Can’t You See? part 2

Seperti orang kesetanan Siwon berlari mencari Shilla. Dia benar-benar cemas sekarang. Dia takut sesuatu yang buruk terjadi pada Shilla.

Dan benar saja saat menemukan Shilla, istrinya itu telah tergolek dipinggir gang.

“Shilla-ya gwenchana? Ireona Shilla-ya. Hyak Park Shilla, bangunlah” teriak Siwon kesetanan. Tapi sayangnya tak ada sepatah katapun keluar dari mulut Shilla. Dia pingsan. Dan dengan segera Siwon menggendongnya pulang.

Swon perhatikan baik-baik wajah istrinya itu. Ada beberapa luka memar diwajahnya. Bukan hanya diwajahnya tapi juga di lengan dan kakinya. Hal ini tentu membuat Siwon khawatir.

Dibersihkanlah luka-luka Shilla dan Siwon obati. Rasa prihatin kini merayapi Siwon. Siwon memang tak mencintai Shilla, tapi baginya Shilla tetap orang yang berharga. Selama ini dia selalu jadi teman dan sahabat yang baik. Bahkan saat Kim Raisa pergi untuk selamanya pun, Shilla berada disamping Siwon untuk menguatkanya.

“Shilla-ya kau kenapa? Ireona!” kata Siwon pada Shilla yang masih tak sadarkan diri.

@@@@

Dinginya pagi terasa menusuk hidung Shilla. Dia berusaha bangun dan merasakan sepasang tangan mengapit tanganya erat. Dia buka matanya seutuhnya dan mengetahui bahwa sepasang tangan itu adalah tangan suaminya. Shilla tersenyum dengan pemandangan ini. Dia merasakan kepedulian Siwon lagi.

“Shilla-ya kau sudah sadar? Apa yang kau rasakan? Apa ada yang sakit?” Shilla hanya tersenyum.

Kalau saat aku terluka ternyata membuatmu memperhatikanku maka aku siap untuk celaka setiap hari Oppa.

“Apa yang terjadi semalam? Kau kenapa sebenarnya?”

“Semalam? Aku,,,sepertinya aku dirampok semalam Oppa. Dan mereka memukulku. Ah iya Oppa bagaimana dengan kamera dan laptopku? “

“Aish kau ini, masih saja menghawatirkan barang-barangmu itu. Kau hampir celaka semalam. Aku hanya menemukanmu seorang diri tanpa barang-barangmu itu.”

“Geurae? Aish Oppa pekerjaanku disana semua. Bagaimana aku kerja kalau begitu.”

“Shilla-ya tak bisakah kau berhenti bekerja?”

“Mwo? Maksud Oppa?”

“Pekerjaanmu itu kurang aman kurasa. Setiap hati kau pulang makam dan bisa saja kau ditugaskan ke tempat yang jauh hanya untuk mencari berita.”

“Tapi itu sudah jadi resiko pekerjaanku Oppa”

“Tapi aku tak  mau kejadian semalam terulang lagi. Kau membuatku cemas.bagaimana kalau kau terluka lagi? Apa yang akan aku bilang pada eomma dan appa?”

“Tapi..”

“Kumohon Shilla-ya turuti permintaanku. Aku tak ingin kau terluka lagi.”

Kau mencemaskanku? Aku bahagia untuk itu

“Ne Oppa.” Shilla menyunggingkan senyum manis untuk suaminya. “Dengan begitu kan aku bisa dirumah 24 jam dan menunggu Oppa pulang kerja. Aku akan menjadi layaknya istri seharusnya.”

Siwon mengacak-acak rambut Shilla.

Kau mengacak-acak rambutku. Sesuatu yang tak pernah kau lakukan lagi semenjak Raisa pergi. Apa ini berarti kau mulai membuka hatimu lagi. Apapun itu aku bahagia.

@@@

<Shilla pov>

Sudah 6 bulan semenjak aku resmi keluar dari pekerjaanku. Hari-hariku kuhabiskan dengan menjaga rumah. Sungguh membosankan bagi orang yang terbiasa bekerja sepertiku. Tapi ini semua demi Siwon Oppa. Aku hanya berusaha menjadi istri yang baik yang mendengarkan setiap perkataan suaminya.

Tapi sayangnya dia masih saja sama. Tak ada yang berubah dengan sebelum kita menikah. Bedanya hanyalah sekarang kami tinggal diatap yang sama. Dan hatinya masih saja membeku. Masih belum terbuka. Dihatinya hanya ada Kim Raisa.

Aku seperti orang bodoh yang terus mengharapkanya. Berharap dia akan membuka hati untukku. Memperhatikanku. Kenyataanya dia  hanya memperhatikanku saat 6 bulan yang lalu. Setelah itu sikapnya berubah lagi.

Terkadang aku ingin agar aku terluka lagi dan membuatnya memperhatikanku. Tapi kuurungkan niatku. Karena kurasa hanya percuma. Aku tetap saja tak bisa membuka hatinya.

Terkadang aku berharap Raisa lah yang ada diposisiku sekarang dan membuatnya bahagia. Tapi itu semuanya  tak mungkin trejadi. Raisa sudah pergi. Ah Raisa tak bisakah kau mewariskan cintamu pada Siwon kepadaku?

DRRRRRTTTTT

Handphone ku bergetar dan sebuah sms masuk.

From: Yesung Oppa

Hey bukakan pintu, palliwa!

Aku langsung berlari kea rah pintu dan Yesung Oppa dengan senyum tersunggingnya sudah ada didepan pintu membawa sejinjing plastic belanjaan.

“Oppa kenapa tak bilang dulu kalau mau datang?”

“Hehehe, kejutan.”

“Dan apa ini? Kau belanja sebanyak ini untukku?”

“Ne. aku tahu pasti kau sedang bosan sekarang dan mumpung aku lagi ga ada job siang ini, jadi kuputuskan untuk kesini. Waeyo? Kau tak suka?”

“Ani. Aku justru senang karena ada teman yang menemaniku. Masuklah”

Orang ini selalu saja tahu kalau aku sedang kesepian. Yesung Oppa adalah sahabatku sekaligus cinta pertamaku. Ya dulu aku mencintainya. Dia dulu tetanggaku sekaligus sunbaeku. Umurnya sama dengan Siwon Oppa. Tapi  sekarang sayangnya aku sudah benar-benar mencintai Siwon Oppa.

Aku terbiasa curhat segalanya denganya. Hampir semua masalahku dia tahu. Tapi tidak masalah rumah tanggaku. Dia tak tahu. Aku tak ingin cerita ini padanya. Entahlah, aku merasa aneh jika harus cerita ini pada orang yang pernah aku sukai.

“Kau kurusan Shilla-ya.”

“Eh? Geurae?”

“Apa suamimu tak memberimu makan, huh? Dia bukankah orang kaya, masa ngasih makan istri saja tak bisa?”

“Hahahah, kau lucu sekali Oppa. Tentu saja suamiku tak memberiku makan, kan aku yang setiap hari memasakkan makanan untuknya. Jadi akulah yang memberinya makan.”
“Aish kau ini. Aku serius. Kau tampak tirus sekarang. Apa kau ada masalah?”

“Ani Oppa, aku baik-baik saja. Hanya saja akhir-akhir ini aku kurang tidur untuk menyelesaikan novelku.” Aku terpaksa berbohong. Aku bahkan tak menyadari kalau aku kurusan sekarang.

“Kau masih menulis novel? Mau kau terbitkan seperti dulu lagi?”

“Ne, tapi aku ragu apakah aku akan terbitkan.”

“Waeyo? Tulisanmu kan selalu bagus.”

“Hahaha kau bisa saja. Ah iya sudah hampir jam 4 aku harus memasak untuk suamiku. Oppa kau mau bantu?” yesung oppa hanya mengangguk.

@@@

“ah akhirnya selesai juga. Oppa ayo cicipi”

“ehm enak Shilla-ya. Wah beruntung sekali suamimu setiap hari selalu makan makanan enak seperti ini.” Hatiku seperti teriris sekarang. Aku hanya bisa tersenyum kecut pada Yesung Oppa. Kenyataanya adalah sumiku tak pernah memuji masakanku. Selama ini aku bertanya-tanya apakah ia tak suka masakanku. Atau mungkin saja masakanku memang tak enak. Tapi mendengar komentar Yesnug Oppa barusan membuatku sedih. Sesunguhnya komentar itulah yang aku harapkan setiap kali suamiku memakan masakanku.

“Hey kenapa melamun?”

“Eh aniyo Oppa. Ah oppa sepertinya sebentar lagi Siwon Oppa pulang. Kau makan malam bersama kami ya?”

“Hah? Buat apa? Aku tak mau mengganggu kesenangan kalian. Lagian sudah seharian kan aku disini.”

“Tapi kan…”

“:Aish sudahlah lebih baik aku pulang. Kau bersenang-senaglah dengan suamimu. Dan bisa aku pastikan dia menyukai masakanmu. Sampaikan salamku untuknya saja ya?”

@@@

Kubukakan pintu untuk suamiku. Tak lama setelah Yesung Oppa pulang, Siwon Oppa datang.

“Aku seperti melihat mobil keluar dari rumah ini. Siapa?”

“Ah itu Yesung Oppa. Apa Oppa ingat dia? Dia datang kok waktu pernikahan kita.”

“Ne aku ingat, tapi kenapa dia kesini?” kulihat raut muka Siwon Oppa berubah. Seperti ..marah?

“Hanya main saja. Sudah lama kami tak bertemu. Ah dan dia menitipkan salam untukmu oppa.”

“Dia seharian disini? Apa dia tak bekerja?” Tanya Siwon oppa yang seolah mengintrogasiku.

“Dia disini sejak tadi siang karena kebetulan dia sedang tak ada job. Dia juga bawa banyak makanan oppa. “ tapi dia seolah tak mendengarku.

“Ah Oppa kau pasti lapar. Aku sudah siapkan makanan untukmu. Dan kau tahu Oppa tadi Yesung oppa membantuku memasak. Dia benar-benar  baik. Ayo makan oppa!”

Tapi dia menepis tanganku.

“Aku sudah kenyang, aku sudah makan. Aku mau tidur. Lelah “

Aku hanya membatu memperhatikan Siwon oppa memasuki kamarnya. Bukan ini yang aku harapkan. Aku hanya ingin kau memuji masakanku. Tapi kalau memang tak bisa, maka aku hanya ingin kau memakan masakanku. Hanya itu. Tapi kau justru menolaknya.

Apa yang salah denganku? Apa kau tak bisa melihat kalau aku ada disini? Aku seharian menunggumu dan ini balasanmu.

Aku sudah tak tahu lagi  harus bagaimana. Yang bisa aku lakukan sekarang hanya menangis. Menangisi betapa aku tak beruntung malam ini.

Yesung oppa, bukankah kau bilang kalau suamiku akan menyukai masakanku? Tapi nyatanya dia bahkan tak menyentuhnya.

Apa salahku sebenarnya??

 

to be continued