RSS

The Precious One Chapter 13

27 Aug

Desisan frustasi itu terdengar lirih dari dalam kamar Shilla. sedari tadi yang ia lakukan hanya berdiri di depan cermin sembari menatap refleksi dirinya. Ia sesekali menggigir bibir bawahnya dan mendesis pelan.

Apa yang sudah aku lakukan?

Kilatan memori tentang semalam membuatnya hanya bisa mengetukkan kepalanya frustasi. Ia tak tahu apa yang ia rasakan kini. Hanya saja ia merasa begitu bodoh.

Apa aku menyesalinya?

Shilla bahkan tak bisa menjawab pertanyaan yang selalu muncul di benaknya itu. Ia tak mengerti apakah ia menyesal telah melakukan tindakan agresif itu. Hanya saja ia tak mengerti kenapa seolah pikirannya tak bisa berpikir jernih malam itu. Yang ia tahu hanyalah bibirnya telah mendarat tepat di bibir Siwon.

Tapi..dia suamiku kan? Jadi aku tidak salah kan?

Entahlah kenapa Shilla merasa bersalah setelah itu. Ia juga tak mengerti apa yang salah dengan hal itu. Hanya saja semalaman setelah mengecup bibir Siwon jujur ia tak bisa tidur. Ia tak bisa tidur memikirkan bagaimana reaksi Siwon. Karena sejujurnya  semalam bahkan Siwon tak memberi respon apapun. Ia hanya diam dan itu membuat Shilla semakin bingung.

Apa yang akan aku katakan padanya?

Sejujurnya ia bingung bagaimana harus menghadapi Siwon pagi ini. apakah ia harus bersikap biasa saja? Apakah ia harus berpura-pura tak terjadi apapun? Ataukah ia harus minta maaf?

Tapi kenapa harus minta maaf?

Shilla menggelengkan kepalanya cepat. Ia tak mengerti dengan apa yang ia pikirkan. Membuatnya semakin bingung dengan apa yang harus ia lakukan ketika berhadapan dengan Siwon.

Aish molla.

Ia lantas menghela napasnya dalam. Meniup poni di keningnya singkat kemudian berjalan keluar kamarnya. Bersiap menghadapi suaminya.

Ia berjalan menuju meja makan dan ia bisa melihat Siwon sudah duduk disana dengan membaca koran paginya. Ia juga melihat Siwon sudah menyesap kopi buatannya. Shilla tersenyum singkat.

Ia lantas menyajikan pancake buatannya. Siwon memang lebih suka sarapan gaya Eropa. Jadi sudah menjadi kebiasaan bagi Shilla untuk menyikan makanan ala Eropa itu dibanding makanan Korea di pagi hari.

Siwon meletakkan korannya begitu Shilla menyajikan pancake di piringnya. Dengan segera Siwon melahap pancake buatan Shilla. tanpa bicara sedikitpun.

Dia…sedikit berbeda.

Shilla hanya bisa memiringkan kepalanya bingung. Pasalnya biasanya sebelum makan Siwon akan tersenyum lembut padanya kemudian mengucapkan ucapan selamat makan dengan lantang. Tapi kini? Ia hanya diam tanpa bersuara.

Shilla hanya bisa terus memperhatikan Siwon yang tak bersuara itu. Membuatnya bingung dengan sikapnya kini.

Kenapa…aku merasa ia bersikap dingin padaku?

Shilla hanya terus memperhatikan Siwon. Dilihatnya suaminya itu telah selesai dengan sarapannya dan menyesap kopinya hingga habis. Ia membawa piring dan cangkirnya di wastafel kemudian mencucinya. Dan sekali lagi tanpa sedikitpun suara yang terlontar di bibirnya.

Shilla mengerutkan keningnya. Biasanya, meski mereka terbiasa mencuci piring mereka sendiri, hanya saja biasanya Siwon akan melontarkan kata-kata ramah. Atau setidaknya mengatakan kalau ia telah selesai makan.

“Kau sudah selesai?” ucap Siwon membuyarkan lamunan Shilla. istrinya itu menganggukkan kepalanya singkat.

“Kalau begitu kutunggu di mobil” tambah Siwon. Ia tak menunggu jawaban Shilla tapi malah langsung menyambar kunci mobilnya dan berjalan menuju garasi mobilnya.

Meninggalkan Shilla yang tercenung dengan hal itu. Siwon benar-benar ‘sedikit’ bersikap aneh hari ini. dan jujur hal itu entah bagaimana membuat Shilla sedikit tak suka.

=The Precious One Chapter 13=

Aku ada meeting hingga malam. Maaf tapi bisakah pulang sendiri? Aku sudah menyuruh supir untuk menjemputmu.

Shilla hanya bisa menghela napas dalam ketika membaca pesan dari Siwon itu. Ia kecewa tentu saja. Ia terbiasa datang dan pulang dari kantor bersama Siwon. Biasa duduk disamping Siwon yang mengendarai mobilnya. Dan kini ketika ia harus duduk bersama sopir membuatnya sedikit berbeda.

Pikiran Shilla berkelana dalam memori seharian ini. siwon seperti menghindarinya. Kalau biasanya Siwon akan mengunjungi ruangan Shilla untuk mengajak makan siang, maka siang tadi yang terjadi adalah Siwon sudah makan siang sendiri di kantin. Tanpa mengajak Shilla tentu saja. Siwon bilang karena ia harus buru-buru untuk meeting.

Apa ia benar-benar marah karena ciuman itu?

Shilla berdecak sebal kemudian berjalan keluar ruangannya. Kantor sudah sepi karena memang ini sudah jam pulang kantor. Hanya ada beberapa pekerja itu juga mereka tengah bersiap-siap untuk pulang.

Shilla tak mengerti dengan jalan pikirannya. Kakinya melangkah dengan tenang menuju ruangan Siwon. Membuat Shilla hanya bisa mendesah pasrah.

Bahkan kakiku dengan seenaknya berjalan menuju ruangannya. Tck!

Shilla terdiam tepat di depan ruangan Siwon. Ia ingin membalikkan badannya tapi sepertinya kakinya menghianatinya. Ia hanya terpaku di depan ruangan Siwon.

Kenapa rasanya…aku ingin melihatnya?

Shilla menggelengkan kepalanya bingung. Akhir-akhir ini memang ia selalu berpikiran aneh. Akhir-akhir ini ia merasa pikiran dan hatinya seperti tidak sejalan. Dan semua ini karena siapa? Karena Choi Siwon tentu saja.

Aish apa yang aku lakukan disini?

Shilla menghembuskan napasnya dalam kemudian berbalik dari ruangan Siwon. Ia menuju lift dan bersiap untuk pulang. Hanya saja ditengah jalan sebelum ia sampai di tempat sopir Han menunggunya, dering ponselnya menghentikan langkahnya.

Eomeoni? Kenapa dia meneleponku?

Shilla mengangkat telepon dari ibu mertuanya itu. “Yoboseyo”

“Yoboseyo Shilla-ya. Kau dimana, hm?” tanya Insa, ibu Siwon, langsung. Shilla melanjutkan langkahnya hingga kini ia sudah berada di depan mobil yang akan membaawanya pulang.

“Masih dikantor eomeoni. Tapi ini sudah mau pulang. Waeyo eomeoni?” Shilla bertanya sopan. Di seberang sana ia bisa mendengar Insa terkekeh pelan.

“Ehm.. ayah mertuamu tidak pulang beberapa hari ini karena harus ke Busan mengurus perusahaan disana. Jadi aku merasa kesepian Shilla-ya” ucap Insa. Shilla tersenyum lembut. Terkadang Insa mampu membuat Shilla merasa iri. Karena baginya Insa seperti sosok istri idaman.

“Apa aku perlu kesana eomeoni? Kebetulan Siwon Oppa juga sedang ada meeting hingga malam kurasa” ungkap Shilla.

“Geurae? Woah kebetulan sekali.”

“Ne. Kalau begitu aku kesana sekarang saja eomeoni?”

“Aniyo” tolak Insa tiba-tiba. Membuat Shilla tentu saja merasa bingung dengan sikap mertuanya itu.

“Aku bosan dirumah Shilla-ya. Bagaimana kalau kita makan malam diluar saja? Sekalian refreshing?” usul Insa. Shilla tak kuasa menahan senyumnya.

“Ne. Ide yang bagus eomeoni”

“Johta!” pekik Insa senang. Shilla hanya menggelengkan kepalanya kemudian menyuruh sopir Han untuk mengantarnya menemui mertuanya. Terkadang ibu mertuanya itu memang bersikap seperti anak muda. Dan Shilla suka akan hal itu tentu saja.

­=The Precious One Chapter 13=

Shilla memakan makanan itu dengan sedikit enggan. Ia juga tak mengerti kenapa. Hanya saja dalam pikirannya kini tengah dipenuhi dengan Choi Siwon. Dan jujur ia jengah dengan hal itu.

God, Choi Siwon berhenti mengganggu pikiranku!

“Makanannya tidak enak Shilla-ya?” tanya Insa khawatir. Shilla menatap ibu mertuanya itu kemudian menggelengkan kepalanya.

“Aniyo eomeoni. Sangat enak malah” ujar Shilla.

“Lalu kenapa kau sepertinya enggan untuk makan? Ada masalah? Hm?”

Shilla menggelengkan kepalanya. “Aniyo. Gwenchana eomeoni. Mungkin hanya sedikit lelah dengan pekerjaan” ucap Shilla tak mau membuat Insa khawatir.

“Apa..Siwon memperlakukanmu dengan buruk?” tanya Insa yang sontak membuat Shilla membulatkan matanya. Dengan cepat ia menggelengkan kepalanya.

“Aniyo eomeoni. Siwon Oppa bahkan memperlakukanku dengan sangat baik. Dia…sangat mengerti dan menjagaku” ucap Shilla. ia hanya mengungkapkan hal yang sejujurnya. Selama ini bukankah Siwon selalu mengerti dan menjaga Shilla.

Meskipun akhir-akhir ini ia berubah.

“Geurae? Baguslah kalau begitu. Kupikir ada masalah dengan pernikahan kalian hingga kau lesu seperti ini”

“Aniyo emeoni semuanya baik-baik saja” ucap Shilla berusaha meyakinkan. Insa tersenyum lembut kearahnya.

Insa meraih jemari Shilla kemudian menggenggamnya lembut. “Kalau kau ada masalah bicaralah padaku. Kalau Siwon membuatmu susah atau dia bersikap kurang ajar maka jangan sungkan untuk bicara padaku.”

“Ne eomeoni. Jangan khawatir tidak ada masalah dengan kami” uca Shilla sembari tersenyum meyakinkan. Meski sebenarnya ia tak yakin dengan ucapannya.

Apa yang salah dengan pernikahanku sebenarnya?

Shilla tak mengerti. Ia terbiasa dengan pernikahan tanpa masalahnya. Ia terbiasa dengan sikap Siwon yang baik dan lembut terhadapnya. Hingga kini ketika tiba-tiba Siwon bersikap dingin padanya ia merasa itu adalah sebuah kejanggalan besar dalam hubungan mereka.

“Kau yakin tidak ada masalah?” tanya Insa lagi. Shilla dengan mantap menggelengkan kepalanya.

“Kalau begitu…kapan kau akan memberi kami kabar bahagia?”

“Ne?” Shilla menatap ibu mertuanya itu bingung. Sementara Insa hanya tersenyum penuh arti sembari menatap Shilla.

“Kau tahu kan kalau Siwon itu anak tunggal di keluarga kami?” Insa bukannya menjawab malah mengutarakan pertanyaan lain. Shilla hanya menganggukkan kepalanya.

“Jadi..sudah pasti ia adalah pewaris tunggal keluarga Choi. Dan kurasa kau tahu kalau ia nantinya juga butuh pewaris asetnya nantinya”

“Huh?” Shilla hanya memiringkan kepalanya bingung. Ia sama sekali tak bisa menangkap ucapan dari ibu mertuanya itu.

“Aigo…maksudku adalah kapan kalian akan memberikan kami cucu?”

DEG

Shilla membulatkan matanya seketika. Tak menyangka kalau Insa akan berbicara blak-blakan seperti itu. Tak menyangka kalau Insa akan memintanya memberikan cucu. Dan jujur saja Shilla tak pernah memikirkan hingga kearah sana. Atau mungkin belum?

Shilla mengatur napasnya. Debaran jantungnya tiba-tiba berpacu dan jujur saja ia tak mengerti bagaimana ia harus menjawab sang mertua.

Kekehan kecil keluar dari bibir Insa. “Aigo mianhae, eo? Aku membuatmu tidak nyaman, ne?”

“Eo-eomeoni..”

“Mianhae. Hanya saja aku berharap segera menimang cucu. Dari dulu aku berharap memiliki bayi lebih dari satu tapi ternyata Tuhan hanya memberikan Siwon pada kami. Jadi…ya bisa dibilang kami merindukan menimang bayi di sisi kami. Dan kurasa menimang cucu bukan ide yang buruk, kan?”

Shilla hanya bisa tersenyum kikuk. Ia bisa melihat bagaimana ekspresi mengharap yang Insa tunjukkan. Bagaimana Insa terlihat begitu mendamba dengan kehadiran cucu di keluarga mereka. Dan jujur saja, secuil hati Shilla tak ingin mengecewakannya. Hanya saja bagaimana caranya? Kalau kenyataanya hubungannya dengan Siwon belum mendukung untuk berlanjut pada tahap memiliki anak.

Shilla menundukkan kepalanya. Tak tahu lagi harus bagaimana, insa tersenyum lembut kemudian mengelus jemari Shilla.

“Gwenchana. Jangan dianggap beban. Aku yakin Tuhan akan memberikan kalian momongan ketika kalian sudah siap. Jadi nikmati saja dulu hari-hari kalian berdua dulu, ne?” Insa tersenyum lembut. Shilla bisa sedikit bernapas lega. Ibu mertuanya itu memang orang yang menarik.

“Kamsahamnida eomeoni. Kami…ehm..akan berusaha mewujudkan impian eomeoni” Shilla berkata gugup. Ia tak ingin mengecewakan ibu mertuanya dan hanya bisa mengucapkan hal itu. Tapi setidaknya ucapan Shilla itu cukup membuat Insa sedikit senang.

“Gomawo. Sekarang sudah malam. Kurasa suamimu juga sudah pulang. Kita pulang, ne?” ajak Insa. Shilla menganggukkan kepalanya.

=The Precious One Chapter 13=

Hari berikutnya tetap sama. Bahkan lebih parah menurut Shilla. jika biasanya mereka berangkat bersama ke kantor maka pagi tadi Siwon berangkat sendiri ke kantor. Ia hanya bilang kalau ia ada urusan penting sebelum kekantor, membuatnya harus berangkat terlebih dahulu. Tapi Shilla yakin itu hanyalah alasan belaka.

Shilla  hanya bisa mendengus kesal ketika ia melihat Siwon seolah bersikap tak ada yang terjadi. Ia masih bisa tersenyum tulus kepada para karyawannya. Ia masih bisa bersapa riang dengan bawahannya. Tapi begitu melihat Shilla? ia hanya tersenyum datar.

Shilla mengikuti Siwon kedalam ruangan Siwon. Ia memandang Siwon kesal. Tapi separuh hatinya merasa takut dan cemas. Ia takut kalau Siwon marah dan menghindarinya karena insiden malam itu.

“Apa..kau marah padaku?” Shilla bertanya lirih. Siwon menolehkan kepalanya kemudian menggeleng pelan.

“Ani” jawabnya singkat. Shilla menggigit bibir bawahnya.

“Lalu..kenapa kau mendiamkanku?”

“Aku tidak mendiamkanmu. Kurasa aku bersikap biasa saja” bantah Siwon. Shilla menggelengkan kepalanya.

“Kau berubah. Kenapa? Apa aku salah?” tanya Shilla lagi. Siwon hanya menggelengkan kepalanya.

“Kalau begitu katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?”

“Tidak ada yang salah Shilla-ya. Sudahlah..kau..”

“Apa karena malam itu?” potong Shilla. siwon terdiam sejenak. Memandang lekat wajah Shilla yang kini menatapnya mengiba.

“Apa karena aku…apa karena ciuman itu?” lirih Shilla. mata Shilla mengerjab sembari menatap Siwon. Meski sejujurnya ia tengah menahan debar jantungnya. Antara takut, cemas dan entah perasaan apa itu yang ia rasakan.

“Itu..”

“Sajangnim!” panggilan itu memaksa Siwon menghentikan ucapannya. Ia menolehkan kepalanya dan mendapati Kim JIna, memasuki ruangannya.

“Ne, Sekretaris Kim?” Tanya Siwon. Mengabaikan tatapan Shilla. Kim Jina tersenyum lembut kepadanya kemudian membungkukkan kepalanya singkat kearah Shilla.

“Maaf mengganggu sajangnim. hajiman..meeting akan segera dimulai sajangnim. semuanya sudah menunggu di ruang rapat” ucap Jina sopan. Ia tersenyum lembut tapi entah kenapa Shilla tak suka dengan senyuman itu.

Siwon membalas senyuman Jina. Membuat Shilla membulatkan matanya tak suka.

Ia dengan mudah tersenyum pada wanita itu?

“Shilla-ya aku meeting dulu” ucap Siwon singkat. Shilla menahan tangannya.

“Kita belum selesai bicara” cegah Shilla. ia butuh bicara dengan Siwon sekarang juga. Membuat masalah diantara mereka menjadi jelas. Karena jujur itu menyiksanya.

“Mianhae aku harus meeting” balas Siwon kemudian keluar begitu saja dari ruangannya. Membuat Shilla hanya bisa menatap punggung Siwon sedih.

Kurasa memang karena ciuman itu? Apa ia marah? Apa ia tak suka?

Shilla menundukkan kepalanya pilu. Entahlah tapi pikiran kalau Siwon marah akan hal itu membuat Shilla merasa sedih entah kenapa.

=The Precious One Chapter 13=

Shilla menopang dagunya dengan tangannya. Sedari tadi ia hanya menatap kosong makan malam yang ia buat. Pikirannya berkelana meninggalkannya.

Ia mendesah pelan kemudian melirik jam dinding di ruang makan itu. Mengamati jarum jam yang bergerak pelan itu hingga akhirnya ia menundukkan kepalanya kemudian memberengut singkat.

Kenapa ia belum pulang?

Ia tak tahu kenapa akhir-akhir ini ia hobi sekali menunggu Siwon. Ah mungkin lebih tepatnya, terpaksa menunggu Siwon. Akhir-akhir ini ia jarang melihat Siwon dirumah. Suaminya itu sepertinya terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga melupakan untuk pulang kerumah. Shilla menjadi sering menunggu Siwon untuk makan malam dan kebanyakan Shilla harus menelan kecewa karena Siwon nyatanya sering pulang larut malam. Dan tentu saja mengabaikan makan malam yang Shilla buat untuknya.

Shilla meraih ponselnya. Berusaha menghubungi Siwon hanya saja beberapa kali ia menghubunginya sayangnya suaminya itu tak mengangkat teleponnya. Membuatnya tak hilang akal dan mengirimi suaminya itu pesan singkat.

Sepuluh menit ia menunggu balasan dari Siwon. Ia mendesah kecewa ketika suaminya itu sepertinya tak menghiraukannya. Hanya saja kekecewaanya tak berlangsung lama ketika ia melihat ponselnya berdering dan ada pesan masuk untuknya.

Mianhae…sedang meeting dengan klien. Tak perlu repot menungguku. Makanlah dan istirahat!

Dan kini Shilla kembali mendesah kecewa. Ia berharap pesan dari Siwon adalah mengatakan kalau ia akan segera pulang. Sayangnya tidak.

“Meeting malam begini? Dengan siapa kau meeting?” gumam Shilla. ia mengerucutkan bibirnya kesal. Kemudian menatap kearah makanan yang susah-susah ia buat.

“Kau bosan dengan masakanku? Atau itu hanya alasan karena kau menemukan wanita lain?” gumamnya lagi. Shilla menggelengkan kepalanya cepat. Tak mengerti dengan yang ia rasakan.

“Aish aku hilang nafsu makan” ucapnya kesal. Ia lantas membuang begitu saja makanan yang susah-susah ia siapkan itu.

“Menyebalkan!”

=The Precious One Chapter 13=

Yunho mengamati wajah Shilla yang terlihat murung itu. Shilla hanya menatap datar pemandangan dari balik kaca kafe milik Yunho. Tapi Yunho tahu kalau pikiran Shilla entah kemana sekarang. Dan ia penasaran akan hal itu.

“Kau tak suka makanannya?” tanya Yunho membuyarkan lamunan Shilla. sontak gadis itu menatap Yunho kemudian menggelengkan kepalanya.

“Lalu kenapa tidak kau makan?”

“Tidak nafsu Yunnie” balas Shilla singkat.

“Dan kenapa begitu?”

“Aish Yunnie berhenti bertanya seperti itu. Nado molla” ucapnya kesal. Yunho hanya menggelengkan kepalanya.

“I guess Siwon has a better explanation about this” goda Yunho. Ia melirik Shilla dan ia bisa melihat ekspresi Shilla yang terkejut seketika.

“Jadi karena dia?” tebak Yunho tepat sasaran. Shilla hanya mengerucutkan bibirnya.

“Apa yang terjadi, hm? Apa yang dia lakukan?”

“Dia tak melakukan apapun” balas Shilla singkat. Yunho menaikkan alisnya bingung.

“Lalu apa masalahnya?”

“Justru itu jadi masalah Yunnie. Aku lebih baik mendengarnya ceramah panjang lebar atau menggangguku dengan tingkah usil dan sok akrabnya. Daripada mendiamkanku itu menyakitkan” ungkap Shilla. sebuah senyuman terukir di bibir Yunho.

“You starting to feel it” gumam Yunho. Sayangnya Shilla mendengar gumaman lembut Yunho itu. Membuatnya menautkan alisnya tak mengerti.

“Merasakan apa?” tanya Shilla tak mengerti. Yunho menggelengkan kepalanya kemudian mengacak gemas rambut Shilla.

“You are falling for him.” Ucap Yunho yakin. Shilla membulatkan matanya. Tak menyangka kalimat itu akan terlontar dari bibir Yunho.

Ani! Aku mencintaimu Yunnie.

“Maldo andwe!” bantah Shilla. ia tak mau mengakui hal itu hanya saja ia tak memungkiri dadanya merasakan sebuah gemuruh aneh sekarang. Tepat ketika Yunho mengatakan kalau Shilla memiliki perasaan pada Siwon.

“Berhenti membohongi dirimu sendiri Shilla-ya. Lagipula tidak ada yang salah dengan kau mencintai Siwon. Toh dia suamimu, kan?” Yunho mencoba memberi pendapat. Shilla menggelengkan kepalanya.

Shilla membuang mukanya. “Aku tidak mencintainya Yunnie”

“Oh ya? Lalu kenapa wajahmu semurung ini ketika dia mendiamkanmu?”

“Itu karena…”

“Karena kau mencintainya Shilla-ya. Kau seperti anak kucing kehilangan induknya ketika dia mendiamkanmu. Kau pasti merasa kesepian kan? Kau pasti merasakan sesak saat dia bersikap dingin padamu? Benar kan?” ujar Yunho. Shilla hanya diam, meski dalam hati ia membenarkan ucapan Yunho.

“A-aniyo”

“Geotjimal! Semua terlihat jelas dari raut wajahmu Shilla. apa susahnya hanya mengakui kau menyukainya? Mencintainya? Tidak ada yang salah dengan kita mencintai seseorang apalagi orang itu adalah suamimu sendiri.”

“Keunde..aku benar tidak mencintainya Yunnie. Aku mencintai orang lain” seketika Yunho dan Shilla membulatkan matanya. Shilla merutuk dirinya sendiri kenapa ia sampai kelepasan bicara pada Yunho.

Park Shilla neo baboya!

“Mworago?”

“Aku..”

“Kau mencintai pria lain padahal kau tahu kau ini istri sah Siwon? Maldo andwe!”

“Aku mencintai pria itu sebelum aku menikah dengan Siwon Oppa” ungkap Shilla. yunho menggelengkan kepalanya tak percaya.

“Kalau begitu berhenti mencintai pria itu Shilla-ya. You have a husband now” tegur Yunho. Shilla tersenyum miris.

“Bagaimana aku bisa berhenti mencintainya kalau kau selalu ada di sisiku Yunnie” gumam Shilla lirih. Hanya saja pendengaran Yunho cukup tajam untuk mendengarnya.

“M-mworago?”

Shilla memberanikan diri menatap tepat di mata Yunho. “A-aku..mencintaimu Yunnie”

Ekspresi Yunho tak bisa Shilla jelaskan. Yang ia bisa tangkap hanyalah ekspresi kaget dan tak percaya dari Yunho.

Beberapa menit mereka hanya saling diam. Tak ada yang mengutarakan sepatah katapun. Shilla hanya diam sembari menyadari kebodohannya. Ia pernah bersumpah kalau ia tak akan mengutarakan perasaanya pada Yunho semenjak ia resmi menjadi istri Siwon. Hanya saja entah kenapa ia malah mengingkarinya sekarang.

Yunho tersenyum simpul. “Itu..bukan cinta Shilla-ya” ucap Yunho tenang. Memecah keheningan yang sejujurnya nyaris mencekik mereka berdua.

“Mwo?”

Yunho menatap Shilla. “Yang kau rasakan padaku. Itu bukan cinta” ucap Yunho. Shilla hanya menatap Yunho bingung.

“Aku bukan anak kecil yang tak bisa mengenali perasaanku Yunnie. Aku mencintaimu. Aku merasakan sakit tiap kali kau begitu memuja Hwa eoni”

“Araseo. Keunde..itu bukan cinta Shilla-ya. Yang kau rasakan padaku bukan cinta”

“Yunnie berhenti bersikap sok tahu tentang perasaanku” ucap Shilla kesal. Ia tak mengerti kenapa Yunho bisa seyakin itu akan perasaanya. Bahkan jauh lebih yakin dari diri Shilla sendiri.

“aku bukan bersikap sok tahu. Hanya saja aku mengenalmu semenjak kau begitu kecil hingga kau dewasa dan bahkan sudah menikah. Aku tahu bagaimana kebiasaanmu dan bagaimana sikapmu karena selama ini aku selalu memperhatikanmu. Karena aku memperhatikanmu layaknya adikku sendiri. Aku berusaha melindungi dan mengerti dirimu karena kau seperti adikku Shilla-ya. Dan kau sangat tahu bagaimana aku berharap memikiki adik perempuan meski kenyataanya aku tak pernah memilikinya”

“Jadi..aku hanya seperti adik untukmu?” tanya Shilla ragu. Yunho menganggukan kepalanya yakin.

“Aku melindungimu dan berusaha membuatmu bahagia layaknya adikku. Aku ingin kau menjadi adik yang bisa mengandalkan kakaknya. Aku ingin menjadi kakak yang berguna dan bisa membuat adiknya bahagia. Itulah yang selama ini aku lakukan padamu” ungkap Yunho. Shilla hanya mendengarkannya. Pasalnya selama ia mengenal Yunho tak pernah sekalipun ia mendengar ungkapan perasaan Yunho tentang dirinya.

“Cinta dan kasih sayang yang ku berikan padamu begitu besar karena aku menganggapmu layaknya adik untukku. Mungkin itulah yang membuatmu berpikir kalau kau mencintaiku. Sayangnya tidak Shilla-ya”

“Maksudmu?”

“Kau nyaman di sisiku karena memang akulah satu-satunya pria yang terus berada di sisimu sedari masih kecil hingga kini. Akulah satu-satunya pria yang paling dekat denganmu dan kebetulan mengerti dirimu. Membuatmu merasa begitu nyaman padaku dan membuatmu berpiikir kalau kau mencintaiku. Hanya saja kurasa yang kau rasakan tak lebih dari rasa sayang layaknya terhadap seorang kakak” lanjut Yunho. Shilla menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengingkari ucapan Yunho.

“Itu benar Shilla-ya. Kau tak mencintai diriku seperti kau mencintai Siwon. Aku membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terus berada disisimu, mengerti dirimu, membuatmu nyaman, hingga kau merasa kalau kau mencintaiku. Tapi Siwon? Hanya beberapa bulan dan kau bahkan sudah mulai tak bisa hidup normal tanpa dirinya” jelas Yunho. Shilla tak bisa berkata apapun karena jujur sedikit banyak ucapan Yunho ada benarnya.

“Yunnie..tapi bukan berarti aku mencintainya kan?” Shilla masih berusaha membantah. Membuat Yunho tersenyum tipis.

“Kau mencintainya Shilla-ya. Kau merasa ada yang kurang saat ia beberapa hari ini mendiamkanmu kan? Berapa hari, hm?”

“Tiga hari” jawab Shilla lirih.

Yunho tersenyum tipis. “Tiga hari? Sekarang aku tanya saat aku ke Gwangju lebih dari seminggu waktu itu, apakah kau merasakan apa yang kau rasakan sekarang? Apa kau merasa kesepian karena aku tidak di sisimu? Apa kau merasa sesak saat aku sama sekali tak memberimu kabar, hm?”

Shilla menggelengkan kepalanya pelan. Karena memang kenyataannya memang begitu. Saat Yunho mengunjungi orangtuanya di Gwangju jujur saja Shilla sama sekali tak merasa kehilangan. Oke, ia memang sedikit merindukan YUnho, tapi ia sama sekali tak memikirkan kabar Yunho disana. Tak bertanya-tanya apakah Yunho baik-baik saja, karena ia tahu Yunho pasti baik-baik saja ditengah keluarganya.

Dan untuk kasus Siwon, jujur Shilla bingung. Hanya tiga hari Siwon bersikap dingin padanya. Ia jarang bertemu Siwon dan ia merasa Siwon menghindarinya. Dan jujur saja hal itu membuat Shilla cukup kalang kabut. Ia selalu menanyakan bagaimana keadaan Siwon meski ia tak pernah menunjukkannya di depan Siwon.

Yunho tersenyum lagi. “Kurasa jawabannya sudah jelas.” Gumamnya. Shilla sontak menatap Yunho dan menggelengkan kepalanya.

“Itu..aku..”

“Oke oke kalau kau belum yakin. Apa kau pernah merasa cemburu ketika wanita lain dekat denganku?”

“Hanya dengan Hwa eoni” jawab Shilla. Yunho tersenyum lembut.

“Itu karena kau tahu aku mencintai Hwa. Karena kau takut perhatianku padamu berkurang kan? Karena kenyataanya kau dan Hwa adalah dua wanita yang paling dekat dan jujur saja paling aku cintai. Meski dalam taraf yang berbeda” ucap Yunho. Shilla hanya diam mendengarkan ucapan Yunho.

“Tapi kurasa untuk Siwon berbeda. Aku bahkan masih ingat bagaimana mood mu berubah tiba-tiba hanya karena Siwon dikabarkan dekat dengan sekretarisnya. Padahal kurasa kau tahu betul kalau Siwon tak menganggap sekretaris itu sebagai wanita yang special. Tapi nyatanya kau tetap merasa sesak saat mereka bersama kan?”

“Aku,.. “ Shilla tak bisa mengatakan apapun dan hanya menundukkan kepalanya.

“Harus bagaimana lagi aku menjelaskan kalau kau mulai mencintainya Shilla-ya? Bukalah hati dan pikiranmu dan sadari perasaanmu. Harus berapa kali kukatakan kalau dia sangat berhak untuk kau cintai, hm?” ucap Yunho lembut. Ia mengelus puncak kepala Yunho.

Shilla hanya diam dan terus memikirkan perkataan Yunho. Hatinya jujur mengiyakan semua ucapan Yunho tapi sepertinya logikanya berkata lain. Masih terus membantah semuanya.

“Lalu..apa yang aku rasakan padamu?” Shilla bertanya lirih. Yunho tersenyum kemudian mengelus rambut Shilla lagi.

“Ketergantungan Shilla-ya. Karena selama ini kau selalu bergantung padaku. Karena selama ini akulah satu-satunya pria yang dekat denganmu. Dan kurasa perasaan kita sama Shilla-ya. Kita tak jauh berbeda dari kakak adik yang memiliki brother complex dan sister complex.” Jelas Yunho. Shilla menatap Yunho, mencoba mencari kepastian disana.

“Kenapa kau bisa seyakin itu tentangku Yunnie? Sementara jujur aku sendiri bingung dengan perasaanku” aku Shilla. yunho tersenyum lembut menanggapinya.

“Terkadang orang lain lebih memahami diri kita Shilla-ya. dan aku bersamamu bukan dalam hitungan hari tapi tahun. Aku berusaha menempatkan dirimu sebagai adikku jadi kurasa itu membuatku mengerti dirimu” ucap Yunho. Shilla untuk pertama kalinya hari itu tersenyum lembut kearah Yunho.

Ia lantas menyandarkan kepalanya di bahu Yunho. “Lalu aku harus bagaimana? Jujur aku bingung dengan perasaanku Yunnie”

“Hilangkan semua egomu dan cobalah berpikir tentang perasaanmu. Tidak ada yang salah dengan perasaan cinta Shilla-ya. Dia suamimu jadi dia punya hak paling besar untuk kau cintai” nasehat Yunho. Sementara Shilla hanya diam.

“Sadari dan akuilah perasaanmu Shilla-ya. Sebelum kau menyesal karena tak menunjukkan cinta itu”

“Molla Yunnie. Lagipula aku juga tak yakin kalau ia mencintaiku” gumam Shilla. yunho membelai lembut rambut Shilla.

“We never know. Keunde..kurasa kalian ditakdirkan bersama” ucap Yunho. Shilla memejamkan matanya. Berusaha mencari jawaban tentang kegundahannya. Hanya saja ia tak sengaja terlelap. Beberapa hari ini memang ia susah tidur, memikirkan perubahan sikap Siwon.

=The Precious One Chapter 13=

Shilla memegang dadanya yang tiba-tiba sesak itu. Ia tak mengerti kenapa, hanya saja ia merasa kalau ketidakhadiran Siwon belakangan ini membuatnya lusuh.

Ucapan Yunho selama ini terus terngiang dalam benaknya. Ia terus memikirkan ucapan Yunho. Berusaha mencari jawaban dari kegundahannya tapi sepertinya semuanya tak berjalan sesuai keinginannya.

Apa…aku merindukannya?

Shilla terus mempertanyakan itu. Karena jujur saja dalam dirinya tengah bergejolak sekarang. Antara mengakui dan mengelak. Sebuah perasaan yang menurut Shilla tabu untuk diakui.

CEKLEK

Shilla sontak menolehkan kepalanya ketika ia mendengar pintu rumah mereka terbuka. Dan tak butuh waktu lama untuk melihat seseorang yang belakangan ini membuatnya kalang kabut. Siwon.

Ia datang dengan muka lelahnya. Wajar saja. Ini sudah pukul 9 malam dan seharian ini yang Siwon lakukan hanya bekerja. Tentu saja ia akan sangat lelah, kan?

“Kau sudah pulang?” Tanya Shilla mencoba membuka percakapan. Karena sejujurnya ia merindukan mereka berbincang bersama.

“Ehm” hanya itu jawaban Siwon. Dan tentu saja membuahkan sebuah kekecewaan dihati Shilla.

“Kau sudah makan malam? Aku bisa menghangatkan makan malam untukmu” Tanya Shilla lembut. Siwon menggelengkan kepalanya.

“Aku lelah” jawab Siwon singkat. Dan jujur saja Shilla tak bisa menangkap kehangatan disana. Yang Ia rasakan hanyalah aura dingin dari Siwon.

Shilla menggigit bibir bawahnya ketika Siwon berjalan lurus menuju kamarnya. Tanpa mengatakan apapun pada Shilla. Membuat Shilla harus menelan kecewa lagi.

Tidak ada lagi kehangatan dalam mata Siwon. Tidak ada lagi Choi Siwon yang tersenyum lembut kepadanya. Tidak ada lagi Siwon yang mengganggunya dengan semua sikap sok bersahabatnya. Tidak ada lagi Siwon yang memperhatikan Shilla.

Dan jujur saja Shilla merasa..kehilangan?

TESS

Entah kenapa air mata itu jatuh begitu saja dari pelupuk mata Shilla. Yang ia rasakan sekarang hanyalah sebuah rasa perih dan sesak yang Shilla tak pernah rasakan sebelumnya.

Apa dia…lelah dengan pernikahan ini?

Pikiran itu entah kenapa bisa memasuki benak Shilla. Dan jujur saja pemikiran itu membuat rasa perih di hatinya semakin bertambah. Ia tak mengerti, hanya saja ia merasa ia tak suka dengan pemikiran itu.

Kumohon jangan!

Shilla setengah berdoa. Ia tak siap jika Siwon menyerah sekarang. Ia tak siap jika tiba-tiba Siwon mengatakan kalau ia lelah mencoba membuat pernikahan mereka berhasil.

Hanya ciuman itu? Kau marah hanya karena hal itu?

Shilla kini menyesalinya. Ia merasa tak seharusnya ia melakukan tindakan agresif nan gegabah itu. Hanya saja waktu itu pikirannya dikendalikan oleh emosinya. Ia juga tak mengerti, hanya saja ia merasa saat itu mencium Siwon adalah tindakan yang sangat benar.

Ia tak tahu kalau dampaknya akan seperti ini. Kalau ternyata tindakannya itu justru membuat Swon marah dan mungkin membencinya. Mungkin dari awal Siwon memang tak suka dengannya. Mungkin dari awal Siwon memang hanya berusaha membuat pernikahan mereka berhasil tapi nyatanya ia gagal. Ia gagal dan Shilla merasa itu semua karena dirinya.

Kurasa sekarang ia sadar kalau aku tak layak dicintai.

Shilla tersenyum miris. Ia menyeka air matanya kemudian berjalan lesu menuju kamarnya. Mencoba untuk tidur dan melupakan semuanya tapi sepertinya ia tak bisa.

=The Precious One Chapter 13=

Sepertinya dewi fortuna tengah berpihak pada Shilla. ia bisa melihat senyum Siwon lagi untuknya. Ia tak mengerti kenapa rasanya senyuman Siwon seperti sebuah obat untuknya. Beberapa hari tanpa senyum Siwon ia merasa buruk. Dan sekarang ketika Siwon melemparkan senyum hangatnya lagi Shilla tak bisa emenahan gejolak bahagia di dadanya.

“Kau masak apa?” tanya Siwon menghampiri Shilla. ia baru saja pulang dari kantor dan baru selesai mandi. Shilla bahkan masih bisa mencium aroma maskulin dari sabun yang Siwon gunakan. Dan entah kenapa ia menyukai aromanya itu.

Shilla membalikkan badannya kemudian tersenyum kearah Siwon. “Lasagna. Kau tidak keberatan kan?” tanya Shilla. siwon menggelengkan kepalanya.

“Aniya.”

“Kalau begitu tunggulah sebentar lagi. Kurasa sebentar lagi masak. Keberatan membantuku mengatur piringnya, Oppa?”

“Araseo” jawab Siwon langsung. Ia meraih dua piring kemudian meletakkannya di meja makan. Dan benar saja, Shilla sudah selesai memasak makan malam untuk mereka. Ia meletakkan masakannya itu di atas piring yang Siwon siapkan.

“Jalmogetseumnida” ucap Siwon riang. Ia lantas menyantap lahap makan malam buatan Shilla.

Aish…aku merindukan masakannya.

Shilla tak bisa menahan senyumnya. Ia merindukan pemandangan ini. pemandangan dimana Siwon menyantap lahap masakan buatannya. Seolah masakannya adalah masakan terlezat di dunia ini.

Aku tak mengerti apa yang membuatmu berubah akhir-akhir ini. hanya saja kumohon berhenti bersikap dingin padaku.

Shilla tersenyyum lagi kemudian mengikuti jejak Siwon menyantap makanannya. Ia tak mengerti kenapa rasanya masakannya terasa begitu lezat dengan kehadiran Siwon di depannya.

“Ah mashita” ucap Siwon senang kemudian mengelap ujung bibirnya dengan napkin. Ia tersenyum lagi kearah Shilla. lasagna yang Shilla sajikan untuknya bahkan sudah tersantap habis tanpa sisa.

“Kau seperti belum makan tiga hari saja.” Komentar Shilla. siwon terkekeh pelan.

“Belakangan ini aku sibuk jadi kurasa pola makanku tidak kujaga” ungkap Siwon. Shilla memandangnya sekilas.

“Kenapa kau tidak minta padaku untuk membuatkanmu makan siang? Apa kau makan dengan baik?”

“Gwenchana. Lagipula aku baik-baik saja”

Shilla hanya menganggukkan kepalanya. Ia ingin menanyakan tentang perubahan sikap Siwon beberapa hari ini. tapi ia takut. Takut kalau ternyata jawaban Siwon akan menyakitkan. Tapi rasanya rasa penasarannya mengalahkan ketakutannya.

“Ehm…boleh aku bertanya sesuatu?” tanya Shilla sembari menyingkirkan piring kotor mereka ke wastafel. Ia kemudian duduk di hadapan Siwon lagi. Menunggu jawaban dari Siwon.

“Kau..kenapa bersikap dingin padaku beberapa hari ini? apa karena malam itu? Kalau hal itu membuatmu tidak nyaman. Aku minta maaf. Dan anggap saja hal itu tidak pernah terjadi” ucap Shilla lirih. Siwon hanya diam sembari menatap lekat wajah Shilla.

Siwon memalingkan wajahnya dari tatapan Shilla. membuat Shilla menatapnya pilu.

Jadi benar begitu?

“Jujur…” ucap Siwon. Ia terdiam sejenak kemudian menatap Shilla lagi.

“Jujur..aku sedikit terkejut dengan hal itu. Ehm..sangat terkejut malah” lanjutnya. Shilla menggigit bibir bawahnya.

“Mianhae…aku tidak tahu apa yang membuatku melakukan itu hanya saja..aku..mianhae” lirih Shilla.

“Gwenchana. Karena sejujurnya bukan itu masalah utamanya.”

“Huh?” Shilla mengerjab bingung. Siwon tersenyum tipis.

“Aku memang terkejut dengan insiden malam itu. Hanya saja..aku merasa bingung dan gamang akhir-akhir ini..karena..” Siwon terdiam. Dan Shilla menatapnya penuh mengantisipasi. Ia tak mengerti dengan apa yang akan Siwon katakan tapi jujur ia punya firasat buruk dengan hal itu.

“Karena?” tanya Shilla ragu. Siwon memalingkan wajahnya lagi.

“Aku..bertemu dengan cinta pertamaku, Shilla-ya”

DEG

Ucapan Siwon itu serasa membuat jantung Shilla berhenti berdetak seketika. Ia membulatkan matanya dan sebuah perasaan sakit secara perlahan merasuki hatinya.

“M-mworago?” ucapan Shilla itu bahkan terdengar seperti bisikan lirih. Siwon menatapnya lagi dengan tatapan menyesal.

“Mianhae..” ucap Siwon tak kalah lirih.

Shilla hanya terdiam tanpa mengucap sepatah katapun. Ia bingung dengan perasaanya kini. Yang jelas ia merasa hatinya terluka dan luka itu membuahkan perih yang Shilla belum pernah rasakan sebelumnya.

Mata Shilla mulai berkaca. Pikiran tentang Siwon akan meninggalkannya untuk cinta pertamanya membuatnya takut. Pikiran itu membuatnya merasa jauh lebih sakit dari sebelumnya. Merasa kalau dunianya akan hancur hanya dengan memikirkan hal itu.

Shilla memegang dadanya yang serasa sesak dan perih itu. Ia memejamkan matanya berusaha menghalau rasa sakit itu. Hanya saja hal itu justru membuatnya menyadari sesuatu. Sesuatu yang rasanya kini justru menyakitkan.

Kurasa aku memang benar-benar mencintainya. And it’s hurt now.

 

To be continued..

 

Hehehe yang merasa bakal ada romantic scene disini maaf ya saya ga bisa memenuhinya…sekali lagi maaf kalo ini chap mengecewakan…this is my plot so be patient because there is something i wanna do for this story (?)

Dan maaf juga karena telat update..rencananya mau update kemarin Cuma tiba2 twit jupe membuat semua ide dan konsentrasi saya bubar.. huaaa…ITU APA2AN JUPE KEGENITAN SAMA SUAMI SAYA?????…*masih syok gara2 mensyen jupe*..

 
219 Comments

Posted by on August 27, 2012 in chapter, fanfiction

 

Tags: ,

219 responses to “The Precious One Chapter 13

  1. igarashinio

    October 26, 2017 at 9:33 pm

    Hah… biasanya aku gemes sama siwon tapi kalo sekarang gemesnya sama shilla ☺️

     

Leave a reply to nychoicy Cancel reply