”

Shilla seketika menyadarinya. Ia tak sengaja melontarkan kata itu sebenarnya. Wajahnya memerah karena malu.

“Jinjja? Kau benar-benar memanggilku Oppa?” tanya Siwon antusias. Selama ini memang Shilla tak pernah memanggilnya Oppa atau hanya sekedar memanggilnya Siwon-ah. Selama ini Shilla selalu memanggilnya Siwon-ssi atau bahkan hanya sekedar ‘hey’ atau ‘kau’. Dan jujur kali ini Siwon tak bisa menahan rasa bahagia yang tiba-tiba merasuk dalam dadanya.

“Me-memangnya kenapa? Kau lebih tua dariku setahun jadi kurasa tidak salah aku memanggilmu Oppa. Aku kan tidak mungkin memanggilmu eoni” ucap Shilla sedikit gugup. siwon memang seumuran dengan Soohwa dan itu artinya mereka terpaut satu tahun.

“Aniya. Hanya terlalu bahagia. Akhirnya kau menyebutku Oppa” ucap Siwon sumringah. Shilla tak bisa menahan rasa gugup yang tiba-tiba menyerangnya. Ia juga tak mengerti kenapa.

“A-aku… cepatlah mandi. Aku tunggu di meja makan” ucap Shilla kemudian bergegas keluar kamar Siwon. Meninggalkan Siwon yang masih tersenyum senang tak jelas.

Aku tak mengerti kenapa panggilan itu terdengar begitu indah di telingaku.

=The Precious One Chapter 12=

Senyuman Siwon masih terus menghiasi bibirnya sedari tadi. Membuat Shilla yang kini berjalan disampingnya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Belum lagi, tangan Siwon yang sedari tadi bertaut pada tangan Shilla. shilla kerap kali ingin melepaskan genggaman Siwon tapi sayangnya Siwon sama sekali tak ingin melepasnya.

Apa dia tidak sadar kalau ini dikantor?

Shilla hanya bisa menggigit bibir bawahnya ketika melihat tatapan orang-orang dikantor. Mereka melihat pasangan itu dengan berbagai ekspresi. Belum lagi mereka saling berbisik satu sama lain. Entah itu bisikan yang bagus atau malah buruk. Yang jelas Shilla tak suka situasi seperti ini.

“C-Choi Sajangnim..bisakah kau lepaskan tanganku?” bisik Shilla. ia sudah sangat tidak tahan dengan tatapan para rekan kerjanya itu. Siwon seolah tak mendengarnya dan hanya terus berjalan menuju ruangannya.

“Sajangnim..” bisik Shilla lebih keras. Dan tetap saja Siwon tak mengindahkannya.

Aish maunya apa orang ini?

“Choi sajang,,,”

“Ssstt” potong Siwon. Shilla mendengus kesal.

“Hya! Hya! Ruanganku di sebelah sana” ucap Shilla ketika ia menyadari Siwon melewati ruangannya begitu saja. Ia semakin bingung dengan tingkah aneh Siwon.

Ada apa dengan orang ini?

“Hya! Oppa!” pekik Shilla. sontak beberapa karyawan melihat kearahnya. Membuat Shilla hanya bisa tersenyum kikuk. Sementara itu Siwon membalikkan badannya. Ia tersenyum jahil.

“Ne?” tanya Siwon dengan senyumannya. Shilla membulatkan matanya kemudian menggelengkan kepalanya.

Jadi… hanya karena aku tidak memanggilnya Oppa? Orang ini benar-benar..tch!

“Berhenti bersikap kekanakan dan lepaskan tanganku!” ucap Shilla memerintah. Siwon terkekeh pelan kemudian melepaskan tangan Shilla.

“Aku ke ruanganku kalau begitu” ucap Shilla kemudian bersiap meninggalkan Siwon. Sayangnya Siwon kembali menahan tangannya. Membuat Shilla hanya bisa mendesah kesal.

“Wae?” tanyanya kesal. Siwon hanya tersenyum polos kemudian membisikkan sesuatu di telinganya.

“Selamat bekerja, yeobo” bisik Siwon tepat di telinga Shilla. membuat Shilla seketika membulatkan matanya dan ia tak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya.

“Hya!” Shilla memukul lengan Siwon. “Berhenti bersikap kekanakan kubilang! Ini dikantor Choi sajangnim” protes Shilla kemudian melenggang menuju ruangannya. Meninggalkan Siwon yang masih tersenyum dalam diam.

Dia benar-benar seperti anak kecil.

“Anyeonghaseyo Choi sajangnim!” Shilla sontak menhentikan langkahnya begitu ia mendengar sapaan lembut nan feminim menyapa suaminya. Shilla membalikkan badannya dan mendapati Sekretaris Siwon, Kim Jina, menyapa Siwon.

Dari sudut pandangnya ia bisa melihat bagaimana Jina begitu sumringah menyapa Siwon. Bagaimana Jina begitu lembut dan seolah memasang senyum yang terlalu dibuat-buat menurut Shilla.

“Anyeonghaseyo Sekretaris Kim.”

“Anda terlihat lebih segar setelah cuti kemarin Sajangnim” ungkap Jina. Siwon hanya tersenyum kearahnya.

“Geurae?”

“Ne”

Shilla mengelengkan kepalanya. Merasa entah kenapa ia tak suka dengan pemandangan itu. Merasa saat itu juga ia ingin menyingkirkan Jina dari samping Siwon.

Aigo..apa yang aku pikirkan? Apa peduliku memang?

=The Precious One Chapter 12=

Kekehan kecil itu terdengar sedikit samar dari luar ruangan Siwon. Pintu ruangan itu sedikit terbuka sehingga wajar saja kalau suara kekehan dari dalam ruangan itu sedikit terdengar dari luar. Sekretaris Kim yang biasanya ‘menjaga’ ruangan itu kini tidak lagi terlihat. Mungkin ia tengah makan siang karena memang sekarang adalah waktu istirahat.

Siapa yang di dalam memang?

Shilla hanya bisa bertanya penasaran. Entah malaikat baik mana yang tiba-tiba datang menemuinya hingga ia berinisiatif untuk mengajak Siwon makan siang bersama. Ia juga tak mengerti, hanya saja ia tiba-tiba menginginkannya. Ia bahkan menyambangi ruangan Siwon, suatu hal yang sesungguhnya sangat jarang ia lakukan. Biasanya Siwon-lah yang selalu datang mengunjungi ruangannya.

Dan kini ketika ia sudah sampai di depan ruangan Siwon, kekehan dan candaan kecil dari dalam sana membuatnya hanya bisa mengerutkan keningnya bingung. Pasalnya, yang Shilla dengar, siapapun orang yang berada dalam ruangan itu bersama Siwon pastinya orang itu sangat dekat dengan Siwon. Terbukti dengan kekehan yang terdengar akrab itu di telinga Shilla.

Shilla melongokkan kepalanya dari celah pintu ruangan Siwon. Dan disana ia bisa melihat suaminya tengah bercanda riang dengan wanita yang tak lain adalah kakak iparnya sendiri. Ya ia tengah bercanda dengan Soohwa.

Senyuman Siwon jelas terkembang di bibir. Wajah Siwon juga terlihat rileks bersama Soohwa. Ia terlihat menikmati kebersamaan bersama Soohwa.

Apa…dia masih menyukai eoni?

Shilla hanya terdiam sembari terus mengamati keduanya. Pikirannya berkelana meninggalkan kesadarannya. Hingga ia tak menyadari kalau kini Siwon sudah melihat dirinya berdiri diambang pintu.

“Shilla-ya?”

Sontak Shilla terkesiap mendengar namanya dipanggil. Ia lantas tersenyum canggung kearah Siwon dan Soohwa yang kini menatapnya itu.

“Apa..aku mengganggu kalian?” lirih Shilla. soohwa dan Siwon sontak terkekeh pelan.

“Kau ini aneh, saengi. Mana ada istilah seperti itu. Kemarilah!” ucap Soohwa. Shilla menurutinya dan memasuki ruangan Siwon. Ia berdiri disamping Soohwa dan sontak Soohwa bangkit dari duduknya dan memeluk erat saudaranya itu.

“Bogoshipo Shilla-ya” ungkap Soohwa. Shilla hanya tersenyum dalam pelukan Soohwa.

“Nado eoni. Kau kemana saja, eo?” tanya Shilla. belakangan ini ia memang tidak melihat Soohwa. Bahkan saat kemarin ia berkunjung kerumah orang tuanya ia tak mendapati Soohwa disana.

“Hehe..seminggu kemarin aku menemani Jaejoong Oppa ke Jepang”

“Eh? Waeyo?”

“Well, ehm.. dia ada business trip disana dan ia bilang ia ingin mengajakku ikut serta.” Ucap Soohwa dengan senyuman terkembang di bibirnya. Shilla hanya menganggukkan kepalanya.

“Dan kau mengabaikan pekerjaanmu begitu saja?” canda Shilla. soohwa mendengus kecil.

“Aku cuti Shilla-ya. Lagipula Appa tidak masalah dengan hal itu” balas Soohwa enteng. Yunbin memang cenderung memanjakan Soohwa jadi apa yang Soohwa inginkan biasanya akan Yunbin turuti begitu saja. Berbeda dengan Shilla. ia harus membujuk yunbin dengan berbagai cara agar pria itu mau menuruti kemauan Shilla.

Seketika Soohwa merasa bodoh karena tiba-tiba mengungkit tentang ayah mereka. Ia sudah tahu kenyataan pahit itu. Hwayoung menceritakannya padanya. Ibunya itu memang cenderung terbuka terhadap Soohwa. Apalagi menyangkut Shilla, ibunya itu biasanya akan membicarakan masalah Shilla pada Soohwa. Ia hanya merasa lebih baik mendiskusikan masalah wanita dengan wanita juga.

Suasana hening tiba-tiba menyelimuti. Soohwa bertukar pandang dengan Siwon sementara Shilla membuang mukanya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau malasah itu tidak akan mempengaruhinya lagi. hanya saja semuanya butuh waktu, kan?

“Mi-mianhae Shilla-ya..” gumam Soohwa. Shilla menolehkan kepalanya dan menatap Soohwa. Ia tersenyum singkat.

“Gwenchana” Shilla melempar senyumnya yakin. Hanya sekedar meyakinkan kakaknya kalau ia benar-benar baik-baik saja.

“Ehm..eoni….tumben kemari” ucap Shilla mengalihkan pembicaraan.

“Aku hanya merindukan kalian. Tadi aku keruanganmu tapi kau tidak ada di ruangan makanya aku langsung keruangan Siwon.”

“Ehm..,kurasa aku sedang ke toilet tadi”

“Selain itu..em..Eoma dia…” Soohwa cenderung ragu mengatakannya. Sementara Shilla hanya menatap Soohwa bingung.

“Kenapa dengan Eoma?” Shilla bertanya penasaran.

“Ehm..dia mengundang kalian makan malam. Besok…ulang tahun Appa” lirih Soohwa. Ia hanya takut melihat reaksi adiknya. Mengingat sekarang Shilla sudah tahu kalau Yunbin bukan ayah kandungnya, tidak menutup kemungkinan kalau adiknya itu tidak mau ambil pusing dalam ulang tahun Yunbin.

Shilla menghela napasnya singkat. Ia tahu setiap tahun, setiap anggota keluarga ada yang berulang tahun maka sudah tradisi keluarga mereka kalau akan ada perayaan kecil. Hanya sekedar makan malam bersama sebenarnya. Tidak ada yang spesial, hanya saja anggota keluarga harus hadir semua.

“Ehm…kami akan datang” jawab Shilla singkat. Sontak Siwon menatapnya dalam.

“Kau yakin?” tanyanya cemas. Melihat bagaimana Shilla terluka saat itu, membuat Siwon tak yakin. Ia hanya takut Shilla akan kembali terpuruk begitu menghadiri makan malam itu.

“Ehm. bagaimanapun dia..ayahku kan? Dia suami dari ibuku, jadi..dia tetap ayahku kan?” lirih Shilla. ia tersenyum tipis.

Siwon menghela napasnya kemudian berjalan kearah Shilla. meraih jemari Shilla kemudian menatap kedua mata Shilla.

“Kalau kau tidak ingin datang, gwenchana. Aku bisa bilang pada eomeoni kalau kita ada acara lain” ucap Siwon. Shilla menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum kearah Siwon.

“Nan gwenchandajanha. Jinjja!” ucap Shilla meyakinkan. Ia bubuhkan senyumannya lagi. Dan kini ia bisa melihat senyuman penuh keyakinan yang Shilla tunjukkan.

“Araseo.” Ucap Siwon pasrah.

“Cha! Bagaimana kalau sekarang kita makan siang?” ucap Soohwa tiba-tiba. Ia hanya berusaha mencairkan suasana.

“Ehm. ide bagus. Lagipula aku sudah sangat lapar” jawab Siwon dan dibalas anggukan setuju dari Shilla. tujuan awalnya ke ruangan Siwon kan memang untuk mengajaknya makan siang.

“Kau tidak ada janji makan siang dengan Jaejoong Oppa, eoni?” tanya Shilla.

“Aniyo. Dia di Busan sekarang”

“Eoh. Kalau begitu kaja”

=The Precious One Chapter 12=

“Yunnie!” pekikan senang itu terdengar membahana di kafe yang lumayan sepi itu. Pria yang dipanggil Yunnie itu tak perlu membalikkan badannya untuk mengetahui siapa yang memanggilnya.

Yunho tersenyum lembut. “Shilla-ya” ucapnya dan langsung mendapatkan pelukan dari Shilla.

“Yunnie bogoshipo!” ungkap Shilla. yunho hanya menganggukan kepalanya kemudian mengelus rambut Shilla singkat.

“Abeonim sudah sehat?” tanya Shilla perhatian. Yunho hanya menganggukkan kepalanya.

“Eo. Dia sudah lebih baik makanya aku bisa kembali ke Seoul lagi. Bagaimana kabarmu?” ucap Yunho. Shilla hanya tersenyum kecut.

“Hey, kau kenapa?” tanya Yunho cemas. Melihat ekspresi Shilla yang sedikit masam membuatnya dapat berasumsi kalau hari-hari Shilla selama Yunho pergi ke Gwangju pastilah tidak baik-baik saja.

Shilla menghela napasnya kemudian menceritakan semuanya pada Yunho. Menceritakan setiap detail kenyataan pahit kalau Shilla bukan anak kandung Yunbin. Dan Yunho begitu terkejut mendengarnya.

Shilla menangis lagi. Tiap kali mengingat masalah itu membuatnya terluka. Dan kali ini Yunho bersedia menyediakan pundak untuknya menangis.

Kenapa…rasanya pelukan Yunnie dan Siwon Oppa begitu berbeda?

Shilla menepis pikiran itu. Entah kenapa akhir-akhir ini ia selalu berpikiran aneh tentang Siwon. Dan jujur terkadang hal itu membuatnya takut.

“Gomawo Yunnie” gumam Shilla kemudian melepas pelukan Yunho. Ia menyeka air mata yang mengalir dari pelupuk matanya.

“Kurasa kau sudah semakin dewasa” lontar Yunho tiba-tiba. Membuat Shilla menatap Yunho bingung.

“Dengan masalah seberat ini aku pikir kau akan menangis histeris. Kau semakin tegar, ne?” tambah Yunho. Shilla hanya tersenyum menanggapinya.

“Benarkah? Well, kurasa aku sudah mulai bisa menerima kenyataan itu, Yun” jawab Shilla singkat. Ia mengembangkan senyumnya.

Dan terimakasih untuknya.

“Hey. Apa kabar suamimu?” ucap Yunho mengalihkan pembicaraan. Shilla menatap Yunho sekilas.

“Molla” jawabnya malas.

“Kenapa? Kalian bertengkar lagi?”

Shilla menggelengkan kepalanya. “Ani. Kami tidak bertengkar. Baik-baik saja malah”

“Lalu kenapa kau seperti malas membicarakannya?” desak Yunho. Ia hanya penasaran dengan kehidupan rumah tangga Shilla dan Siwon.

“Hanya kesal padanya. Ah entahlah aku juga tak mengerti” ucap Shilla seadanya. Membuat Yunho mengerutkan keningnya bingung.

“Kesal kenapa?”

“Di kantor beredar gosip tentangnya. Dan ia tenang saja dengan hal itu seolah ia senang dengan gosip itu. Menyebalkan!”

“Memang gosip tentang apa?”

“Gosip kalau Choi sajangnim yang tampan itu ada affair dengan sekretaris seksinya. Dan sikap sajangnim terhormat itu kepada sekretarisnya seolah memperkuat gosip itu. Entahlah aku juga bingung” rancau Shilla. ia mengerucutkan bibirnya kesal. Seketika Yunho tertawa mendengarnya.

“Hya! Yunnie! Kenapa malah tertawa?”

“Kau..cemburu , keudaechi?”

“MWO?” Shilla membulatkan matanya. Tak mengerti dengan jalan pikiran Yunho,

Cemburu? Yang benar saja.

“Tidak apa kalau kau cemburu. Bagus malah. Itu artinya kau mulai menerima suamimu. Dia layak untuk kau cintai Shilla-ya” ucap Yunho lembut.

“Yunnie! Berhenti berasumsi sembarangan!” protes Shilla. yunho malah terkekeh kecil menanggapinya.

“Aku bukan berasumsi tapi menganalisis Shilla-ya. Untuk apa kau kesal dengan gosip itu kalau kau tidak ada perasaan apapun dengannya? Kalau kau tidak menyukainya harusnya kau tak peduli dengan hal itu kan? Jadi intinya kau cemburu Shilla-ya”

“Aniyo!” bantah Shilla lagi. Yunho hanya menggelengkan kepalanya.

“Kau ini memang keras kepala. Terima saja kenyataan itu. Toh, bukan sebuah dosa mencintai suami sendiri” ujar Yunho. Ia tersenyum tulus kearah Shilla.

Shilla mengerjabkan matanya menatap Yunho. Ia tak mengerti bagaimana harus merespon ucapan Yunho. Hanya saja ia sendiri tak tahu dengan perasaannya.

Ia masih yakin kalau ia masih menyukai Yunho. Ia masih merasakan perasaan yang sama yang biasanya ia rasakan terhadap Yunho. Jadi menurutnya, tidak mungkin kalau ia menyukai Siwon juga.

Aku…masih mencintai Yunnie kan?

=The Precious One Chapter 12=

Yunbin menatap Shilla yang kini memasuki rumahnya itu. Untuk beberapa detik keduanya hanya saling menatap. Yunbin menatap lekat wajah Shilla. seolah ada yang ingin ia katakan tapi sepatah katapun nyatanya tak ada yang terlontar dari bibirnya.

Untuk sepersekian detik Shilla berani bersumpah kalau ia melihat ekspresi wajah dan tatapan Yunbin melembut terhadapnya. Hanya saja semuanya itu tak bertahan lama karena Yunbin kembali menatapnya seperti biasa. Menampilkan ekspresi keras dan datarnya.

Siwon melirik Shilla yang berdiri di sebelahnya itu. Tanpa mereka bicarapun Siwon tahu kalau keduanya sekarang saling menatap tajam. Menimbulkan situasi canggung yang jujur saja Siwon sedikit tidak nyaman dengan hal itu.

Siwon meraih jemari Shilla dan menggenggamnya. Membuat Shilla menolehkan kepalanya menatap Siwon kemudian tersenyum singkat. Ia sedikit lega karena setidaknya suaminya selalu ada dan memberi dukungan terhadapnya.

“Anyeong abeonim” sapa Siwon. Memecahkan kecanggungan itu begitu saja. Yunbin mengalihkan pandangannya dan menatap Siwon.

“Anyeong Choi seobang. Kaja kita ke meja makan kalau begitu”

“Ah iye. Saengil chukaehamnida abeonim” ucap Siwon kemudian menyerahkan bingkisan yang sedari tadi ia bawa. Yunbin tersenyum kearahnya.

“Aigo. Gomapseumnida. Kenapa repot-repot, huh?”

Siwon menggelengkan kepalanya. “Animida. Lagipula aku belum pernah memberikan sesuatu untuk mertuaku. Jadi kupikir ini waktu yang tepat” jawab Siwon sopan. Yunbin tersenyum lembut kearahnya.

“Araseo kaja!” titah Yunbin. Siwon dan Shilla mengekor di belakangnya. Mereka bisa melihat anggota keluarga sudah berada disana. Termasuk Jaejoong dan Yongsul, paman Shilla.

“Samchon!” pekik Shilla senang. Ia langsung berhambur memeluk paman kesayangannya itu. Well, hanya Yongsul memang paman Shilla.

“Aigo Shilla-ya! Bogoshipo?” tanya Yongsul. Shilla menganggukkan kepalanya.

“Ehm. samchon kemana saja?”

“Kau yang kemana saja? Semenjak menikah kau tak pernah mengunjungi samchonmu yang renta ini. waeyo? Mentang-mentang pengantin baru,huh?” goda Yongsul. Shilla mengerucutkan bibirnya.

“Samchon…” rengek Shilla. yongsul menggelengkan kepalanya.

“Kau sudah menikah tapi tetap saja kelakuanmu seperti anak kecil”

Hanya dengan samchon aku bisa seperti ini.

Ya, Shilla hanya akan merengek manja pada Yongsul. Meski Yongsul hanya paman Shilla tapi perhatian pria paruh baya itu sudah bagaikan ayah untuk Shilla. ia biasa memanjakan Shilla dan jujur itu membuat Shilla merasa special. Semenjak istrinya meninggal memang Yongsul memperlakukan Shilla seperti anaknya sendiri. Mungkin karena ia kesepian, istrinya meninggal saat mengandung anaknya. Dan sampai sekarang Yongsul masih bertahan dalam kesendiriannya.

“Kita bisa mulai makannya?” ucapan Yunbin sontak membuat momen paman dan keponakan itu terhenti begitu saja. Selalu saja begitu. Yunbin seperti tidak suka tiap kali Yongsul memanjakan Shilla.

“Ah ne. Kau menjadi tak sabaran ketika ulang tahun, Hyung” canda Yongsul. Yunbin hanya mengabaikannya.

Shilla duduk di sebelah Siwon. Ia bisa melihat Siwon melempar senyuman menenangkannya. Dan tentu saja Shilla membalasnya dengan senyuman tipis.

Sejak kapan aku jadi menyukai senyumannya?

Shilla menepis pikiran itu. Meski ia tahu akhir-akhir ini tak menampik kalau senyuman Siwon entah bagaimana membuatnya lebih tenang. Senyuman Siwon entah bagaimana membuatnya merasa hangat.

Shilla menggelengkan kepalanya kemudian menyendok makanan di depannya. Sama seperti orang-orang dalam ruangan itu, mereka hanya makan dalam diam. Mungkin terlarut dalam pikiran masing-masing.

“Shilla-ya kapan kelulusanmu?” tanya Yongsul. Ia adalah tipikal yang tidak suka dengan keheningan. Dan biasanya dalam momen-momen keluarga Yongsul-lah yang biasa mencairkan suasana.

“Ehm… minggu depan samchon” jawab Shilla singkat.

“Geurae? Woah cepat sekali. Akhirnya kau lulus juga. Ada rencana S2, hm?” tanya Yongsul perhatian. Shilla menolehkan kepalanya melirik Siwon. Ia sebenarnya bingung mengingat statusnya kini sudah menikah. Jadi setiap keputusan yang ia ambil bukankah harus berdasarkan persetujuan pasangan juga?

“Ehm..kami belum mendiskusikannya samchon. Keunde.. kalau Shilla memang sangat ingin S2 kurasa tidak ada salahnya” jawab Siwon. Ia benar-benar mengerti arti tatapan Shilla. dan dalam hati Shilla bersyukur karena setidaknya Siwon mengerti dirinya.

“Hanya pastikan kalau kau melanjutkan studi, jangan sampai membuat suami dan keluargamu malu” ucapan itu sontak membuat Shilla terdiam. Senyuman yang tadi terkembang tipis di bibirnya bahkan kini hilang begitu saja.

“Hyung! Apa yang kau katakan?” tanya Yongsul pada Yunbin. Pasalnya adiknya itu masih belum tahu perihal nilai kelulusan Shilla.

“Nilai akhirnya mengecewakan. Aku hanya tak ingin ia mengecewakan Choi seobang juga” ucap Yunbin tenang. Sementara Shilla hanya diam di tempatnya.

“Gwenchana abeonim. Lagipula aku tidak merasa kecewa dengan hasil kelulusan Shilla” ucap Siwon membela istrinya. Sontak Shilla melirik kearah Siwon dan ia bisa melihat suaminya itu tersenyum kearahnya.

“Kau terlalu baik sebagai suami, Siwon-ah!” ucap Yunbin. Siwon hanya terdiam tak mengerti kenapa ayah mertuanya ini bersikap seperti itu. Seolah ia tak suka kalau Siwon membela istrinya.

“Hyung, apa yang kau bicarakan? Berhenti membuat suasana malam yang indah menjadi canggung” tegur Yongsul. Yunbin berdecak singkat.

“Aku hanya menasehati anakku apa itu salah? Lagipula apa aku juga salah kalau aku kecewa dengan hasilnya? Soohwa menjadi mahasiswa terbaik dan aku juga berharap Shilla juga begitu tapi nyatanya tidak” ucap Yunbin.

“Hyung!”

“Yeobo!”

“Appa!”

Protes itu terlontar begitu saja dari bibir Yongsul, Hwayoung dan juga Soohwa. Mereka sepertinya tidak suka dengan sikap Yunbin. Wajar saja memang. Sementara Shilla dan Siwon hanya diam.

“Wae? Aku benar kan? Aku mendidik dan mengkuliahkannya di SNU bukan untuk mengecewakanku. Bisakan dia setidaknya seperti Soohwa menjadi mahasiswa terbaik, paling tidak di fakultasnya” tambah Yunbin. Shilla hanya menggigit bibir bawahnya sementara ia menundukkan kepalanya.

Kenapa harus membahas ini lagi Appa?

Shilla hanya bisa terdiam. Kenyataan bahwa ia bukanlah anak kandung Yunbin membuatnya tak bisa mengatakan apapun. Ia hanya merasa tak pantas. Dia bukan anak Yunbin tapi pria itu sudah memberinya tempat tinggal dan kehidupan yang sangat layak sebagai bagian keluarga Park.

“Dia memang selalu saja mengecewakanku” lontar Yunbin. Suasana dalam ruangan itu menjadi tegang. Dan jujur Siwon tidak suka dengan situasi itu. Istrinya disalahkan dan ia hanya diam?

Tidak..ini tidak benar.

Siwon melirik Shilla yang sedari tadi hanya diam itu. Ia masih menundukkan kepalanya. Menahan segala bentuk emosinya sepertinya.

Dia akan sangat rendah diri ketika berhubungan dengan Soohwa. Ia selalu merasa dirinya tidaklah sebanding dengan Soohwa. Dan seketika kepercayaan dirinya akan hilang begitu saja.

Siwon memandang Shilla lagi. Dan benar saja Shilla tak memberikan respon apapun. Tapi dengan melihatnya, Siwon tahu kalau Shilla sedang menahan amarah dan perasaan sedihnya. Ia hanya menelan semuanya sendiri. Dan jujur melihat hal itu membuat Siwon entah bagaimana merasakan sesak di dadanya.

“Jwesonghamnida abeonim. Hajiman… kurasa tida adil kalau abeonim mempermasalahkan Shilla untuk itu. Dia tidak salah dalam hal ini. Lagipula apa yang salah dengan nilainya merosot? Itu hanya tahap belajar bukan berarti Shilla menjadi bodoh untuk itu kan?” ucap Siwon berani. Semua orang dalam ruangan itu sontak menatap Siwon.

“Choi soebang…”

“Lagipula Shilla hanya terlalu kelelahan abeonim. Dia kelelahan karena masih harus mengurus ujian. Mengurus kantor dan ia masih harus mengurus rumah sebagia istriku. Dia kelelahan jadi wajar kalau nilainya merosot. Bukankah itu hal yang wajar abeonim? Jadi mohon mengertilah” tambah Siwon lagi.

“Dan maaf kalau saya terdengar kurang sopan. Hanya saja, Shilla bukan Soohwa abeonim. Jadi saya mohon jangan samakan dia dengan Soohwa. Mereka punya kemampuan masing-masing. Mungkin Shilla tidak bisa seperti Soohwa yang menjadi mahasiswa terbaik. Tapi setidaknya Shilla sudah berusaha yang terbaik untuk kuliahnya. Dan saya sendiri menjadi saksinya. Bagaimana ia tekun belajar dan kalau hasilnya tidak sesuai harapan maka itu adalah Tuhan yang berkuasa.”

Seisi ruangan itu hanya terdiam sembari menatap Siwon. Mereka tak menyangka kalau Siwon berani mengatakan itu pada Yunbin.

Siwon meraih jemari Shilla yang berada di bawah meja itu. Sontak Shilla menatap Siwon bingung. Hanya saja pria itu memberinya senyuman meyakinkan. Membuat Shilla hanya bisa percaya padanya.

“Dan maaf kalau Shilla selalu mengecewakan abeonim. Saya sebagai suaminya minta maaf juga, bagaimanapun sekarang dia istriku jadi jika ia mengecewakan abeonim itu artinya salah saya juga. Jwesonghamnida” ucap Siwon kemudian membungkukan badannya kearah Yunbin. Ia menarik Shilla berdiri.

“Maaf kalau kami mengganggu makan malam yang seharusnya bahagia ini. mungkin lebih baik kami pamit. Dan abeonim sekali lagi mohon maaf. Maaf kami menghancurkan ulang tahun abeonim” ucap Siwon lagi. Ia membungkukkan kepalanya lagi kemudian menatap Shilla dan memberinya isyarat untuk mengikutinya.

Dan sebagai istri yang baik Shilla mengikuti kemana Siwon membawanya. Meski dalam dadanya kini ada sebuah gemuruh yang begitu kuat. Sikap dan ucapan Siwon membuatnya terpana.

=The Precious One Chapte 12=

Perjalanan pulang itu hanya diam. Shilla sesekali melirik Siwon yang dari tadi mendiamkannya. Tak mengucapkan sepatah katapun pada Shilla. semenjak Siwon menarik paksa Shilla keluar dari acara makan malam itu sampai sekarang Siwon tak berucap sedikitpun.

Apa ia marah padaku? Tapi kenapa?

Baru pertama kalinya dalam sejarah hidupnya ada orang yang membelanya ketika Yunbin ‘mengintimidasinya’. Baru sekarang ada orang yang berani membelanya tanpa peduli resikonya.

“Dan maaf kalau Shilla selalu mengecewakan abeonim. Saya sebagai suaminya minta maaf juga, bagaimanapun sekarang dia istriku jadi jika ia mengecewakan abeonim itu artinya salah saya juga. Jwesonghamnida”

Jujur saja ucapan Siwon itu membuat Shilla terpana. Ia tak pernah menyangka kalau suaminya itu akan berucap seperti itu. Seolah itu adalah kesalahannya bahwa Shilla nilainya merosot. Seolah kesalahan Shilla adalah kesalahan Siwon juga.

Seulas senyum terkembang dari bibir Shilla tanpa bisa ia kendalikan. Hari demi hari Siwon selalu saja membuatnya takjub dan kagum. Suaminya itu entah bagaimana perlahan membuatnya nyaman.

Tapi kenapa sekarang ia mendiamkanku?

Shilla hanya bisa terus melirik Siwon yang tak mempedulikannya itu. Ia hanya terus berkonsentrasi pada kemudi tanpa sedikitpun memperhatikan Shilla.

Apa aku membuat salah?

Shilla menggigit bibir bawahnya bingung. Ia tak mengerti apa yang salah dengan dirinya. Apa yang membuat Siwon tiba-tiba mengabaikannya. Apa yang membuat Siwon tiba-tiba seperti marah padanya.

Shilla menghela napasnya. Pikirannnya buntu seketika. Membuatnya hanya bisa menatap jalanan sekarang. Toh Siwon juga tak peduli padanya.

“Kita sudah sampai” ucapan Siwon itu sontak membuat Shilla kembali menolehkan kepalanya lagi menatap Siwon. Ia bahkan tak sadar kalau kini mereka telah sampai di rumah mereka.

Tanpa menunggu reaksi Shilla, Siwon keluar begitu saja dari mobilnya. Padahal biasanya pria itu akan membukakan pintu untuk Shilla. atau paling tidak ia akan turun setelah Shilla turun. Dan kini? Siwon bahkan berjalan mendahului Shilla memasuki rumah mereka.

Ada apa dengannya sebenarnya?

GREP

Shilla menahan lengan Siwon sebelum suaminya itu sempat memasuki kamarnya. Dengan malas Siwon membalikkan badannya dan menatap Shilla. dan yang ditatap hanya bisa menelan ludahnya susah. Tatapan mata Siwon bukan tatapan yang seperti biasanya. Bukan tatapan lembut dan hangat yang selalu pria itu tunjukkan.

“K-kau marah padaku?” tanya Shilla polos. Siwon hanya diam tanpa sedikitpun melepas kontak matanya dengan Shilla.

“Apa.. aku membuat salah, hm?” tanya Shilla lagi. Entah kenapa ia tak suka melihat situasi seperti ini. entah kenapa ia tak suka melihat wajah datar yang Siwon tunjukkan.

Masih. Siwon masih bertahan dalam sikap diamnya. Hanya melihat setiap ekspresi yang Shilla tunjukkan. Melihat bagaimana cemasnya Shilla menanyakannya.

You don’t understand, do you?

Shilla menggigit bibir bawahnya. Dia sendiri begitu bingung dengan sikap Siwon. Ia bahkan tak punya ide sama sekali kenapa Siwon bisa seperti ini.

Apa ada hubungan dengan makan malam tadi?

“Apa…karena tadi?” tanya Shilla lagi. Siwon masih diam.

“Mianhae. Maaf kalau kau tidak nyaman dengan situasi tadi. Maaf karena kau harus melihat situasi keluargaku yang seperti itu..mianhae karena… aku..”

“Don’t you understand?”

“Huh?” Shilla hanya menatap Siwon bingung. Ia bingung apa yang tidak ia mengerti sebenarnya.

“Kenapa kau diam saja tadi? Kenapa kau hanya diam padahal kau bisa mengutarakan semua keadaan yang sebenarnya pada abeonim? Kenapa tidak membela dirimu?” Siwon memberondong Shilla dengan pertanyaan.

Pasti aku terlihat seperti gadis lemah dimatanya.

Shilla menghela napasnya. “Aku bukan anak kandungnya” ucap Shilla singkat. Membuat Siwon hanya menautkan alisnya bingung.

“Lalu kenapa kalau kau bukan anak kandung abeonim?”

“Itu artinya aku tak punya hak untuk bersikap seperti anak kurang ajar. Aku selama ini kerap kali membantahnya karena aku merasa tidaklah adil jika ia terus membandingkanku dengan Hwa eoni sementara aku anaknya juga. Aku hanya merasa tak adil. Tapi kenyataanya aku bukan anaknya kan?” ucap Shilla.

“Huh?”

“Aku bukan anaknya dan ia sudah rela membiarkanku tinggal dalam keluarganya. Memberikanku kehidupan yang layak dan bahkan berlebih. Ia tidak menendangku dan malah membiarkanku hidup satu atap dengannya. Dan selama ini yang kulakukan hanya mengecewakannya.” Ucap Shilla miris. Siwon kini terdiam.

“Karena aku bukan anak kandungnya jadi aku tak berhak marah dengannya. Dia sudah memberikanku kehidupan yang layak jadi kupikir aku hanya bisa diam dan menerima semua ucapan pedasnya. Mungkin ia benar, aku tak pernah bisa membuatnya bangga.” Ucap Shilla kemudian menundukkan kepalanya.

“Dan kau menerima semuanya begitu saja? God, Park Shilla! kau bahkan tahu kalau ini bukan kesalahanmu” ucap Siwon sedikit marah.

“Ini salahku, Oppa! Salahku karena aku tidak bisa membuatnya bangga. Salahku karena aku semakin membuatnya membenciku. Membuatnya mungkin merasa menyesal karena membesarkanku dan memberikan marganya padaku.” Ucap Shilla sedikit menaikkan nadanya. Siwon memandangnya kesal.

“Dan kenapa kau jadi marah karena hal ini? apa salahku dengan hal ini? kenapa kau bersikap seperti marah padaku?”

“Kau tak mengerti” ucap Siwon kemudian memalingkan wajahnya. Membuat Shilla kesal kemudian menangkap wajah Siwon dengan tangannya. Menghadapkan Siwon agar menatap lurus kearahnya.

“Apa yang aku tak mengerti? Katakan! Jangan membuatku bingung!”

“It’s hurt” lirih Siwon. Shilla hanya menatapnya bingung.

“It’s hurt seeing you like that. Melihat istri sendiri hanya bisa menggigit bibir bawahnya, menundukkan kepalanya, tak mengatakan apapun ketika orang lain merendahkannya. Ketika orang lain mengucapkan hal yang buruk tentang istriku. Itu menyakitkan.” Jelas Siwon. Shilla seketika terdiam. Terpana dengan apa yang Siwon katakan padanya,

“Neomu apha” timpal Siwon. Ia memalingkan wajahnya lagi dari Shilla.

Sementara Shilla begitu terpana dengan yang Siwon ucapkan. Tak terasa setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya. Tak menyangka Siwon akan mengucapkan hal itu.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah hidupnya ia merasa terharu dengan ucapan seorang pria. Bahkan selama ini Yunho yang ia cintai tak pernah membuatnya merasa seperti ini.

Tapi bersama Siwon, ucapan Siwon baru saja seolah menunjukkan kalau Shilla berarti untuk Siwon. Dan mendengar ucapan Siwon itu membuat Shilla merasa berharga. Dan sungguh Shilla merasa terharu untuk itu.

Shilla meraih wajah Siwon lagi. Membuat Siwon mau tak mau menatap lurus lagi kemata Shilla. dan ia bisa melihat mata Shilla yang berkaca-kaca.

“Aku benci ketika orang lain mengucap hal buruk tentang dirimu. Aku merasa…”

Ucapan Siwon terhenti seketika. Ia hanya bisa membulatkan matanya dan tak sanggup berkata-kata lagi.

Tanpa ia sangka Shilla menghentikan ucapannya dengan sebuah sentuhan lembut di bibirnya. Mengunci bibir Siwon dengan bibirnya. Ya, Shilla mengecup bibir Siwon.

Entah dapat keberanian dari mana, entah ia mendapat bisikan dari mana yang jelas tiba-tiba saja ia mencium Siwon. Tepat di bibirnya. Ia juga tak mengerti kenapa seolah pikiran dan hatinya mengatakan hal berbeda kini.

Shilla memejamkan matanya sementara Siwon hanya mengerjabkan matanya sedari. Merasa bingung dengan situasi yang tengah kini ia hadapi. Ia tak mengerti harus merespon bagaimana. Hanya saja ia bisa merasakan degupan kencang di jantungnya dan ia merasa darahnya memanas dalam tubuhnya.

Siwon bisa merasakan rasa asin di bibirnya. Ia tahu itu adalah tetesan air mata Shilla. ia tak mengerti apa alasan Shilla menciumnya. Ia tak mengerti kenapa tiba-tiba Shilla membungkamnya dengan bibirnya.

“Gomapta” bisik Shilla ketika ia melepaskan tautan bibirnya dengan Siwon. Wajah Shilla terang saja memerah. Ia malu tentu saja.

Ia tak mengerti kenapa ia berani mencium Siwon. Hanya saja momen dimana bibir mereka bersentuhan serasa begitu benar.

It feel so right.

 

To be continued…

 

Gyahaha another failed chapter..maaf ya.. *deep bow*

Dan berhubung ini masih momen lebaran..jadi SS couple mau mengucapkan… Mohon maaf lahir batin dan Selamat Idul Fitri bagi yang melaksanakannya. Maaf kalau selama ini saya banyak salah. Maaf kalau selama ini saya tidak bisa memenuji harapan kalian semua.