My Bad Boy Part 4



“Siwon-ah, kau serius akan tetap pergi?” ucap Hyuk sambil memasang wajah masamnya.

“Tentu saja. Lagipula pesawatku sebentar lagi juga berangkat” ucapku. Ya kami sedang di bandara sekarang. Tak lama lagi aku akan meninggalkan Korea ke New York.

“Kami pasti akan merindukanmu Won-ah” Yesung angkat bicara.

“Hya! Hentikan sandiwara kalian. Jangan cengeng begitu!” ujarku pada mereka. Tapi tetap saja muka mereka tetap masam. Kemana dua orang yang usil dan menyebalkan yang selama ini kukenal?

“Kau harus sering-sering mengabari kami Won-ah”

“Kau jangan lupakan kami Won-ah!”

“Kalian ini cerewet sekali. Iya aku akan mengabari kalian dan tidak akan melupakan kalian. Puas?” mereka hanya menganggukan kepalanya lemah.

“Kami akan merindukanmu Won-ah”

“Ara.. aku ju…” ucapanku terpotong tatkala kulihat seseorang berjalan mendekatiku. Gadis bodoh itu.

“Shilla-ya” sapa Eunhyuk. Aku hanya menatapnya saja.

“Siwon-ssi kau tetap akan pergi?”

“Kalau kau pikir dengan kau datang kesini lalu aku akan membatalkan kepergianku, maka kau hanya bermimpi. “ ujarku. Yesung menyenggol bahuku dan menggelengkan kepalanya. Seolah menandakan kalau aku tak sepantasnya mengatakan hal barusan.

“Ani. Aku kesini bukan untuk melarangmu pergi. Siapa diriku hingga harus menahanmu. “

“Lalu?”

“Aku hanya ingin mengucapkan selamat jalan padamu.”

“Baguslah.”

“Keundae.. aku ingin kau berjanji padaku Siwon-ssi” ujarnya. Membuatku menatapnya bingung.

“Saat kau kembali jika kita bisa bertemu lagi maka kumohon kau pertimbangkan perasaanku padamu. Na jeongmal saranghae” ujarnya. Membuatku membulatkan mataku tak percaya. Dia menyatakan cinta padaku? Cih, aku benci cinta.

“Memalukan. Seorang wanita menyatakan cinta padaku?”

“Aku tidak peduli. Aku hanya ingin kau tahu perasaanku. Setidaknya sebelum kau pergi kau tahu perasaanku.”

“Lalu kau pikir aku akan menerimamu? Lagipula bagaimana kalau aku tidak akan kembali lagi ke Korea?”

“Aku akan tetap menunggumu.” Ucapnya mantap.

“Gadis bodoh! Sudahlah lebih baik kau cari saja pria lain. hentikan bertindak bodoh dengan tetap menungguku.”

“Andwe! aku akan tetap menunggumu!”

“Hya! Kau ini bodoh atau apa? Lagipula bagaimana kalau saat aku kembali ternyata aku sudah menikah? Kau masih akan tetap menungguku? Jangan naïf!”

“Ne. aku akan tetap menunggumu.”

Aku mengacak rambutku frustasi. Gadis ini bukan hanya bodoh tapi keras kepala. Kurasa ia sudah gila.

Terdengar panggilan dari pihak bandara agar para penumpang segera bersiap berangkat. Kutatap Yeusng dan Eunhyuk kemudian mereka dengan sangat erat memelukku.

Kulirik gadis itu. ia memandangku dengan tatapan sendu. Aish, aku tak suka ditatap seperti itu.

“Siwon-ssi.. ini” ucap gadis itu sambil memberikan sebuah gantungan HP padaku. Aku menatapnya heran.

“Setidaknya ijinkan aku memeberikan kado perpisahan untukmu” ujarnya. Dasar aneh. Padahal baru beberapa hari lalu ia memberiku boneka.

“Kemarikan HP mu!” perintahnya. Aku melongo dan ia dengan paksa meraih HP yang sedari tadi kupegang.

Ia memasangkan gantungan itu di HP ku. Kemudian sedikit mengutak-atik HP ku. Apa yang ia lakukan?

“Ini!” ucapnya sambil memebrikan kembali HPku.

“Apa yang kau lakukan?”

“Sekarang kita sama. Aku punya gantungan yang sama denganmu. Gantungan ini sepasang. Menandakan kalau kita adalah sepasang kekasih.”

“MWO? Neo micheoso?” dia hanya memamerkan senyumnya.

“Dan aku sudah menambahkan nomerku di HPmu. Dengan begitu kita bisa tetap komunikasi” ujarnya dengan senyum penuh kemenangan. Aish menyebalkan! Kurasa aku harus mengganti nomerku.

“Won-ah sudah saatnya” ujar Hyuk mengingatkan. Aku menganggukkan kepalaku. Meski sebenarnya aku masih kesal dengan gadis itu.

“Hati-hati Won-ah”

“Jaga dirimu baik-baik”

Aku hanya menganggukan kepalaku kepada Hyuk dan Yesung. Aku juga pasti akan merindukan mereka.

“Siwon-ssi selamat jalan. Kumohon pertimbangkan lagi permohonanku. Jebal!” pinta gadis itu. aku hanay bisa menghela napas.

“Selamat tinggal semuanya” ujarku mengabaikan permintaan gadis itu. “Kusarankan kau cari pria lain untuk kau cintai!” ujarku sebelum benar-benar pergi.

“Shireo! Aku akan tetap menunggumu” ujarnya keras kepala. Aku menghela napas lagi. Kita lihat saja apakah dia masih akan tetap menungguku, dan kurasa jawabannya adalah tidak.

Kutarik koperku kedalam. Pesawatku sudah menanti. Selamat tinggal Korea!

 

3 YEARS LATER

Shilla pov

Aku mungkin memang sudah gila. Mencintai orang yang memang bad boy. Dna yang lebih parah lagi menunggunya yang tanpa kepastian.

Jujur 3 tahun lalu saat ia mengatakan akan ke New York membuatku sungguh tersiksa. Aku belum bisa membuatnya mencintaiku tapi ia sudah harus pergi.

Kupikir awalnya perasaanku padanya hanya sekedar perasaan menyukai semata. Tapi aku salah. Aku mencintainya.

Saat aku tidak bisa melihatnya membuatku sadar kalau aku benar-benar mencintainya. Merasa sangat kehilangannya.

Benar apa katanya aku memang bodoh. Meski ia tak pernah bersikap baik padaku tapi aku tetap mencintainya. Aku juga tidak tahu kenapa aku begini. Mungkin ini kutukan bagiku hiingga harus mencintai bad boy sepertinya.

Tapi sungguh sekarang aku merindukannya. Sangat amat merindukannya.

Aku setiap hari menanyakan kabarnya. Memberinya sms bahkan meneleponnya tapi tak pernah ia tanggapi. Apa ia begitu tidak menyukaiku? Apa ia tidak tahu kalau aku sangat merindukannya?

Huh, bagaimana kabarnya disana? Kapan ia akan kembali? Apa ia masih saja keras kepala seperti dulu? Masihkah ia seorang Choi Siwon yang dulu?

Aish, aku bisa gila karena penasaran. Aku bisa gila karena merindukannya.

Tiga tahun bukanlah waktu yang cepat. Sungguh sangat lama. Apalagi bagiku yang tak ada status apapun dengannya.

Aku hanya gadis bodoh yang mencintainya. Benar apa katanya, aku memang bodoh. Naïf.

Terlalu bodoh hingga aku melakukan apapun agar bisa bertemu dia. Percaya atau tidak, tapi aku sekarang bekerja di bandara. Untuk apa? Untuk bisa bertemu dia.

Berharap dia akan segera pulang. Berharap setiap hari aku bisa memantau apakah ia kembali ke Korea. Dan untunglah satu-satunya bandara dengan tujuan New York hanya di Incheon ini. Setidaknya kalau ia pulang aku akan tahu kan?

Setiap hari aku akan terus mengecek nama penumpang dari New York. Berharap nama Choi Siwon akan ada di daftar penumpang. Tapi sayangnya hingga detik ini namanya tak ada.

Aku hanya bisa menghela napas kecewa tiap kali tak kutemukan namanya. Tapi mau bagaimana lagi?

“Mengecek daftar penumpang lagi?” ucap sebuah suara. Kutolehkan kepalaku dan mendapati Eunri eoni teman kerjaku. Aku hanya bisa tersenyum kecut.

“Kau tidak bosan Shilla-ya? Setiap hari menunggunya.”

“Ani. Aku hanya merindukannya Eoni”

“Kau ini terlalu naïf Shilla-ya. Bagaimana kalau ia benar-benar tidak kembali?”

“Aku yakin dia pasti akan kembali. Yah meskipun aku tidak tahu kapan. Hahaha” tawaku hambar. Kenyataanya aku memang tak tahu. Dan memikirkan kalau ia tak akan kembali membuatku sangat takut.

“Lalu bagaimana kalau dia ternyata tidak mengingatmu? Bagaimana kalau ia sudah menikah?”

“Eoni! Jangan berkata seperti itu. kau membuatku takut.” sungutku.

“Tapi bagaimana kalau itu benar Shilla-ya. Kenapa kau tidak mencari pria lain saja si? Kau hanya menyiksa dirimu sendiri Shilla-ya”

“Molla. Tapi aku tidak bisa melupakannya Eoni. Eoteokae?”

“Huh, susah bicara denganmu Shilla-ya” kesalnya. Aku tahu ia khawatir. Dia Eoni yang sangat perhatian. Sahabat sekaligus Eoni yang baik.

“Shilla-ya!” Eunri Eoni menyikut bahuku. Aku tersentak. “Joongki!” bisiknya. Kemudian kulihat Joongki Oppa berjalan kearah kami.

“Annyeong Shilla-ya, Eunri-ya” sapanya pada kami berdua.

“Annyeong Oppa” sapa kami serempak.

“Mau makan siang bersama?” tawarnya.

“Mianhae Oppa. Aku ada janji dengan Kibum Oppa. Kau makan saja berdua dengan Shilla. Otte?” ucap Eunri Eoni. Aish aku tahu akal busuknya. Ia pasti sengaja. Sudah sejak lama ia menyomblangiku dengan Joongki Oppa. Tapi sayangnya sampai sekarang aku tak bisa memandang pria lain selain Siwon.

“Oh. Bagaimana Shilla?” Tanya Joongki Oppa padaku. Aku tak bisa menolak. Aku anggukkan kepalaku dan kulihat Eunri Eoni tersenyum penuh kemenangan. Aish dasar!
“Kalau begitu kkaja. Eunri kami duluan” pamit Joongki Oppa pada Eunri eoni. Eunri eoni melambaikan tangannya padaku.

***

Joongki Oppa membawaku ke restoran Jepang. Ya, ia memang pernah cerita kalau ia suka masakan Jepang.

Sejujurnya Joongki Oppa tidak terlalu buruk. Dia tampan, baik, pengertian dan penyayang. Itulah sebabnya Eunri eoni ngebet menjodohkanku dengannya. Dia pikir jika dengan Joongki Oppa aku akan bahagia.

Tapi sayangnya aku tak bisa. Sudah berulang kali kucoba untuk membuka hatiku untuknya. Tapi semakin kucoba semakin aku tak bisa. Bayang-bayang seorang Choi Siwon selalu menghantuiku.

Padahal apa bagusnya dia? Dia bad boy. Tidak mengerti diriku. Tak menyayangi diriku. Bahkan ia kini pergi entah dimana.

Aku bagaikan mencintai sesuatu yang jelas-jelas tak bisa kuraih. Hanya saja aku tak tahu kenapa aku masih men cintainya.

Aku tak tahu kenapa aku begitu mengharapkannya. Aku hanya menganggap kalau ia suatu saat akan mencintaiku. Hanya berharap kalau suatu saat ia akan menyadari betapa aku mencintainya.

Ah, mengingatnya membuat aku semakin merindukannya. Tuhan, kapan aku akan bertemu dengannya lagi? Aku benar-benar merindukannya.

“Shilla-ya kau baik-baik saja? Kau melamun?” Tanya Joongki Oppa membuyarkan lamunanku tentang Siwon. Aku hanya memberinya senyuman.

“Yesung Oppa?” kulihat Yesung Oppa memasuki restoran yang sama denganku.

“Nugu? Kau mengenalnya?” Tanya joongki Oppa. Aku menganggukkan kepalaku. “Ne, dia teman SMA ku Oppa.”

“Geurae?” aku anggukan kepalaku lagi. “Jamkaman. Dia bukannya Yesung penyanyi yang sedang naik daun itu?”

“Ne” jawabku. Ya, Yesung Oppa memang sekarang telah menjadi penyanyi sukses. Aku tak pernah menyangka kalau dibalik wajah sembrononya dia punya suara yang begitu indah.

Yesung Oppa menangkap tatapanku. Ia menyipitkan matanya kemudian mendekatiku.

“Shilla-ya? Park Shilla?” tanyanya memastikan. Aku tersenyum sambil menganggukan kepalaku. Setidaknya ia masih mengingat diriku.

“Woah, ini benar dirimu? Lama sekali kita tidak bertemu. Kau kemana saja Shilla-ya?”ucapnya antusias kemudian mengambil tempat duduk disebelahku. Mengabaikan kehadiran Joongki Oppa.

“Aku tidak kemana-mana Oppa. Kau saja yang sudah terkenal kemudian tak mengingatku”

“Ani. Mana mungkin aku melupakanmu. Kau ini ada-ada saja”canda Yesung Oppa. Tapi aku tahu dia memang tak berubah. Tetap Yesung Oppa yang hiperaktif. Hehe..

“Eh, nuguya Shilla-ya?” Tanya Yesung Oppa ketika menyadari kehadiran Joongki Oppa.

“Ah kenalkan Oppa, ini Joongki Oppa, teman kerjaku. Joongki Oppa kenalkan ini Yesung Oppa” ucapku memperkenalkan mereka. Mereka hanya saling tersenyum saling menyapa.

“Nugu? Neo namja chingu?” Tanya Yesung Oppa lagi.

“Ani. Hanya teman kerja Oppa.” Jawabku. Yesung Oppa hanya ber-oh ria.

“Oppa, bagaimana kabar Hyukie Oppa? Sudah lama aku juga tidak bertemu dengannya”

“Seperti biasa monyet satu itu tetap baik. Dia sedang di New York sekarang.”

Aku tersentak mendengar kata New York. Membuatku kembali ingat padanya. Apa Hyukie Oppa kesana untuk menjenguknya?

“New York? Waeyo?” tanyaku lagi.

“Dia kan sekarang dancer hebat Shilla-ya. Dia ke New York untuk menerima penghargaan. Sepertinya kau sangat terkejut. Waeyo? Kau ingat Siwon ya?”

DEG

Tepat sasaran. Aku memang mengingatnya. Aku merindukannya.

“Kau masih menunggunya Shilla-ya?” aku hanya bisa tersenyum kecut. Aku masih menunggunya memang.

“Siwon? Nuguya Shilla-ya?” ucap Joongki Oppa angkat bicara. Aku bingung harus menjawab apa. Kenyataanya aku tak tahu apa sebenarnya hubunganku dengannya.

“Hanya teman lama Oppa” jawabku asal.

“Teman lama? Aigo, kau bahkan sangat dekat dengannya dulu” timpal Yesung Oppa.

Yah, aku memang dekat dengannya. Tapi bukan dekat dalam arti sebenarnya. Lebih tepatnya aku yang mendekatinya. Mengikutinya kemanapun ia pergi. Aku hanya ingin tahu setiap detail yang ia lakukan dulu.

“Dekat? Namja chingu? Kau mencintainya?” Tanya Joongki Oppa bertubi-tubi. Aku hanya bisa tersenyum kecut. Tak tahu harus berkata apa.

“Aih sudahlah Oppa. Jangan membahas ini ya!” pintaku pada mereka. Membuatku semakin mendrita saja.

“Kau tenanglah Shilla-ya. Hyukie pasti akan membawanya pulang. Kalau perlu nanti aku akan minta Hyuki untuk menyeret Siwon pulang.” Ucap Yesung Oppa lagi.

Benarkah?

Bisakah?

Bisakah aku segera bertemu dengannya? Bisakah aku melihat wajahnya lagi? Bisakah aku mengamati gerak-geriknya lagi?

Bisakah aku membuatnya mencintaiku? Bisakah aku meraihnya?

Bisakah??

 

To be continued….

 

Woah akhirnya bisa juga bikin Shilla pov. Kalo makin gaje ni ff jangan salahkan saya ya…

Salahkan saja si kuda yang sedang di daratan cina sana… *?*

Hehehe…..