RSS

My Everlasting Friend part 4 (end)

14 Oct

Setelah selesai dari kamar mandi aku melihat Dokter Kim datang ke kamar Shilla dengan tergesa-gesa dan wajahnya tampak serius. Dan dari raut mukanya sepertinya dia… tegang????

Apakah mungkin ini berarti Shilla… andwe andwe… Shilla kumohon bertahanlah jangan tinggalkan aku…

Jantungku berdetak ratusan kali lebih cepat dari biasa. Bahkan jauh lebih cepat saat aku melamar Soo Hwa. Tapi kali ini aku benar-benar cemas akan Shilla. Aku benar-benar tak ingin kehilanganya. Aku benar-benar takut akan kalimat yang akan dokter Kim lontarkan.

“Dokter, apa..apa yang terjadi..shilla..” aku beranikan untuk menanyakan keadaan Shilla tapi aku bahkan tak sanggup melanjutkan kata-kataku. Ketakutan benar-benar menjalar dalam diriku.

Wajah dokter Kim benar-benar tak bisa ditebak. Atau otakku yang memang tak mau menebak karena disibukan dengan pikiran tentang keselamatan Shilla.

“Siwon-ssi..kami..sudah berusaha dan hasilnya.. Shilla-ssi ”

Ah kenapa Dokter Kim harus menggantungkan kata-katanya si?? Membuatku semakin deg-degan. Membuat jantungku serasa mau copot. Kumohon Dokter Kim katakana sesuatu yang membuatku lega.

“Shilla-ssi dia sadar. Bersyukurlah Siwon-ssi doamu didengar Tuhan”

Benarkah???? Ah aku sungguh sangat amat lega dan senang. Terimakasih Tuhan. Terimakasih Shilla karena mau sadar kembali.

Tanpa sadar aku berlari ke kamar Shilla. Aku tinggalkan begitu saja Dokter Kim di depan ruang rawat Shilla. Aku benar-benr ingin segera melihat kondisi Shilla.

Kulihat Shilla masih tergolek lemah di ranjangnya meskipun matanya sudah terbuka. Dia melihat kearahku.

Tanpa babibu aku langsung memburu memeluknya. Dia sedikit kaget dengan perlakuanku. Tapi sungguh aku sudah tak tahu lagi bagaimana mengekspresikan kelegaanku. Aku menangis sambil memluknya.

“Op..oppa.” katanya lemah.

“Shilla-ya syukurlah kau sudah sadar. Apa kau tahu betapa khawatirnya diriku melihat kondisimu??”

“Oppa nan gwenchana.”

“gwenchana?? Bagaimana bisa seminggu koma disebut baik-baik saja?”

“seminggu?? Aku koma seminggu??” aku hanya mengangguk.

“Lalu mana Soo Hwa oppa?? Dia dia baik-baik saja kan??” ah kenapa kau tanyakan hal itu Shilla. Membuatku terluka lagi. Apakah aku harus bilang jujur padanya tentang Soo Hwa??

“Oppa?? Soo Hwa baik-baik saja kan?”

“Ne dia baik-baik saja, sangat baik malah” kupaksakan untuk tersenyum. Kenyataanya memang Soo Hwa sudah tenang disana.

“Lalu mana dia? Ah iya kandunganya juga baik-baik saja kan?”

DEG.. lagi-lagi aku tersayat. Yang bisa kulakukan hanya tersenyum kecut.

Kulihat Shilla seolah tak puas dengan jawabanku.

“Oppa jangan bohong! Oppa menymbunyikan sesuatu kan? Oppa katakan!” benar saja dia seolah sudah tau jalan pikiranku. Itulah kenapa selama ini aku selalu cerita segalanya padanya. Karena setiap kali ada yang tak beres denganku dia pasti akan tahu.

“Soo Hwa baik-baik saja?? Oppa katakan. Dia baik-baik saja kan? Dia selamat dari kecelakaan itu kan?”

“Soo Hwa baik-baik saja Shilla-ya”

“Tapi mata Oppa mengatakan lain,”

“Dia baik-baik saja Shilla-ya. Dia baik-baik saja bersama Tuhan” ucapku akhirnya. Sangat sakit mengatakan ini padanya.

“Andwe!! Aniyo Soo Hwa..hiks hiks..ini salahku Oppa” Shilla menangis sejadinya. Aku rengkuh dia dalam pelukanku. Kubiarkan dia menangis untuk beberapa saat dalam pelukanku. Aku tahu perasaanya.

“Soo Hwa menyuruhku menyampaikan ini padamu.” Kataku selanjutnya saat tangisnya sudah mulai mereda. Kuberikan rekaman Soo Hwa sebelum kepergianya.

<Shilla pov>

Kubuka rekaman Soo Hwa. Tertampang jelas gambar soo Hwa yang tergolek lemah tak berdaya. Tapi dia berusaha tersenyum.

onni mianhae..” ucapnya lemah tapi dapat dengan jelas aku dengar.

“Onni mianhae..membuat unni tersakiti..mianhae”

“aku tahu pasti secara tak sengaja aku menyakiti unni”

“aku juga perempuan unni aku tahu rasanya, aku tahu perasaan unni, aku dapat merasakanya.

“cinta unni begitu besar untuk Siwon oppa, aku tahu itu.

Tapi sama hal nya dengan unni yang mncoba menutupi rasa itu dari Siwon oppa, aku juga menutupi kalau aku tahu perasaan unni sebenarnya.

Unni kumohon jangan sembunyikan perasaan itu lagi. Saat unni mendengar rekaman ini itu artinya aku tak lagi ada disamping Siwon oppa. Kumohon jagalah dia Unni. Jagalah dia untukku.

Aku tahu unni sangat berarti untuk Siwon oppa, dan entah kenapa aku merasa Siwon oppa juga mempunyai rasa yang sama dengan unni.

Unni komohon dampingi Siwon oppa, jangan sembunyikan lagi perasaan cinta unni yang besar teramat besar malah.

Unni, gomawo, jeongmal gomawo karena sempat menolongku, meski pada akhirnya kecelakaan tetap tak terhindar. Jangan salahkan diri unni.

Aku menyayangimu unni, sama halnya dengan siwon oppa. Berbahagialah kalian berdua. Jebal  ^^

Air mataku menetes. Video berdurasi 2 menit itu mampu membuatku menangis tersedu-sedu. Sepanjang rekaman Soo Hwa selalu berusaha tersenyum meskipun saranya terdengar sangat lemah dan kadang terputus-putus karena nafasnya tersengal.

Bagaimana bisa dia tahu perasaanku sebenarnya? Lalu apakah itu artinya Siwon juga sudah tahu?

Ah iya kemana dia? Dia keluar rupanya. Tapi kemana?

Kucoba untuk bangkit dari tidurku. Kusibakan selimut yang dari tadi menghangatkanku. Tapi..

DEG..

Apa ini? Kenapa kakiku tak bisa bergerak? Ah kenapa berat sekali menggeser kaki ini? Ada apa ini?

PRANGGGGGG..

Aku tak sengaja menjatuhkan gelas yang ada disamping ranjangku. Kulihat kemudian Siwon Oppa memasuki kamarku dengan wajah cemas.

“Shilla-ya gwenchana?”

Aku bingung harus berkata apa. Karena sejujurnya aku sendiri juga tak tahu. Aku butuh penjelasan akan kakiku.

“Kaki..kakiku..aku” kataku terpatah.

“kaki? Kenapa? Kenapa kakimu”tanyanya tak kalah panic.

Belum sempat aku menjelaskan Dokter datang. Dia kemudian memeriksaku.

“Jwesonghamnida.” Kata pertama yang dokter itu ucapkan. Tapi sepertinya aku punya firasat tak baik.

“Waeyo Dokter Kim?” siwon oppa ikut bicara.

“Shilla-ssi mianhae, kakimu mengalami kelumpuhan temporal.”

MWOOO?? Jantungku serasa berheti saat itu juga. Shock aku dibuatnya. Aku tak mampu berkata apapun.

“Tapi Shilla bisa segera pulih kan?” Siwon oppa tampak cemas dengan jawaban Dokter Kim. Sedangkan aku masih terpaku dengan kenyataan ini.

“Saya tidak bisa memastikanya Siwoon-ssi. Tapi melihat kerasnya kecelakaan waktu itu sepertinya setahun adalah waktu tercepat”

Apa ini? Setahun? Setahun aku harus hidup seperti ini? Dan itu masih waktu tercepat. Bagaimana kalau lebih dari itu? 2 tahun? 3 tahun? Atau bahkan akan puluhan tahun?

Andwe! Andwe!

“Siwon Oppa, dokter Kim, bisa kalian tinggalkan aku sendiri? Aku lelah aku ingin istirahat.” Kataku akhirnya. Ya, aku hanya tak ingin Siwon Oppa melihatku lemah dan menangis. Meskipun tadi aku sudah menangsi untuk Soo Hwa. Tapi menangisi keadaanku?? Aku tak mau ia tahu.

Dan sepeninggalnya, aku keluarkan seluruh duakaku. Seluruh tangis yang sedari tadi kutahan.

<Siwon pov>

Ternyata Shilla masih tak berubah. Masih saja berpura-pura. Berpura-pura tegar. Tapi aku tak suka ia seperti ini. Aku ingin dia berbagi padaku. Bukan malah menyembunyikan semuanya dariku. Termasuk perasaannya padaku.

Ya, aku sudah tahu. Berkat Soo Hwa dan berkat surat perpisahanya yang memang seharusnya ditujukan padaku. Tapi aku belum membahas ini dengannya.

Bahkan sampai detik ini aku masih hafal betul isi surat yang waktu itu ia berikan padaku.

Dear my everlasting Friend

Saat kau membaca surat ini itu artinya aku sudah pergi menggapai mimpiku. Meskipun saat aku menggapai mimpi itu aku meninggalkan mimpiku yang lain.

Maaf, kalau aku tidak memeberitahumu sebelumnya. Aku hanya merasa jika aku memberitahumu maka aku akan tidak bisa pergi.

Selamanya kau adalah bagian terpenting dalam hidupku. Sahabat yang selalu ada untukku. Tak ada yang bisa menggantikan dirimu.

Oya, untuk beberapa tahun kedepan atau bahkan mungkin selamanya aku tak bisa menemanimu. Tapi untunglah kau punya Soo Hwa dan kurasa sebentar lagi kalian akan memiliki kelurga yang lengkap.

Jagalah mereka. Lindungi keluargamu. Berbahagialah.

Oya satu lagi, aku ingin mengakui sesuatu. Sesuatu yang sudah lama kupendam dalam lubuk hatiku terdalam. Mianhae kalau menyembunyikan ini darimu begitu lama.

Tapi Saranghae

Maaf kalau aku tak pantas berkata ini. Berkata seperti ini pada orang yang sudah menikah dan bahakan sebentar lagi akan mempunyai anak. Aku hanya merasa aku harus memberitahukan ini padamu.

Kau mungkin tak tahu betapa sakitnya aku menahan semua ini. Betapa aku harus selalu tersenyum padahal aku sendiri terluka. Aku hanya ingin melihatmu bahagia. Dan kebahagiaanmu itu bukan untukku.

Jangan merasa terbebani saat kau tahu akan hal ini. Kau hanya perlu tahu kalau aku mencintaimu. Selamanya.

Itu sebabnya aku pergi. Karena semakin lama disisimu aku semakin tak bisa menahan cinta ini. Cinta yang tak pantas ini. Kau sudah menikah aku tahu itu. Untuk itu aku tak pernah ingin menghancurkan kebahagiaanmu.

Jangan pernah ingat akau sebagai orang yang mencintaimu. Tapi ingatlah aku yang sebagai sahabatmu. Karena kurasa arti diriku sebagai sahabatmu jauh lebih berharga.

Selamat tinggal sahabatku tercinta. Kuharap suatu saat kita akan bertemu lagi dengan kebahagiaan masing-masing.

Rindukan aku ya ^^

Your everlasting friend, Park Shilla

Kalian tahu apa yang kau pikirkn waktu itu. Bodoh. Babo gateun na.

Bodoh karena aku tak peka dengan perasaanya. Bodoh karena aku begitu pengecut.

Kalau boleh jujur aku pernah sempat mencintainya. Tapi aku terlalu takut kalau semua perasaan cintaku bisa membuat persahabatan yang telah terbina ini rusak. Aku juga takut kalau Shilla hanya menganggapku sebagai sahabat. Itulah sebabnya aku kubur semuanya, hingga akhirnya aku bertemu Soo Hwa.

Dan lambat laun Soo Hwa menggantikan posisi Shilla dihatiku. Tapi pertanyaany sekarang adalah apakah posisi Shilla tergantikan?? Jawabanya adalah TIDAK.

Aku memang mencintai Soo Hwa. Tapi cintaku untuk Shilla masih sama dan posisinya dihatiku terlalu special untuk digantikan oleh siapapun termasuk mendiang istriku.

Kadang aku merasa bersalah pada Soo Hwa karena masih memiliki rasa ini untuk Shilla. Tapi aku sendiri tak bisa menghapus rasa cinta ini. Tak bisa.

@@@

Kulihat kamar Shilla kosong. Kemana dia?? Bukankah dia masih belum pulih?? Dan kemana dia akan pergi dengan kaki yang divonis lumpuh??

Kugerakkan kakiku untuk mencarinya. Dan akhirnya kutemukan juga ia di atap Rumah Sakit.

Tapi tunggu sebentar. Dia tak bermaksud bunuh diri kan???

“Shilla-ya?” teriakku. Dia menoleh dan akhirnya tersenyum padaku. Kudekati dia dan ia masih saja tersenyum. Senyum yang kau tahu hanya untuk menutupi kepedihanya belaka.

“Apa yang kau lakukan disini? Kau masih belum pulih Shilla-ya”

“Hehehe aku hanya bosan di kamar oppa. Aku ingin menghirup udara segar” katanya ringan masih dengan senyumnya. Ah aku benci kalau dia sudah berpura-pura seperti ini.

“tapi bagimana kau bisa sampai kesini?”

“aku menyuruh suster mengantarku. Tenanglah oppa aku hanya lumpuh sementara aku masih bisa menggerakan badanku yang lain” senyum palsu lagi yang ia berikan. Kenapa kau tak pernah bilang kalau kau sedih? Kalau kau menderita? Kenapa tak pernah kau bagi itu padaku?

“Kau tak apa?”

“tentu Oppa. Memangnya aku kenapa? Lagian dokter bilang aku masih bisa sembuh kan? Tenanglah aku baik-baik saja”

Ah aku sudah tak tahan. Aku tak tahan melihatnya berpura-pura seperti ini. Dia masih bisa tersenyum padahal aku tahu dari matanya yang bengkak pasti dia habis menangis.

“Kau memang artis yang handal Shilla-ya”

“Heh? Maksudnya?”

“sampai kapan kau akan bersandiwara seperti ini. Kalau boleh aku beri penghargaan maka akan kuberi gelar kau sebagai artis terbaik.”

“Aku tak mengerti”

“sampai kapan kau akan membohongiku? Sampai kapan kau menyimpan semuanya sendiri?”

“samapai kapan, huh?” aku menaikan volume suaraku.

“Oppa?”

“kenapa kau tak pernah bilang kalau kau terluka? Kenapa tak pernah bilang kalau kau menderita? Kenapa hanya senyum yang kau berikan padaku. Aku tak butuh senyummu kalau itu palsu.”

“Oppa”

“Diam aku belum selesai bicara!” perintahku padanya dan dia menurut.

“Dan sekarang kau bilang baik-baik saja? Apa iya? Bagaimana mungkin kau baik-baik saja dengan keadaanmu yang sekarang?”

Kenapa? Kenapa kau tak bisa membagi sedikit saja perasaanmu padaku. Aku muak Shilla, aku muak akan sikapmu yang selalu berpura-pura. Aku  muak. Muak.

aku hanya ingin kau jujur. Kalau kau sedih  katakan. Kalau kau menderita, kau sakit katakan. Kalau kau ingin menangis,menagislah. Jangan terus-terusan berpura-pura tegar.

aku benci itu. Untuk apa kau lakukan ini? Untuk membuatku bahagaia? Omong kosong. Kenyataanya kau hanya membuatku merasa tidak berguna. Aku juga ingin menjadi seseorang yang menghiburmu saat kau sedih. Yang selalu ada saat kau butuhkan.

Apa aku begitu tak berarti hingga kau tak pernah ingin berbagi padaku? Katakan! Katakana Shilla-ya!”

“Aniyo . aniyo aku..” dan dia menangis.

“Mianhae oppa aku, hanya..” aku langsung mmbekapnya dalam pelukanku. Dan tangisnya semakin menjadi

“Menangisla Shilla-ya. Katakan apa yang ingin kau katakan. Aku siap mendengarkanya.”

“Aku..aku takut oppa. Aku takut aku tak akan bisa menggunakan kaki ini lagi. Aku takut kalau aku tak sembuh dan selamanya hanya duduk tak berdaya di atas kursi roda ini. Hiks..aku”

“Sstt.. tenanglah kau akan sembuh dan kalau kau tak sembuh sekalipun aku akan selalu disampingmu. Aku yang akan jadi kursimu” kuusap punggungnya berusaha menenangkanya yang bergetar.

“Andwe, andwe. Aku tak ingin hanya menyusahkan orang. Aku ingin berdiri sendiri. Aku benci diriku yang sekarang oppa. Aku benci, hiks hiks..”

“tenanglah.. tenanglah aku disini bersamamu. Kau akan sembuh Shilla-ya percaya itu.”

Dia masih saja menangis. Tapi aku  lega karena setidaknya dia telah jujur akan ketakutanya.

“Aku merasa bersalah oppa.” Kubiarkan dia teus mengeluarkan isi hatinya.

“Aku merasa aku gagal menyelamatkan Soo Hwa. Niatku menolongnya dari kecelakaan itu malah membuatnya kehilangan nyawanya dan bayinya. Aku bodoh. Benar-benar bodoh. Seharusnya aku lebih cept menolongnya. Aku bodoh.”

“Hey, dengarkan. Itu smeua bukan salahmu. Ini memang takdir Shilla-ya. Dan kau tak bodoh. Kalau seandainya kau tak menolongnya mungkin Soo Hwa tak sempat mengucapkan salam perpisahanya. Tenanglah!”

“Tapi aku mebuatmu kehilangan kebahagianmu Oppa. Aku benci akan hal itu.”

“Ani. Aku masih bahagia kok bersamamu. Kumohon jangan berkata seperti itu.”

Dia masih menangis. Aku tahu pasti dia sangat merasa bersalah.

“Shilla-ya”

“Ne Oppa” kurasa sudah saatnya aku mengatakn ini.

“Saranghaeyo”

Dia segera melonggarkan pelukanku. Kulihat pancaran keterkejutan di wajahnya

<Shilla pov>

“Saranghaeyo”

DEGG …. Apa-apaan ini? Apa aku salah dengar?? Segera kulonggarkan pelukanya.

“Jeongmal saranghaeyo Shilla-ya”

Aku membulatkan mataku tak percaya. Apa dia brcanda?

“Bukankah kau juga mencintaiku?”

JDEERRRR… dia tahu??? Andwe aku belum siap untuk ini.

“Sampai kapan kau akan menyembunyikan ini dariku?”

“Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, berhenti bercanda Oppa”

“Kau yang berhenti bercanda. Aku lelah Shilla-ya. Aku lelah menunggumu mengakuinya. Pandai sekali kau menyembunyikan ini. Kau tahu kalau saja kau memberi sedikit saja harapan, kurasa yang sekarang menikah denganku bukan Soo Hwa tapi kau”

“Apa yang oppa bicarakan. Soo Hwa baru saja meninggal dan kau berkata seperti ini. bukankah kau mencintai Soo Hwa.”

“Ya aku mnencintainya, sangat. Tapi sayangnya rasa cintaku padamu jauh lebih besar.”

“Ini tidak masuk akal. Berhentilah bercanda oppa”

“Aku tidak bercanda. Dan tidakkah kau tahu kalau aku juga mencintaimu. Tapi karena aku merasa kau tak mencintaiku sehingga aku berpaling pada Soo Hwa.

Aku mencintai Soo Hwa. Tapi selamanya kau menempati tempat yang jauh lebih special dihatiku. Aku berusaha membuang jauh-jauh cinta ini saat menikah dengan Soo Hwa. Tapi kenyataanya rasa itu tetap ada. Hanya aku pendam saja”

“Oppa” aku tak tahu harus berkata apa lagi. Aku benar-benar shock dengan pengakuan ini.

“Shilla-ya maukah kau menggantikan Soo Hwa sebagai istriku?”

DEG… Siwon melamarku? Seseorang katakan kalau ini mimpi. Tapi haruskah aku menerimanya? Disatu sisi aku bahagia tapi di sisi lain aku tak tega menggantkan Soo Hwa di saat kematianya belum genap 1 bulan.

Aku masih tak menjawab. Kutundukkan kepalaku.

“Ku mohon Shilla-ya.”

“…..”

“Shilla-ya, tak ingatkah kau pesan Soo Hwa agar kau bahagia? Agar kita bersama? Aku tak ingin kehilangan orang yang kucintai untuk kedua kalinya. Kumohon.”

“Tapi aku merasa tak pantas. Kau lihat keadaanku sekarang kan? Aku bahkan tak tahu apakah aku bisa berjalan lagi” air mataku menetes mengingat ini semua.

“Aku tak peduli. Aku mencintaimu bukan karena fisikmu aku mencintaimu apa adanya.”

“Jeongmal?” Siwon hanya menggangguk.

“So, would you marry me?”

“I do” dan siwon mendaratkan sebuah kecupan singkat di bibirku.

@@@@

2 years later

“Yeobo, makanannya sudah siap. Turunlah!”

“Woa, sepertinya lezat. Tapi kenapa banyak sekali dan enak-enak lagi. Memangnya sekarang hari apa?” tanyanya polos.

“Aish jincha. Apa kau benar-benar tak ingat?” dia hanya menggleng.

“Aish menyebalkan. Kukira kau akan ingat. Padahal aku sudah membayangkan kau akan memberiku hadiah special hari ini. Ini kan anniversary kita yeobo. Tak ingatkah kau setahun yang lalu aku resmi menjadi Nyonya Choi? Dasar menyebalkan.”

Ya setahun sudah aku menikah denganya. Tepatnya 2 tahun sejak kejadian kecelakaan itu. Dan setahun juga aku telah sembuh dari kelumpuhanku. Berkat ketulusan dan dukunganya aku berhasil sembuh setelah setahun menjalani terapi.

Dan tepat sehari stelah aku sembuh dia dengan seenaknya menikahiku. Hahaha, tapi aku bahagia.

Tapi sekarang? Dia bahkan tak ingat hari bersejarah itu. Menyebalkan.

“Huahahaha.” Tiba-tiba saja dia tertawa terbahak-bahak.

“Ya! Tuan Choi Siwon apa yang kau tertawakan? Aish benar-benar menyebalkan.”

“Hahaha… Kau lucu sekali kalau cemberut Nyonya Choi.”

“Aish, aku cemberut juga karena kau. Siapa suruh kau tak ingat hari bersejarah kita?”

“Hahaha.. aku hanya bercanda jagi. Mana mungkin aku tak ingat. Ini “ dia terseyum sambil menyerahkan sebuah amplop.

“Apa ini?”

“Bukalah”

Dan eng ing eng. Tiket penerbangan dan menginap selama seminggu di… Paris????? Hwa sudah lama aku ingin kesana.

“Ini”

“Ne kita akan liburan. Lebih tepatnya honeymoon kedua kita. Apa kau suka”

Cup.. aku menjawabnya dengan kecupan singkat di bibirnya. “ Gomawo Yeobo”

“Aish kau agresif sekali. Nanti saja kalau mau agresif di Paris. Dan berikan aku seorang Choi Siwon junior. Bagaimana??” katanya mengerling nakal.

“Hahaha kita liat saja nanti. Sudah ayo makan aku sudah lapar. Dan lagi kita harus segera packing. Penerbanganya kan besok”

“Ara ara istriku tercinta”

Ya aku bahagia dengan hidupku sekarang. Soo Hwa kau lihatkah dari sana. Aku jaga suamimu dengan baik.

Aku bahagia denganya. Apa kau juga bahagia? Ah sudah tentu kau bahagia.

Oya Soo Hwa bantu aku bilang pada Tuhan. Bilang pada-Nya agar segera mengirimkan malaikat kecil untuk melengkapi pernikahan kami. Kumohon. Satu tahun sudah kami menunggu.

My everlasting friend is being my everlasting love now. I love you my hubby Choi Siwon.

^^

FIN

 

Hehehe..wah sepertinya endingnya gagal..

dan sepertinya ke
panjangan ya???

maaf ya kalo tak sesuai harapan kalian…

*deep bow*

 
18 Comments

Posted by on October 14, 2010 in fanfiction

 

Tags: ,

18 responses to “My Everlasting Friend part 4 (end)

  1. Shilla_park

    October 23, 2010 at 1:19 pm

    sepertinya memang kepanjangan part ini..
    tapi ya sudahlah…

     
  2. Deunryelysma

    October 25, 2010 at 9:39 am

    Aigo…
    Siwon bener2 jd duda..
    tp duda keren siapapun pasti ga nolak..
    kkk~~

    Ternyata….. Siwon awalnya juga suka ma Shilla.

    Happy ending, walaupun awalnya hrs merasa sakit.

     
    • shillacsw

      October 25, 2010 at 1:47 pm

      hehehe
      siwon duda ribuan kalipun aku mau..
      hahhaa

       
  3. vanny

    November 19, 2010 at 7:33 am

    keren…
    ga kepanjangan koq….

     
    • shilla_park

      November 19, 2010 at 1:26 pm

      bagus lah kalo ga kepanjangan..
      gomawo dah baca n komen….^^

       
  4. Pumpkinyui

    February 9, 2011 at 3:00 pm

    Aq bru baca,
    ceritany nyentuh bnget deh!! ><
    aq suka endingny!!^^

     
    • shilla_park

      February 9, 2011 at 3:19 pm

      wah gomawo…
      saya senang jiika reader terhibur…
      gomawo… 🙂

       
  5. Minkijaeteuk

    April 4, 2011 at 8:21 pm

    Kirain shilla y mati, cerita y mengharukan. . .
    Aku baca yg lain y ah shilla-siwon

     
    • shilla_park

      April 4, 2011 at 11:43 pm

      hehe… sok silahkan dibaca.. 🙂

       
  6. evilkyu dinda

    October 26, 2011 at 1:25 pm

    Aku mulai baca dari awal pembikinan blog haha 😀
    Biar enak baca untuk kelanjutannya kdepan.

    Waahh chingu, aku kirain bakal sad ending.
    Tnyata happy ending \(^▿^)/
    Baguuuss chingu.
    Oya, chingu umurnya brp ?
    Biar aku tau enaknya manggilnya apa

     
    • shilla_park

      October 26, 2011 at 6:09 pm

      awal pembikinan blog?? haha.. bahkan saya udah lupa kapan.. *plakk*
      saya 21 huhu.. 😦

       
  7. eunjae25

    August 21, 2012 at 10:28 pm

    woaaaa,,,ternyata siwon juga dulu demen sama shilla, kalo cinta tumbuh diantara sahabat memang sedikit rumit ya,,
    tapi baguslah akkhirnya mereka bisa bersama meski soo hwa harus jadi korban hehehe

     
    • shilla_park

      August 22, 2012 at 9:24 am

      haha bgitulah..ga papa lah soohwa jd korban..lol

       
  8. WonKyu_ELF

    July 16, 2013 at 5:14 am

    Oh ya ampunnn.. Stlh menderita, akhirny shilla bs menemukan kebahagiaan walaupun harus kehilangan. :’)

     
    • shilla_park

      July 16, 2013 at 12:15 pm

      Haha ni ff jadul bgt, saya jd malu nni lol

       
  9. Siregar Sri Fauziah

    December 9, 2013 at 5:30 am

    Aaahhh…. Shilla mw jga ma Duren…
    Siapa jg yg g mw sma Duren seperfect Mr Choi itu… #aku jg mw kelleess… :p
    Happy end…. yuhuuuu….
    Semoga honeymoon ny membuahkan hasil 😉

     
  10. inet

    September 25, 2015 at 3:49 pm

    skur dh shilla smbuh…n bs brsatu ma siwon… ^^
    trnyta siwon jg udh pny rasa ma shilla dr dlu ya…dasar gk pd peka…hehe..

     

Leave a comment