Grey Part 8

*ps: sedikit panjang dan gaje juntrungannya..be aware..lol*

=Grey Part 8=

“Shilla-ya!” teriakan Hoya sama sekali tak Shilla pedulikan. Ia berlari semakin cepat menuju mobilnya yang terparkir di basement kantor Siwon.

“Shilla-ya! Dengarkan aku!” teriak Hoya lagi. Ia tak peduli dengan tatapan aneh beberapa pekerja Siwon ketika ia berlari mengejar Shilla. Ia tak peduli. Satu-satunya yang ia pedulikan adalah menjelaskan segalanya pada Shilla.

“Shilla-ya!”

“Let go of me!” pekik Shilla kesal. Ia menepis kuat tangan Hoya. Ia marah, ia kesal, ia sedih, dan ia bingung.

“Shilla-ya jebal dengarkan aku!” pinta Hoya.

“Shireo! I’ve heard everything”

“No you’re wrong. Jebal dengarkan aku” Shilla hanya memandang Hoya nanar kemudian menarik pintu mobilnya, sayangnya Hoya menahan tangan Shilla.

“Lepaskan!” pekik Shilla. Hoya menggelengkan kepalanya.

“Lee Howon! Lepaskan tanganku!” pekiknya lagi. Hoya justru semakin mencengkeram tangan Shilla semakin keras. Membuat Shilla sedikit meringis karena genggaman Hoya itu ternyata membuahkan sebuah ngilu di pergelangan tangannya.

“Ani. Aku tak akan melepaskanmu! Kau harus mendengarkanku dulu”

“Shireo! Kau tak dengar aku tak mau? Lepaskan tanganku Lee Howon. Aku tak akan pernah lagi mendengarkanmu. How could you?” marah Shilla. Hoya tak peduli dan malah menarik tangan Shilla menjauh dari mobil Shilla. Membawa wanita itu menuju mobilnya.

“Hya! Lepaskan aku!” ronta Shilla. Hoya tak menggubrisnya dan malah melemparkan Shilla kedalam mobilnya. Membawa Shilla pergi meskipun wanita itu berteriak tak terima.

Shilla memandang kearah Hoya yang terus mengabaikannya itu. Lelaki itu hanya berkonsentrasi pada kendali mobilnya. Membuat Shilla merutuk Hoya kesal. Hanya saja apa yang bisa ia lakukan? Kekuatan Hoya jauh lebih besar, bukan?

Shilla melipat tangannya di depan dada kemudian memilih untuk mendiamkan Hoya. Ia memandang kosong kearah jalanan yang sebenarnya ia sendiri tak tahu kemana Hoya akan membawanya. Ia tak peduli.

Shilla menyeka air matanya yang mulai memberontak keluar lagi. Rasanya hatinya perih dengan semua penghianatan yang Hoya dan Siwon lakukan. Atau mungkin seperti itulah yang ia rasakan. Merasa dibohongi sekian lama membuatnya merasa ia tak bisa mempercayai siapapun lagi.

Hoya sesekali melirik kearah Shilla yang kini terlihat kecewa itu. Ia bisa melihat dari sudut matanya kalau pipi Shilla basah karena tangis. Dan jujur saja hal itu membuatnya ikut sedih. Selama ini ia selalu berusaha untuk menghindarkan Shilla dari sedih dan tangis tapi sekarang justru dialah penyebab air mata Shilla.

Mianhae Shilla-ya

Hoya terkesiap ketika ia bisa mendengar isakan lirih dari Shilla. Ia melirik Shilla lagi dan ia bisa melihat Shilla terus-terusan menghapus air matanya yang tak berhenti mengalir. Sementara pandangannya hanya fokus pada arah jalanan yang Hoya yakin betul Shilla bahkan tak memperhatikan jalanan itu.

Hoya merutuk kesal dalam hatinya. Merutuki kebodohannya sendiri. Membuatnya seketika berandai-andai. Kalau saja ia tak datang menemui Siwon ke kantornya tadi. Kalau saja ia tak menyinggung masalah Shilla itu di kantor Siwon yang notabene tempat umum. Kalau saja ia bisa sedikit saja lebih sabar dan memilih untuk berbicara dengan Siwon di markas mereka. Mungkin semua hal ini tak akan terjadi. Mungkin Shilla tak akan pernah tahu rahasia mereka. Tapi toh semuanya sudah terjadi kan? Hoya tak bisa melakukan apapun selain menjelaskan semuanya pada Shilla.

Ini semua salahmu Lee Howon!

Shilla sendiri tak tahu kenapa rasanya bisa sesakit ini. Kenapa sedari tadi air matanya tak berhenti mengalir. Seberapa seringpun ia mengusapnya tetap saja air mata itu seperti memiliki mata air sendiri yang rasanya enggan untuk berhenti mengalir.

Yang Shilla rasakan hanyalah rasa sesak dan perih didadanya yang rasanya membuatnya susah bernapas. Ia tak tahu mana yang lebih dominan antara kecewa, kesal, marah, ataukah terhianati. Yang jelas dibohongi sekian lama oleh dua orang pria yang memiliki arti special dihati Shilla membuatnya merasa seolah menjadi wanita paling nelangsa di dunia ini.

Hoya perlahan meraih jemari Shilla sayangnya wanita itu menepisnya tanpa pikir panjang. Membuahkan sebuah helaan napas dari Hoya.

=Grey Part 8=

Hoya memarkirkan mobilnya di area parkir apartemennya. Ia melirik Shilla yang masih terus terdiam itu. Shilla memang sudah tak terisak tapi ekspresi pilu yang Shilla tunjukkan membuat Hoya terus-terusan merasa bersalah. Ia lantas keluar dari mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk SHilla.

Pria itu menarik tangan Shilla keluar ketika Shilla sama sekali tak berniat untuk bangkit dari duduknya. Hoya menarik tubuhnya lagi seperti tadi. Tapi kini Shilla tak berontak. Bukan karena ia tak mau tapi karena ia sudah kehilangan tenaganya. Entah kenapa tapi apa yang menimpanya kini serasa menguras habis tenaganya.

Hoya menutup pintu apartemennya lembut. Ia menarik Shilla duduk, dan Shilla hanya bisa menurutinya. Ia hanya duduk terdiam. Pandangannya kosong. Ia tak bisa berpikir lagi sekarang.

Hoya meraih jemari Shilla. “Shilla-ya. mianhae eo?” ucap Hoya. Ia menatap wajah Shilla tapi Shilla hanya menatapnya datar. Hoya memperhatikan pergelangan tangan Shilla yang sedikit memerah. Akibat tarikannya sepertinya.

“Mianhae aku membuat tanganmu terluka. Keunde..aku hanya ingin kau mendengarkanku Shilla-ya” ucap Hoya lagi.

“Aku tak ingin mendengar penjelasanmu” tolak Shilla dengan wajah tanpa ekspresinya.

“Jangan seperti itu Shilla-ya. Kau salah paham Shilla-ya”

“Which part that I misunderstood Lee Howon? Kalian membohongiku.” Ucap Shilla lirih. Ia enggan untuk menatap Hoya. Membuatnya kini bangkit dari duduknya.

“Aku tahu aku berbohong padamu. Keunde..”

“ Aku hanya butuh kau untuk menjawab pertanyaanku Lee Howon” ucap Shilla dingin. Shilla tak pernah memanggil Hoya dengan nama lengkapnya. Hal ini menandakan kalau wanita itu tengah marah besar dengan Hoya.

“Mwo?”

“Kau…sudah lama mengenal Siwon Oppa, keudaechi?”

“Shilla-ya..”

“Just say yes or no Lee Howon!” tegas Shilla. Hoya terdiam dan perlahan menganggukkan kepalanya.

“Yes”

“Kau..tak pernah mempunyai anemia kan?”

“No” Hoya menggelengkan kepalanya. Kenyataanya ia memang tak pernah punya anemia. Menjadi seorang agent sepertinya dituntut untuk memiliki fisik yang sehat. Dan dalam riwayat kesehatannya nyatanya ia tak pernah memiliki anemia atau penyakit serius lainnya. He’s totally healthy.

“Kau…hanya berpura-pura pingsan waktu itu, kan? Supaya Butler Jo menemukanmu dan membawamu masuk?” Tanya Shilla lagi.

“Yes”

“Kau…bersikap baik padaku karena …karena kau memang ditugaskan Siwon Oppa untuk menjagaku? Keudaechi?”

Hoya terdiam. Ia tak bisa menjawab pertanyaan itu secara langsung. Pertanyaan itu nyatanya tidak bisa dijawab dengan kata ‘Yes’ sederhana.

“Answer me Lee Howon!”

“Uhm..yes” ucap Hoya ragu. Ia memandag Shilla cemas. Sayangnya Shilla masih tak menunjukkan ekspresi apapun selain ekspresi datarnya.

“Then..all of the care you gave to me..it was all planed, wasn’t it?” Tanya Shilla lagi. Secuil hati Shilla berharap kalau jawabannya adalah tidak. Tapi nyatanya tidak begitu kan?

“Shilla-ya…”

“How could you Lee Howon?” Shilla tak peduli dengan protes Hoya. Ia sudah terlanjur marah dengan pria itu hingga rasanya ia tak mau mendengarkan

“You are the person I trust the most. Even I can’t trust myself but I trust you. I trust you the most Lee Howon. But I guess it’s all a lie” ucap Shilla kecewa.

Kenyataanya memang Hoya lah orang yang paling Shilla percaya. Ketika ia tak bisa percaya dirinya sendiri, ketika ia tak yakin dengan dirinya dan bahkan kehidupannya, ia tahu kalau ia bisa mempercayai Hoya. Ia tahu kalau Hoya adalah orang yang bisa dipercaya dan membuat hidupnya lebih baik. Tapi sepertinya semua itu kini hanyalah sebuah kesalahan.

“Shilla-ya..”

“You know how much it hurt? It hurt the most. I guess I can’t trust anyone from now on” ucap Shilla sedih. Ia sudah menyerah dalam mempercayai Siwon semenjak lima tahun lalu. Kenyataan kalau suaminya meninggalkannya tanpa kepastian membuatnya tak lagi yakin akan suaminya. Hingga Hoya datang dan membuatnya bisa mempercayai Hoya melebihi dirinya sendiri.

“Shilla-ya!”

“I hate you Lee Howon! Kupikir kau memang ikhlas mempedulikanku. Kupikir semua perhatianmu selama ini karena memang kau tulus. Tapi? Itu semua hanya sekedar sebuah kewajiban kan?”

Hoya menggelengkan kepalanya. “Aniya. Itu tidak benar Shilla-ya”

“Geotjimal!”

“Naega geotjimal aniya” sanggah Hoya. Ia ingin meraih tangan Shilla tapi belum sempat Hoya menyentuh tangannya Shilla sudah menepisnya.

“Geojitmarago!” pekik Shilla. Hoya menggelengkan kepalanya.

Shilla menutup telinganya dengan kedua tanganny. Tak ingin mendengar ucapan dari Hoya yang menurutnya hanya akan membuat hati dan perasaanya semakin terluka.

Hoya mendekati Shilla dan meraih kedua tangan Shilla yang wanita itu tempelkan di kedua telinganya. Hoya memegang tangan Shilla dan menggemgamnya erat. Shilla bukannya menatap Hoya malah mengalihkan pandangannya.

“Dengarkan aku Shilla-ya. Paling tidak ijinkan aku menjelaskannya. Menjelaskan duduk masalahnya dari sudut pandangku” ucap Hoya. Shilla menggelengkan kepalanya. Masih sama sekali tak mau menatap Hoya.

Hoya menghela napasnya. “Araseo. Kau benar Shilla-ya. That was yes” ucap Hoya. Air mata Shilla menyeruak keluar lagi.

Semua memang hanyalah sebuah kebohongan.

“Kau benar. Aku melakukan semua itu karena Siwon Hyung. Aku memang sengaja ia kirim ke London untuk menjagamu. Aku tak pernah punya anemia dan aku memang hanya pura-pura pingsan agar kau iba padaku dan pada akhirnya akan menerimaku. Semuanya atas permintaan Siwon Hyung” jelas Hoya.

Shilla hanya diam karena ia sama sekali tak bisa bergerak dengan tangan Hoya yang memegang erat tangannya. Meski sejujurnya ia ingin lari sekarang juga. Ia tak ingin mendengar semua penjelasan menyakitkan itu lebih lama lagi.

“Aku mempedulikanmu dan menjagamu itu semua juga karena tugasku memang untuk melakukan hal itu. Aku bersikap professional selama ini. Melakukan semuanya karena memang Siwon Hyung menyuruhku melakukannya”

“Geumanhae! Aku tak ingin mendengarnya lagi!” ucap Shilla sembari menggelengkan kepalanya. Ia masih memalingkan wajahnya dari Hoya.

“Aniya. Aku tak akan berhenti sebelum aku selesai menjelaskan Shilla-ya”

“Geumanhae!” pinta Shilla lagi. Air matanya mengalir deras tanpa bisa ia hentikan.

“Maafkan aku kalau ternyata sikapku ini menyakitimu. Aku memang…menjaga kalian karena Siwon Hyung. Keunde…semua perhatian dan rasa sayangku pada kalian itu tulus Shilla-ya. Bukan karena Siwon Hyung yang menyuruhku tapi memang aku benar-benar menyayangi kalian. Mungkin awalnya aku melakukannya karena tugas. Tapi hari demi hari aku menyadari kalau aku benar-benar menyayangi kalian Shilla-ya. Aku tak berpura-pura dengan perhatianku selama ini”

“Geojitmal!”

“Aku tak berbohong Shilla-ya. Percayalah padaku!” pinta Hoya. Shilla menggelengkan kepalanya berkali-kali.

“Aku jujur dengan semua perasaanku padamu Shilla-ya. Aku menyayangimu dan Adam. dan aku bersumpah aku akan melakukan apapun untuk menjaga kalian. Dan itu tulus dari hatiku dan bukan karena Siwon Hyung.Percayalah Shilla-ya” ucap Hoya. Shilla masih menggelengkan kepalanya. Membuat Hoya sedikit kecewa dengan respon Shilla.

Hoya melepas genggaman tangannya dan kini ia meraih wajah Shilla. Memaksa Shilla untuk menatap kedalam dua mata Hoya.

“Aku bicara jujur. Tak bisakah kau lihat itu dari sorot mataku, huh?” Tanya Hoya memelas. Ia menatap lekat kedua mata Shilla.

“Molla. Aku bahkan tak tahu apa yang harus aku percaya”

“Then trust me! I’m not lying Shilla-ya. Percayalah padaku”

“Lalu kenapa kau menyembunyikan semua itu, huh? Kau pikir membodohiku selama ini adalah hal yang menyenangkan, huh?”

Hoya menggelengkan kepalanya. “Aniya. Setiap hari aku selalu merasa bersalah karena menyembunyikan hal ini Shilla-ya. Keunde..Siwon Hyung melarangku memberitahumu. Kau tahu kenapa? Karena ia ingin melindungimu Shilla-ya”

“That’s a lie. Dia hanya ingin menyiksaku Hoya! Dia tak pernah peduli padaku. Kalaupun ia peduli ia tak akan membiarkanku menunggu selama ini”

“Dia juga tersiksa selama ini Shilla-ya. Jauh lebih tersiksa daripada dirimu bahkan” ucap Hoya. Shilla menggelengkan kepalanya keras.

“Dia mencintaimu Shilla-ya. Dia tak mungkin menyuruhku jauh-jauh ke London hanya untuk menjagamu jika ia tak mencintaimu.dia juga tersiksa dengan perpisahan kalian tapi ia harus melakukannya. Ia hanya ingin kau dan Adam selamat Shilla-ya. Mengertilah!” ucap Hoya lembut. Shilla tak mengatakan apapun dan hanya terus terisak.

“Dia mengirimku hanya karena ia ingin memastikan kau dan Adam selalu selamat Shilla-ya. Ia juga ingin menghubungimu, menyusulmu ke London tapi toh ia tak bisa. Ia tak mau mementingkan keegoisannya semata dan pada akhirnya hanya akan menyelakakan kalian berdua. Mengertilah Shilla-ya” tambah Hoya. Shilla menatap Hoya sekilas sebelum akhirnya ia terduduk lemas di lantai.

Shilla menekuk lututnya dan membenamkan wajahnya di kedua lututnya. Ia terisak lagi dalam posisi itu. Membuat Hoya yang kini berdiri di hadapan Shilla itu bisa merasakan perih hanya karena melihat pemandangan itu.

“Shilla-ya..” panggil Hoya lembut. Pria itu lantas ikut berjongkok dan merangkul Shilla dengan kedua tangannya.

“Aku tak mengeri Lee Howon. Aku tak mengerti. Aku tak mengerti. Eoteokae?” gumam Shilla.hoya menatap Shilla iba kemudian mengelus rambut wanita itu. Masih dengan terus memeluk tubuh Shilla yang bergetar karena isak tangisnya.

“Ssstt. Gwenchana, gwenchana” ucap Hoya mencoba menenangkan Shilla. Ia terus mengelus rambut Shilla lembut.

=Grey Part 8=

“Igeo” ucap Hoya sambil menyodorkan segelas tea hangat untuk Shilla. Wanita itu tersenyum tipis kemudian meraih gelas yang Hoya sodorkan.

Hoya mengambil duduk di sebelah Shilla. “Kau…tak ingin pulang?”

“Hm?”

“Ini sudah malam Shilla-ya. Siwon Hyung pasti mencemaskanmu. Adam juga kurasa sudah mempertanyakan kemana ibunya hingga sampai sekarang belum pulang” ucap Hoya. Shilla menyesap teh buatan Hoya kemudian meletakkan gelas itu ke meja di depannya.

“Tak bisakah aku menginap disini malam ini?” Tanya Shilla. Hoya menggelengkan kepalanya.

“Selesaikan masalahmu dengan Siwon Hyung Shilla-ya. Kau hanya akan membuatnya semakin khawatir kalau kau tak pulang’ tolak Hoya.

“Keunde..”

“Setidaknya pulanglah untuk Adam. dia pasti cemas karena kau belum pulang, hm?” bujuk Hoya. Shilla hanya diam. Ia merindukan anaknya tapi ia belum siap untuk menghadapi Siwon. Ia masih tak tahu harus bagaimana menghadapai suaminya itu.

Hoya mengelus rambut Shilla singkat. “Kurasa..Siwon Hyung akan menjelaskan semuanya padamu, nanti Shilla-ya. pulanglah dan selesaikan masalah kalian. Aku hanya ingin kau dan Siwon Hyung bahagia” ucap Hoya. Sontak Shilla menatap Hoya.

“Wae? Kenapa kau ingin kami bahagia? Kau pernah bilang kau mencintaiku..apa semua itu hanya kebohongan?”

Hoya terkekeh kecil. “Aku sudah bilang, kan? Aku tak pernah bohong dengan perasaanku. Aku mencintaimu itu adalah sebuah kebenaran. Dan kurasa aku pernah bilang aku tak seharusnya mencintaimu?” shilla menganggukkan kepalanya.

“Itu karena dari awal aku tahu kau istri Siwon Hyung. Orang yang selama ini aku bersumpah akan terus aku lindungi dan aku dukung. Sejak awal aku tahu aku tak seharusnya mencintaimu karena aku tahu betap aSiwon Hyung mencintaimu. Begitu pula dirimu” Hoya berucap lembut. Shilla hanya menatapnya bingung.

“Tapi toh…kita tak bisa memilih untuk mencintai siapa, kan? Ketika hati kita sudah merasakan cinta maka terkadang logika tak lagi memegang kendali” tambah Hoya. Shilla masih diam.

“Dan aku tak pernah menyesal telah mencintaimu Shilla-ya. meski begitu aku tak berniat untuk menggantikan posisi Siwon Hyung di hatimu karena aku tahu aku tak bisa. Seberapa keraspun aku mencoba kurasa kau akan terus mencintai Siwon Hyung. Dan aku..tak ingin melukai kalian berdua. Aku menyayangi kalian berdua”

“Wae?”

“Hm?”

“Kenapa sepertinya kau sangat peduli dengan Siwon Oppa? kenapa sepertinya kau sangat menurut dengan semua perintah SIwon Oppa?” Tanya Shilla penasaran. Hoya tersenyum tipis.

“Karena aku berhutang budi banyak padanya Shilla-ya. aku tak akan berada pada posisiku sekarang ini kalau bukan karena Siwon Hyung dan keluarganya. Mungkin malah aku sudah tak lagi hidup jika Siwon Hyung tak pernah hadir dalam kehidupanku” ungkap Hoya. Shilla hanya memperhatikan Hoya.

“I was…a child from..from…a low concubine” lirih Hoya. Shilla membulatkan matanya tak percaya.

“When nobody even my dad didn’t even care about me and my sister…Siwon Hyung and his parent did that. They cared about me and didn’t care about who I am. Yang mereka lihat hanyalah…ada dua anak kecil menyedihkan yang membutuhkan kasih sayang. And..they took us. Mereka memberiku dan adikku hidup yang layak Shilla-ya. tanpa pernah menyinggung sedikitpun masa lalu kami” ucap Hoya.

“When my mom died because of servict cancer..Siwon Hyung gave his shoulder to give me strength. Ketika semua teman-teman sekolahku selalu mengolok-olokku maka Siwon Hyung akan menjadi pelindung dan pembela untukku. Dan ketika…adikku…” hoya terdiam sejenak. Air matanya mengalir mengingat masa lalunya yang tak mudah itu.

“Dan ketika adikku mewarisi penyakit Eoma… Siwon Hyung tak pernah meninggalkanku sedikitpun. Ia bahkan tanpa jijik menemani adikku kemoterapi. Ia bilang…JIhyo, adikku, adalah adiknya juga. Dan ketika aku tak punya keluarga lagi…Siwon Hyung bersedia menjadi kakakku. Aku terlalu banyak berhutang budi padanya Shilla-ya” ucap Hoya. Shilla ikut meneteskan air matanya mendengar cerita Hoya. Ia merentangkan tangannya dan memeluk Hoya.

“Itu sebabnya kau mengikuti jejak Siwon Oppa menjadi undercover agent?” Tanya Shilla. Hoya menganggukkan kepalanya dalam dekapan Shilla.

“Ne. siwon Hyung tak pernah memaksaku melakukan hal itu. Itu kesadaranku semata. Kupikir dengan aku menjadi agent sepertinya aku bisa ikut melindunginya.” Jelas Hoya.

“Keunde..bukankah itu bahaya? Dunia hitam kalian?”

Hoya terkekeh pelan. “It’s not a simple black Shilla-ya”

“Huh?”

“It’s grey. Our world is grey. There is no simple black or white in our world. It’s ambigious like grey.”

“Mwo?”

“Kita bukan orang jahat ataupun orang baik. Kami memang bersekutu dengan SSAT dan beberapa intelegen lain. Tapi beberapa mafia bahkan juga menjadi teman kami. Kami bukan orang jahat tapi kami juga tak terlalu baik karena kami bisa mengotori tangan kami dengan darah”

Shilla terdiam dengan ucapan Hoya. Mendengar kalimat itu keluar dari bibir Hoya jujur saja membuat SHilla sedikit merasa takut.

“Membunuh orang adalah hal biasa tapi tak selalu kami lakukan. Kami tak sekedar menghabisi orang Shilla-ya. kami hanya melakukannya ketika mempertahankan diri dan jika memang hal itu sangat mendesak untuk dilakukan. But yeah..our hands is dirty by blood sometime” ucap Hoya.

“Kalau begitu kenapa kalian tidak berhenti dari pekerjaan itu?” Tanya Shilla memberanikan diri.

“Aku akan berhenti ketika Siwon Hyung berhenti”

“Lalu kenapa ia tak berhenti?”

“Karenamu” Shilla membulatkan matanya dengan pernyataan Hoya. Ia tak mengerti apa maksud Hoya.

“Lima tahun lalu Siwon Hyung berencana berhenti untukmu dan Adam yang masih ada dalam kandungan saat itu. Dan sebelum berhenti Siwon Hyung ditugaskan untuk mengurus sebuah kasus. Keunde..kasus itu justru membuat Siwon Hyung tak bisa berhenti hingga saat ini”

“Maksudmu?”

“Boss besar mafia terbunuh saat itu. Dan..Siwon Hyung menjadi suspect utama. Tapi aku tahu Siwon Hyung tak mungkin melakukannya. Hanya saja…hal itu membuat Siwon Hyung tak bisa berhenti, tidak sampai masalah itu selesai.”

“Jangan bilang…pembunuhan itu terjadi..sebelum aku dikirim ke London?”

“Ne. kau diungsikan ke London karena Siwon Hyung merasa kau tak akan aman di Korea. Dan selama ini ia mati-matian menjauh darimu dan Adam juga karena masalah itu. Ia tak mau keberadaan kalian terungkap dan malah membuat kalian tersakiti Shilla-ya” jelas Hoya. Shilla menutup mulutnya dengan punggung tangannya.

“Dia terlalu mencintaimu hingga tak ingin kau terluka Shilla-ya. maafkan dia jika sikapnya itu malah menyakitimu. Keunde..dia tulus ingin melindungi kalian” ucap Hoya. Shilla tak tahu harus mengatakan apa sekarang.

“Jadi..pulanglah Shilla-ya. selesaikan masalahmu dengan Siwon Hyung”

=Grey Part 8=

Siwon membuka kamar Adam pelan. Anaknya itu terlihat sudah terlelap dalam tidurnya. Waktu menunjukkan pukul 9 malam dan sampai sekarang Shilla belum menunjukkan batang hidungnya. Membuat Siwon sangat khawatir. Membuatnya merasa takut kalau Hoya tak bisa menenangkan Shilla.

Mungkin cara Siwon cenderung seperti orang bodoh. Ia membiarkan orang lain untuk menenangkan istrinya. Tapi menurut Siwon jika ia sendiri yang turun tangan justru akan membuat masalah semakin runyam. Ia tahu Shilla tak akan mudah mendengarkannya tapi tidak untuk Hoya. Dan jujur saja hal ini membuahkan sebuah kecemburuan tersendiri sebenarnya.

Mengingat bagaimana istrinya jauh lebih ‘penurut’ pada pria lain membuat Siwon terkadang merasa cemburu. Bagaimana Shilla terlihat begitu nyaman disamping Hoya dan tidak untuknya. Semua itu membuahkan rasa sesak yang terkadang nyaris membuatnya susah bernapas.

Siwon duduk dipinggiran tempat tidur Adam. Ia menatap wajah anaknya itu. Wajah polos anaknya saat tidur itu entah bagaimana membuat Siwon merasa lebih tenang. Wajah polos anaknya terlihat seperti malaikat untuknya.

“Jungwon-ah…how am I supposed to do?” bisik Siwon pada sosok tidur Adam. Ia tahu Adam tengah terlelap dalam tidurnya jadi rasanya tak mungkin anaknya itu akan menanggapi ucapan Siwon.

Sejujurnya hal ini kerap kali Siwon lakukan di tengah malam. Tanpa siapapun ketahui ia kerap kali menyelinap ke kamar Adam dikala malam dan ‘berbicara’ dengan anaknya itu. Ia tak tahu kepada siapa ia harus berbagi kisah selain pada Adam. Pada sosok yang sama sekali tak tahu kalau ayahnya kerap berbagi kisahnya.

“Will your mommy forgive me?” Tanya Siwon lagi. Ia menyisir rambut hitam Adam. Mengusapnya lembut.

“Tell me what should I do baby Jungwonie. What should I do to make thing’s right” Siwon menghela napasnya. Rasanya setiap gerak langkahnya, setiap tindakannya tak pernah benar untuk orang lain. Rasanya setiap yang ia lakukan hanyalah sebuah kesalahan.

“Bisakah kau berdoa untuk ayahmu yang jahat ini Jungwonie? Aku hanya ingin yang terbaik untuk kalian. Aku hanya ingin suatu hari aku bisa bahagia bersama kalian. Bisakah kau bantu ayahmu ini untuk berdoa, Jungwonie?” lirih Siwon. Matanya serasa memanas dengan air mata yang nyaris menyeruak.

Siwon tersenyum tipis lantas mengecup kening Adam lembut. “Sleep well, baby” ucapnya kemudian keluar kamar Adam. ia lantas berjalan menuju kamarnya. Sayangnya langkahnya sontak terhenti ketika ia melihat sosok Shilla berdiri di hadapannya. Kamar Shilla dan Siwon memang bersebelahan.

Keduanya hanya saling menatap untuk beberapa saat. Dalam hati Siwon sedikit lega karena paling tidak Shilla masih mau pulang. hanya saja melihat wajah Shilla yang sembab kini membuat Siwon mengerti kalau istrinya itu pastilah terluka begitu dalam.

And it’s all because of me.

Siwon ingin mengucap sepatah kata tapi rasanya semuanya tercekat di tenggorokannya. Ia tak tahu kata apa yang tepat untuk diucapkan. Ia takut ketika kata yang terucap itu justru hanyalah akan menyakiti Shilla lebih dalam. Ia menghela napasnya kemudian menyentuh knop pintunya.

“Kau tak ingin mengatakan apapun?” ucapan Shilla itu membuat Siwon terdiam. Tangannya masih terdiam di knop pintu. Dan tubuhnya serasa membeku.

“Tak ada yang ingin kau jelaskan?” tambah Shilla. Suara Shilla seolah menyiratkan sebuah kekecewaan.

Banyak yang ingin Siwon katakan sejujurnya. Tapi ia tak tahu harus memulai dari mana. Ia tak tahu harus mana dulu yang ia jelaskan.

Siwon masih diam membelakangi Shilla.

“Hoya told me everything. Aren’t you gonna say something to me?” Tanya Shilla lagi. Ia ingin mendengar penjelasan itu keluar dari mulut Siwon sendiri. Tapi kenapa rasanya begitu susah? Kenapa rasanya Siwon sangat senang menyembunyikan hal dari Shilla?

Shilla tertawa kecil, tertawa miris. “How pathetic I am!” ucapnya. Siwon memejamkan matanya, merasakan perih ketika Shilla mengatakan hal itu.

It’s me who pathetic Shilla-ya.

Siwon membalikkan badannya. Hanya untuk mendapati Shilla yang telah menyerah dan hendak menuju kamarnya itu. Siwon menggelengkan kepalanya kemudian menahan lengan Shilla. Detik berikutnya yang Shilla tahu adalah Siwon telah meraihnya dalam dekapannya.

GREP

Dunia serasa berhenti berputar ketika Siwon melakukan hal itu. Pria itu membenamkan wajahnya di leher Shilla sementara tangan pria itu mengelus rambut Shilla lembut.

“Bogoshipo!” desahan lirih itu membuat Shilla nyaris mati rasa. tangan kanan Siwon masih mengelus rambut Shilla.

“Jeongmal bogoshipo Shilla-ya.” Ucapan lirih itu serasa bagai nyanyian indah di telinga Shilla. Sejujurnya kalimat itu adalah yang ingin Shilla dengar ketika mereka pertama kali bertemu sepulangnya Shilla dari London. Tapi saat itu rasanya Siwon terlalu egois hingga menyimpan perasaannya.

“ I miss you to the extent that it hurts, Shilla-ya” ulang Siwon. Shilla masih terdiam dalam dekapan Siwon. Ia tak melepas pelukan itu ataupun membalasnya. Ia hanya terpaku tanpa berani menggerakkan satu sendinya sedikitpun.

“Mianhae. Jeongmal mianhae. Naega jalmothaesseo. Maafkan aku Shilla-ya” gumam Siwon lagi. Shilla masih tak bergeming. Ia hanya mendengarkan setiap gumaman Siwon.

Siwon melepas pelukannya. Ia memegang wajah Shilla dengan kedua tangannya. Seketika itu juga Shilla dapat melihat air mata yang Siwon keluarkan dari kelopak matanya.

Dia..menangis.

“Naega jalmothaesseo. Mianhae, eo?” Tanya Siwon. Shilla hanya memandang Siwon diam. Ia bisa melihat ketulusan di wajah Siwon. Sejujurnya kata maaf itu yang ingin Shilla dengar dari Siwon.

TESS

Shilla juga ikut meneteskan air matanya. Ia tak mengerti kenapa. Hanya saja melihat air mata mengalir dari pelupuk mata Siwon membuatnya juga merasakan perih.

Siwon menghapus air mata Shilla dengan jarinya. “Aku begitu banyak menyakitimu aku tahu itu. Keunde…neomu mianhae” ucap Siwon. Ia ingin menghapus air mata Shilla lagi tapi istrinya itu menepis tangan Siwon. Dan detik berikutnya yang Shilla lakukan membuat Siwon terpana.

Shilla membenamkan wajahnya di dada Siwon. Kali ini bukan Siwon yang memeluk Shilla tapi sebaliknya. Shilla bahkan menangis dalam dekapan Siwon.

Shilla memukul dada Siwon pelan. “Kenapa baru mengatakannya sekarang? Kau tahu berapa lama aku menantikan kalimat itu, huh? Kenapa kau suka sekali menyiksaku, huh?” isak Shilla. Ia masih terus memukul dada Siwon.

“Mianhae Shilla-ya. Jeongmal mianhae” ucap Siwon. Shilla menggelengkan kepalanya keras. Ia malah terisak semakin keras dalam dekapan Siwon. Membuat Siwon semakin mengeratkan pelukannya. Seolah ia tak ingin sedikit saja melepaskan Shilla.

Mereka hanya bertahan dalam posisi itu. Tak ada kata yang keluar dari bibir Shilla, bibirnya terlalu sibuk mengeluarkan isakan tangis hingga ia tak mampu mengatakan apapun. Sementara Siwon terus mendekapnya dengan terus menggumamkan kalimat maaf untuk Shilla. Mereka berdua menangis bersama di depan pintu kamar Shilla.

Meluapkan segenap perasaan perih yang selama ini serasa menghimpit dada mereka. Membuat mereka tak bisa bernapas normal karena derita yang mereka rasakan.

Yang tak mereka tahu adalah kalau sekarang sepasang mata tengah memperhatikan mereka. Sebuah senyum kecil terkembang di bibir kecilnya. Adam terbangun beberapa menit lalu dan ia berniat untuk melihat ke kamar Shilla apakah ibunya sudah pulang. nyatanya ia dikejutkan dengan adegan di depannya itu.

Senyuman Adam semakin lebar ketika ayah dan ibunya saling berpelukan. Ia ingin berlari kearah mereka berdua dan ikut dalam adegan pelukan hangat itu. Hanya saja ia mengurungkan niatnya. Ia ingin memberikan waktu kepada kedua orang tuanya. Dan berharap kalau sebentar lagi impiannya memiliki keluarga sempurna akan terwujud. Dan dengan itu Adam kembali ke kamarnya. Sepertinya ia akan mimpi indah setelah ini.

=Grey Part 8=

Siwon menyisir rambut Shilla dengan jarinya. Sesekali ia mengecupi puncak kepala Shilla. Berada dalam posisi sekarang ini sesungguhnya sudah lama ingin Siwon lakukan. Merasakan kehadiran Shilla tepat disampingnya saat tertidur. Dengan merelakan tangannya sebagai bantal untuk Shilla tidur.

“Kau tahu? Rasanya aku masih tak percaya aku bisa memelukmu lagi seperti ini” ucap Siwon lembut. Shilla sedikit mendongakkan kepalanya untuk menatap Siwon yang terbaring tepat di sebelahnya.

“Kalau begitu kenapa kau menyiksa kita berdua, hm? Kau pikir aku baik-baik saja dengan semua sikapmu? Itu sangat menyakitkan, kau tahu?”

“Ara. Untuk itu aku minta maaf. Aku hanya tak ingin sikap egoisku membuat kau dan Jungwon justru akan menderita Shilla-ya. Aku tak ingin karena aku begitu egois ingin memeluk kalian, bahagia bersama kalian, dan pada akhirnya aku harus menelan pahit kalau kalian justru menjadi dampak karena keegoisanku itu” ucap Siwon.

“Sayangnya sikapmu itu justru membuat kami berdua tersiksa Oppa. kau tahu? Aku sangat membencimu saat kau tiba-tiba memutuskan kontak antara kita berdua. Aku kesepian dan kau sepertinya sama sekali tak peduli. Kau tahu bagaimana itu rasanya? Menyakitkan Oppa” ucap Shilla. Siwon terus mengelus rambut Shilla.

“Mianhae. Aku peduli padamu Shilla-ya. Sangat. Itulah kenapa aku menyuruh Hoya untuk menyusulmu. Mianhae kalau sikapku ini justru membuatmu tersakiti. Keunde…aku benar-benar tak ingin kau ataupun Adam terluka Shilla-ya”

“Tak bisakah saat itu kau saja yang menyusulku? Kenapa harus menyuruh Hoya? Kenapa kau memutuskan hubungan kita Oppa? kenapa kau membuatku terus mempertanyakan keadaanmu?”

“Karena…jika aku melakukannya maka kurasa tidak akan aman untukmu Shilla-ya. Mereka…anak buah pria itu sudah mulai mencurigaiku Shilla-ya. Dan..sejujurnya semua ponsel dan alat komunikasiku telah disadap. Aku tak ingin mempertaruhkan keberadaan dan keselamatan kalian untuk itu. Keurigo…aku memutuskan kontak kita Shilla-ya” jelas Siwon. Shilla hanya diam. Ia hanya ingin mendengar semua penjelasan dari Siwon.

“Setiap gerak-gerikku selalu diawasi Shilla-ya. Dan pekerjaan sebagai undercover agent itu…kau tentu tahu kalau musuh yang mengejar bukan hanya satu Shilla-ya. Dan aku tak mau kau tersiksa karena musuhku itu. Mianhae” ucap Siwon. Shilla mendongakkan matanya lagi.

“Kenapa Hoya?”

Siwon tersenyum singkat. “Karena aku tahu kau akan percaya padanya. Just like the way he made me trust him, I know he can make you trust him too. Dan benar kan?”

“Ehm”

“Aku tak bisa mempercayai orang lain untuk menjagamu selain Hoya Shilla-ya. I can’t trust you for another person but Hoya. Because I trust him.” Ucap Siwon. Shilla tersenyum singkat. Ternyata suaminya itu mengerti dirinya lebih dari yang ia bayangkan. Ia bahkan tahu siapa orang yang bisa Shilla percaya.

“Kau tahu? Setiap hari aku selalu mengusik Hoya untuk memberitahuku keadaan kalian. Dan setiap hari dia selalu dengan sabar memberikan laporan padaku. dan foto di dompetku waktu itu..Hoya yang mengambilnya. Aku memintanya untuk memberitahu seperti apa wajah anakku” ucap Siwon.

“Dan maafkan aku karena aku tak bisa menemanimu saat kelahiran Adam. sejujurnya aku sangat ingin terbang ke London saat itu juga..keunde…aku tak bisa. aku terlalu pengecut. Maafkan aku Shilla-ya”

“Ehm”

Shilla mengembangkan senyumnya lagi sebelum ia mempersempit jarak diantara mereka. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Siwon. Siwon tersenyum dan mengecup kening Shilla.

“Saranghanda, Shilla-ya” bisik Siwon. Shilla tersenyum kemudian memejamkan matanya.

Let this happiness last long, Please.

=Grey Part 8=

“Boss!” panggilan itu membuat pria yang kini duduk di kursi kerjanya itu membalikkan badannya. Bawahannya datang bersama pria yang notabene adalah kakak dari pria yang dipanggil boss itu.

“Kau membawa kabar baru?” Tanya boss berambut coklat halus itu. Sang bawahan menganggukkan kepalanya.

“Andrew…sudah berkeluara boss.” Jawab anak buahnya itu. Sang boss menautkan alisnya bingung.

“Kupikir dia masih single?”

“Ne. tidak banyak yang tahu kalau Andrew sudah menikah boss. Kebanyakan orang tahu kalau Andrew masih single dan belakangan ini ia bahkan digosipkan dekat dengan seorang model papan atas. Tapi..dia bahkan sudah menikah enam tahun lalu. Dan…dia sudah memiliki seorang anak dari hasil pernikahannya” jelas bawahannya itu.

“Kalau begitu..kemana mereka selama ini?”

“London”

“London?”

“Ne. lima tahun lalu Andrew mengirim istrinya yang tengah mengandung ke London. Tepat beberapa hari setelah boss Philip meninggal. Kurasa ia sengaja menyembunyikan istri dan cabang bayinya waktu itu” jelasnya kemudian. Sang boss menyeringai kecil. Ia mulai bisa menebak jalan pikiran musuhnya itu.

“Kalau begitu kau bisa langsung menghabisi mereka, kan? Andrew dan keluarganya” ucap saudara sang boss itu menginterupsi. Sontak boss itu menatap saudaranya itu tajam.

“Harus berapa kali aku katakan? Jangan pernah menyentuh mereka. Mereka itu urusanku” marah sang boss. Kakaknnya itu sedikit bergeming dengan ucapan si boss besar itu.

“Kau lupa siapa Andrew? Dia pembunuh ayah kita!”

“Tak perlu kau ingatkan aku bahkan sudah tahu dan akan mengingat hal itu hingga akhir hayatku!”

“Kalau begitu jangan bersikap lembek dan balaskan kematian ayah kita. Kenapa? Kau tak bisa melakukannya? Maka biar aku yang turun tangan!”

BRAK

Boss bermata coklat itu menggebrak meja di depannya. “Berhenti mengatakan apa yang harus aku lakukan! Aku boss disini, bukan dirimu, Hyung!” ejek sang boss. Keduanya saling menatap dengan tajam. Sementara si anak buah bernama Kyle itu tak berani menyela sedikitpun. Kedua orang kakak beradik itu cenderung menyeramkan ketika mereka tengah bertengkar.

“Aku tahu apa yang harus aku lakukan dengan pembunuh abeoji. Dan tenang saja, aku tak akan membiarkannya hidup tenang setelah apa yang ia lakukan pada abeoji. Lagipula..kenapa kau begitu bersemangat untuk membunuhnya, huh?” ucap sang boss itu. Kakaknya terdiam untuk beberapa saat.

“Karena…aku membencinya. Karenanya ayah kita meninggal.”

“Ah geuraekuna? Kau bersikap seolah-olah kau ini anak yang baik untuk abeoji”

“Salah memangnya? Toh aku anaknya jadi wajar kalau aku ingin membalas kematiannya, kan?”

“Tck! Jangan bersikap seolah kau ini malaikat Hyung. Apa kau lupa sikap burukmu pada abeoji beberapa tahun silam? However you were just his illegitimate son.” Seringai sang boss. Kakaknya itu menahan amarahnya. Ia ingin memukul adiknya itu tapi ia menahannya. Ia tak punya cukup power untuk melakukannya. Bagaimanapun adiknya benar, yang boss disini bukan dirinya tapi adiknya. Jadi ia tak ingin gegabah. Ia memilih untuk meninggalkan ruangan itu dengan kesal.

“Kyle..” panggil sang boss.

“Ne.”

“Kau..sudah berapa banyak kau tahu tentang keluarga kecil Andrew?”

“Sedikit susah untuk mengumpulkan informasi tentang istri dan anaknya mengingat selama lima tahun ini mereka di London. Keunde…ini..nama dan beberapa identitas pendukung tentang mereka” ucap Kyle sembari menyerahkan sebuah berkas pada sang boss. Boss itu membuka folder permberian Kyle itu.

“Ini…benar istri dan anak Andrew?”

“Ne” Kyle menganggukkan kepalanya.

“Kau…tidak melakukan kesalahan kan? Kau sudah pastikan kalau informasinya tepat?” Tanya boss itu memastikan. Kyle mengeryitkan keningnya heran.

“Ne. aku tak mungkin melakukan kesalahan boss. Keunde wae? Ada yang salah?” Tanya Kyle. Boss itu menatap berkas pemberian Kyle itu berkali-kali lalu mendongakkan kepalanya menatap Kyle.

Boss itu menggelengkan kepalanya. “Ani. Ani…kau..sudah melakukan tugasmu dengan baik”

“Jadi..boss ingin menggunakan mereka untuk menekan Andrew?” Tanya Kyle memastikan. Sang boss terlihat sedikit tidak focus. Seolah ia tengah memikirkan sesuatu.

“Boss?”

“Ah ne?”

“Apa..aku harus menyandra mereka dan menjadikan mereka umpan? Kupikir Andrew pasti akan memberikan hidupnya ketika anak dan istrinya kita Sandra.” Ucap Kyle. Sang boss menggelengkan kepalanya lagi.

“Ani. Change plan”

“Mwo?” Kyle menatap bossnya itu bingung. Sang boss hanya menatap Kyle datar.

“Kau keluarlah dulu Kyle. Aku akan memberitahumu apa rencana selanjutnya” ucap sang boss. Kyle menatap bossnya ragu tapi toh ia mengikuti perintah bossnya itu.

=Grey Part 8=

KRING KRING

Siwon menggeliat dari tidurnya ketika ia mendengar bunyi ponselnya mengganggu tidurnya. Ia menguap singkat kemudian meraih ponsenya yang ada di meja samping tempat tidurnya. Shilla sudah tak ada bersamanya, sepertinya istrinya itu tengah memasak atau membangunkan Adam.

“Yoboseyo” ucap Siwon dengan suara serak habis bangun tidurnya.

“Done with your beautiful sleep,,,,Andrew?” suara itu sontak membuat Siwon seketika membulatkan matanya. Ia tak lagi merasa ngantuk dengan mendengar suara si peneleponnya.

“Kurasa jawabannya iya. Nikmati saja tidur indahmu untuk sekarang sebelum kau tak bisa merasakannya lagi..Andrew” ucap suara itu lagi. Siwon hanya mendengarkan tapi ia tak bisa membohongi kalau sekarang dadanya tengah bergemuruh.

“Wae? Kenapa kau tak menjawabku, Andrew? Ah or should I say…Choi Siwon?” ucap penelepon itu lagi. Siwon membulatkan matanya lagi. Dadanya berdetak cemas.

“Wae? Kau takut denganku? Kau bahkan tak takut saat membunuh ayahku. Kenapa kepada anaknya yang malang ini kau malah terlihat takut, huh?” ucapan intimidasi itu tak ayal membuat Siwon tahu siapa peneleponnya itu.

“Gwenchana. Kau tak perlu takut sekarang. I won’t hurt you….yet. just wanna say hy to you Andrew” ucapnya kemudian menutup sambungan teleponnya. Siwon masih terpaku dengan handphone yang masih menempel di telinganya itu.

Hero…bagaimana dia tahu? Secepat ini?

To be continued….

 

And this is another twist..lol..masih ada 1 lagi tenang aja..wkwk

I feel bad for making Hero as a bad guy here..but its my plot..so sorry….*dia baru aja sakit n eke malah bikin dia kek gini…maafkan aku booJae*

Kalau makin aneh dan garing ni part..maaf ya..hehe 😀